Chapter 1

59 10 7
                                    

Kicauan burung pagi ini mengusik tidur nyenyak seorang gadis yang diketahui bernama Michel. Perlahan kedua kaki mulusnya itu turun dari ranjang dan meraba nakas yang ada disebelah ranjangnya untuk mencari jam wekernya dengan kesadaran yang belum sepenuhnya.
Jam weker masih menunjukkan pukul 04.30 am, namun karena hari ini adalah hari yang cukup sibuk, Michel langsung bergegas menuju kamar mandi.
Hanya dalam hitungan menit, Gadis itu keluar dari kamar mandi dengan tubuhnya yang hanya ditutupi handuk, berjalan menuju almari dan mengambil seragam untuk dikenakannya. Kemudian Michel berjalan menuju meja riasnya hanya sekedar untuk menyisir rambut, memakai parfum, dan memoles sedikit wajahnya dengan bedak.
Tak terasa waktu berjalan begitu cepat, Michel langsung menuju ke meja makan karena itu adalah kebiasaan yang setiap pagi dilakukan, untuk sarapan dengan keluarganya. Namun niat itu ia urungkan setelah melihat jam yang ada dipergelangan tangannya. Wanita paruh baya yang sering Michel panggil Mama, menyapa anak semata wayangnya yang berjalan sambil membawa sepasang sepatunya.
"Sayang... ayo sarapan dulu, ini Mama udah siapin makanan kesukaan kamu."
"Tapi Ma... Michel udah terlambat."
"Ya udah.. hati-hati dijalan ya sayang.. jangan ngebut-ngebut bawa mobilnya."

~Michel POV~
Tanpa lama-lama, gue langsung bergegas menuju sekolah dengan mengendarai mobil yang dilajukan dengan kecepatan yang tinggi, tanpa menengok ke arah kanan kiri gue langsung menyebrang, dan ternyata dari arah kanan ada sebuah mobil berwarna hitam melaju dengan kecepatan yang tinggi juga. Alhasil mobil itu spontan mengerem, namun tak bisa dihindari, mobil itu menabrak mobil yang gue kendarai . Gue langsung teriak dengan kencang dan tiba-tiba pintu mobil itu terbuka.
Terlihat seorang lelaki yang seumuran dengan gue, memiliki kulit putih, tinggi, dan berpostur ideal, ganteng sih... banget malah. Eh kenapa gue jadi ngelantur kalau ngmong. Dan lelaki yang gak gue ketahui namanya itu, menghampiri mobil gue.
"Eh!! Lo itu sebenarnya bisa gak sih bawa mobil!!?
Kenapa dia jadi ngebentak gue, kan udah jelas kalau dia yang nabrak, kenapa jadi gue yang salah?? Aneh.
"Ma... maaf tadi gue buru-buru soalnya gue udah terlambat."
"Udah, gue gak mau tau alasan lo, sekarang gue mau lu ganti rugi."
Nih orang, udah bagus gue minta maaf coba aja kalau gue kebawa suasana.
"Tapi gue kan udah minta maaf, lagian yang nabrak gue itu lo, kenapa gue yang harus ganti rugi?"
"Emang perminta maafan lo bisa perbaikan mobil gue? Gak kan, ya udah lo harus ganti rugi."
"Tap.."
"Pokoknya lo harus ganti rugi, gimanapun juga ini semua gara-gara lo."
Nyesel deh gue minta maaf sama tu orang, masih baik gue mau minta maaf, pakek motong ucapan gue lagi. Kan anjir banget tuh orang_-
"Enak aja, gak!! Gue gak mau, lagiankan mobil lo gak rusak, yang rusak itu mobil gue."
"Ta tapi.. tau ah, pokoknya lo harus ganti rugi!!"
Bodo amat, mau dia minta ganti rugi atau segala macem, gue gak bakal mau!! Daripada gue telat, mending gue tinggalin aja nih orang, daripada entar gue telat.
.
.
.
.
.
.
.
.
Setibanya di sekolah, gue langsung keluar dari mobil dan bergegas menuju kelas. Kali ini nasib gue cukup baik, karena datang ke sekolah tepat waktu, padahal tadi waktunya sempet terbuang sia-sia karena kejadian barusan.
Tak lama kemudian bel masuk berbunyi dan pelajaran akan segera dimulai. Kebetulan jam pelajaran pertama hari ini fisika. Sesegera mungkin gue ngebuka buku untuk belajar dan mengingat beberapa rumus kemarin, namun hanya beberapa menit saja. Karena bu Shiren, guru fisika gue udah dateng. Eh tapi... kok sama seorang pria?? Udah dapat dipastikan kalau dia murid baru, ya masak Bu Shiren mau ngenalin security baru, kan gak lucu. Tapi kok kayaknya gue gak asing ya sama tuh wajah dan sepertinya gue pernah ketemu sama orang itu.
Bu Shiren langsung mempersilahkan pria itu untuk memperkenalkan diri, dan gue semakin yakin kalau pria itu... yups benar!! Dia yang nabrak gue dijalan dan minta ganti rugi.
"Disciples today we arrival of new students, please introduce yourself."
"Hi personality my name is Justin Marchell, you guys can call me Justin. I am moving from a school that is a favorite in Jakarta. I moved here because my parents were assigned here."
"Okay, I think enought introductions from Justin, I hope you'll like it here. Please sit in the back of Michel."
Dan benar sekali dugaan gue, bahwa pria yang bernama Justin itu adalah laki-laki yang nabrak gue tadi, mampus dah gue. Lagian By Shiren ngapain juga sih nyuruh nih orang duduk di belakang gue?
"Baiklah, sekarang keluarkan buku kalian masing-masing kita lanjutkan materi yang kemarin."
Bu Shiren pun kembali menerangkan materi lanjutan kemarin dan menyuruh kami untuk mengerjakan soal yang ia tuliskan. Namun tiba-tiba kursi yang gue tempati didorong oleh anak baru itu, sontak gue pun memarahinya. Kan ganggu banget, gue udah konsentrasi sama pelajaran malah situ sibuk dengan dunianya sendiri.
"Eh, lo apaan sih ganggu orang aja."
"Tolong ambilin bolpoin gue dong."
Emosi gue semakin memuncak dan akhirnya meluap dengan begitu saja.
"Emang lo gak bisa ambil sendiri." Sambil menoleh ke arah Justin.
"Lo?? Bukannya lo yang tadi nabrak gue?"
"Menurut lo? Udah deh, males gue ngomong sama lo."
"Ooo... jadi lo sekolah disini juga?"
"Iya, emang kenapa kalau gue sekolah disini? Lo gak suka?"
"Emang sulit juga ngomong sama creek kayak lo, bawel!!"
Sambil menekan kata terakhirnya.
"Biarin aja, yang bawel gue, emang masalah ya buat lo."
"Udah deh, gue males ngomong sma lo."
"Emang lo fikir gue mau guru ngomong sama lo? Gue juga males."
"Tapi lo harus tetap ganti rugi sama mobil gue."
"Gak!! Lagian yang nabrak kan lo, kenapa jadi gue yang harus tanggung jawab, dasar pria gak tau diuntung."
"Tapi itu kan juga gara-gara lo!! Nyebrang gak liat-liat."
Karena gue sama tuh makhluk bertengkar terus, dan gue juga udah mulai gak bisa ngontrol emosi, hingga akhirnya Bu Shiren mendengarnya dan langsung ngasih hukuman sama kita. Eh 'kita'? Gak! Maksud gue, gue sama Justin. Untuk membersihkan toilet selama 1 Minggu, ya elah bu... emang gak ada gitu hukuman yang lebih baik, ya misalnya gue do scors 1 Minggu aja. Lama-lama gue males sekolah gara-gara tuh orang.
.
.
.
.
.
.
.
.
Bel pulang telah berbunyi, akhirnya pulang juga. Lega rasanya, baru kali ini gue nemuin laki-laki yang bawek kayak Justin, heran deh gue, kan biasanya yang namanya laki-laki pasti pendiem, ini malah justru kebalikannya.
Gue segera berkemas dan keluar kelas, tapi nasib gue buruk banget kali ini. Ternyata Justin belum pulang dan dia ngehadang gue, ya biasahlah... ora cantik mah banyak fans😂
"Eh, lo mau kemana?"
"Mau pulang lah, masak mau ke mall."
"Gak!! Lo gak boleh pulang dulu sebelum ganti rugi sama mobil gue."
"Gue harus bilang berapa kali sih sama lo? Kalau gue gak akan mau ganti rugi!!"
"Tapi gue gak akan biarin lo pulang sebelum ganti rugin"
Tiba-tiba ponsel gue berbunyi, akhirnya gue bisa ngehindar dari Justin. Gue berjalan menjauh dari Justin untuk mengangkat telpon.
"Halo, iya ada apa Ma?"
"Hallo.. sayang? Nanti kamu ke bandara ya?"
"Emang ada apa sih ma? Siapa yang mau dateng?"
"Keyla mah kesini, pokoknya nanti kamu ke bandara ya, buat jemput Keyla, soalnya mama mau nyusul papa kamu keluar kota."
Kebiasaan deh mama, main matiin telpon aja, kan gue belum bilang iya atau gak, malah udah dimatiin duluan.
Gue berjalan menuju parkiran, tapi kok kayak ada yang ngikutin ya?? Dan ternyata benar, tuh manusia bawel ada dibelakang gue dan berusaha untuk menghentikan gue. Bodo amat lah ya, gue jalan aja terus sampai ke parkiran dan langsung gue tancap gas. Akhirnya gue pun lolos dari Justin.
.
.
.
.
.
.
.
.
Eh... btw Keyla kenpa tiba-tiba datang ke London?? Apa mungkin karena orang tuanya yang sering punya masalah hingga membuat Keyla jenuh di rumahnya?
Sesampainya di bandara gue berusaha mencari keberadaan Keyla, namun nihil, gue gak nemuin Keyla. Kenapa gue gak telpon Keyla aja?? Bodo banget sih gue, kenapa gak dari tadi.
"Hallo... Key, kamu dimana?"
"Aku udah sampai di bandara, kami dimana?"
"Aku juga udah ada di bandara, tapi kamu kok gak ada?"
"Ya udah mendingan kamu keluar dari bandara dulu Chel.. soalnya ini aku masih mau ngambil koper."
"Ya udah, kalau gitu aki tunggu di cafe depan bandara ya?"
"Iya, lagian aku gak lama kok, bentar lagi aku nyusul."
Gue menutup telpon dan pergi meninggalkan bandara untuk menunggu Keyla di cafe. Udah cukup lama gue nunggu Keyla di cafe, tapi tuh anak kok masih belum keluar-keluar juga sih dari bandara. Dan seketika ponsel gue berbunyi, ada panggilan masuk dan itu dari Keyla.
"Iya hallo Key?
"Kamu dimana? Aku udah didepan Cafe."
"Kamu masuk ke dalam aja Key.. aku udah nungguin kamu dari tadi."
"Tapi aku bawa banyak barang, ya kali aku masuk."
"Ya udah, apa susahnya? Kamu bawa masuk sekalian aja kopernya."
"Aduuuh.. kayaknya kamu menidingan buruan keluar deh."
"Ya udah, iya iya aku keluar."
Hmmmmm.... akhirnya gue keluar dari cafe untuk menemui Keyla dan membantunya untuk memasukkan kopernya di dalam bagasi mobil. Dan gue segera menginjak pedal gas untuk pulang.
Dalam mobil suasana sangat hening, Keyla pun juga tak mengeluarkan sepatah kata. Mungkin karena dia sangat lelah hingga tertidur dengan nyenyak, yang membuatnya tak sadar bahwa kita udah sampai di rumah gue. Sebenarnya gak tega sih bangunin Keyla dari tidurnya, tapi gue harus bangunin masak iya gue tega biarin Keyla tidur di mobil, tak lupa gue juga nyuruh security buat bawa koper milik Keyla.
"Key.. Key... Keyla kita udah sampek di rumah."
"Kita udah sampek?"
"Iya, sekarang mendingan kamu turun, nanti aku tunjukkin kamar kamu."






Hai.... ini cerita pertama aku, maaf kalau ceritanya garing😂 namanya aja pemula harap maklum😂😂

The Problem Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang