Part 1

86 6 4
                                    

        Pagi ini aku sengaja bangun pagi, biasa lah piket kelas membuatku harus datang pagi. Setelah aku sudah siap, aku turunin tangga buat sarapan, entah sejak kapan ibu meneriaki namaku dari bawah.

"Ra, ayo turun, mama dah siapin makanan buat kamu nii!"

"ya ma, bentar, aku otw ni"

   Aku mulai sarapan pagi dengan menu seperti biasa, ya roti dengan selai selalu menemaniku sarapanku setiap pagi, mama emang punya prinsip seperti orang jepang.

Aku kesekolah hanya jalan kaki karena sekolahku yang tidak jauh dari rumahku. Seperti biasa aku berangkat dengan teman - temanku, mereka Erika, Cindy, Mona, Ica.

"Eh, tadi lo lama bnget sih, ga tau ditungguin apa? Kita sampe jamuren nunggu lo"  ica nyrocos dengan wajah cemberut.

"Iya sorry guys"jawabku asal

Tiba - tiba ada sepeda dari belakang menabrak Clara, Clara terjatuh dan buku yang dibawa berserakan ditanah. Teman - temannya hanya melongo tanpa ada yang peka buat bantu Clara berdiri.

"Sorry ya, gue lagi buru - buru" katanya dan langsung pergi begitu saja.

"Ra, lo ga pa pa kan?" tanya Erika padaku.

"Udah tau jatoh!, masih tanya!, aduh punya temen bego banget dah." jawabku ketus sambil berusaha berdiri, sedangkan Cindy dan mona mengambil bukuku yang tadi jatuh.

"Eh...tungguin kita dong ra" kata mereka serempak.Berusaha lari sambil mensejajarkan langkahku.

"Lo cepet banget sih jalannya, kaya diuber setan tau ga"  mona menepuk pundaku saat sudah didekatku sambil memegangi lututnya dengan kedua tangannya.

"Oh" menjawabnya sambil terus berjalan mendahului mereka.

"Ra, berenti gue mau tanya bentar"  Erika berkata dengan muka sangat serius membuat langkahku berhenti.

"apa?"

"Tadi Vano kan?"

"iya, trus napa?"

"kok dia kay ga kenal lo?" Cindy mendekatkan jaraknya dengku.

"ya lo tau sendiri kan gue pisan ama dia itu dah 9 taun, wajar aja dia kaya gak kenal gue dan lo tau juga kan gue dulu kaya apa?"

"Ya gue tau, tapi masa dia ga kenal sama sekali sama lo. Gue heran aja gitu."

"Males ah gue bahas Vano" sambil melirik mereka sebentar. Dan berlalu pergi meninggalkan mereka yang mematung ditempatnya karena aku bilang males bicarain Vano.

    Sampai kelas aku langsung duduk dan mengambil ponselku di tas. Mataku terbelalak menyadari aku telah dimasukan ke anggota Eksapala. "Kok aku dah dimasukin ke grup eksapala. Siapa yang masukin ya? Apa bu Shinta ya? Kalo bukan siapa?" tanyaku dalm hati. Aku mengecek nomor yang memasukanku ke grup itu. Belakangnya 3155, aku mulai membuka grup dan mencari nomor yang belakangnya 3155.
Aku terperanjat ketika membuka photo profil nomor yang aku curigai itu. "sumpah vano yang masukin ke grup eksapla?" Tanyaku kembali dalam hati.

" Ada apa ra kok lo kaya kaget sih?" tak kusadari temanku sudah berada disamping mejaku sambil melongok - longok kebawah. Saat aku sadar mereka kepo dengan ponselku, aku langsung menyembunyikannya ke loker meja.

" eng..engga kok ga pa pa" mencoba meringis didepan mereka walau sebenarnya aku gugup.

" Awas kalo lo bohong, lo tau kan kita bakal...." ica melolot menatap Clara.Clara memotong ucapan ica Sedangkan Clara bingung mau menceritaknya apa tidak. Dia berpikir lebih baik menceritakannya dari pada nanti dia kaya orang bego yang ga punya temen. Karena clara tau dia akan dibenci sama sahabatnya.

" Trus trus?" mona yang sangat antusias menatapku berharap melanjutkan ceritaku.

"mungkin vano disuruh Bu Shinta. Tapi, yang gue tanyain dia dapet darimana nomor gue padahal hanya orang - orang tertentu saja yang mempunyai nomor gue. Apa jangan-jangan kalian menyebar nomor gue ya?"

"enak aja lo nuduh kita!!, kita masih jaga nomor lo kok, ga kita sebarin lagian ga ada faedahnya nyebarin nomor lo!!" Ica seperti sudah naik darah karena kepercayaannya diremehkan oleh sahabatnya sendiri.

"sorry, gue ga nuduh kalian ko sorry ya?" mukaku memelas minta permohonan maaf pada mereka.

"Abis lo tadi serius banget ngomongnya"

"Eh.....emmmmm... kalian mau nyari siapa pelakunya yang nyebarin nomor gue?" pertanyaanku sukses membuat sahabatku menganggukan kepalanya.

"Siap captenku" ledek cindy sambil bersikap layaknya orang hormat.

Tettttt tettttttttttt

Bel masuk berbunyi menandakan pelajaran pertama dimulai.

"eh gue belum piket nih, gimana?"

"udah nanti aja, noh dah ada pak Saka didepan pintu" kata rafaell sedikit dengan nada mengejek Clara. Aku pun kembali duduk kekursiku.

Pak Saka sudah didepan kelas, dan langsung menebar senyumnya ketika masuk.

"Pagi anak-anak" sambil berjalan kemejanya

"pagi pak" semua siswa menjawabnya termasuk diriku.

"pagi ini bapak tidak bisa ngajar kalian full karena.....sekolah pulang lebih awal. Katanya sempat berhenti ditengah tengah

" Yeeeee horeeeee" semua murid berteriak kegirangan. Tak terkecuali denganku dan sahabat sahabatku.

"nanti kita berempat main kerumah lo ya" mona tiba tiba mendekat ke kekursiku sambil manatapku dari jauh.

" yeee, main tinggal main, biasanya juga ga tanya dulu mau main"

"Udah anak-anak sekarang kita fokus belajar dulu." kata Pak Saka mengheningkan kelas.

"Pak kali kali kosong napa pak?, bapak ga capek apa ngajar kita terus?..." kata rafael memecah hening.

"Kalian mau kosong hari ini?" tanya  Pak Saka membuat semua siswa tak menyangka akan pertanyaannya.Biasanya Pak Saka jika ada Siswa yang minta kosong langsung dibentak tapi sekarang ia bertanya demikian yang membuat semua siswa sontak kaget karena pertanyaannya.

" jelas pak, itu sangat kita inginkan dari dulu." Rafael kembali mengoceh lagi.

" Ya sudah, sekarang kalian bisa bebas dari bapak tapi lain kali tidak ya?" sekarang semua siswa melongo atas respon pak Saka.

" seriusan pak?" tanya seorang siswa.

"Lo udah tau mau ada jam kosong masih aja nanya!" rafael menonyor kepala teman yang ada disebelhnya.

"oh iya, disini ada yang ikut ekskul eksapala?" tanya pak saka kembali mengheningkan kelas.

"saya pak" responku sambil mengacungkan jariku.

"saya juga pak" kata rafael sambil melirik clara sekilas.

"nanti pulang sekolah kumpul ya  dilobi"

"siap pak" kata rafael begitu semangat.

   "Nanti kumpul eksapala berarti gue akan ketemu Vano?" tanyaku dalam hati.

Pak Saka sudah keluar kelas, sekarang kelas begitu gaduh. Aku memilih bercanda dengan sahabatku.saat aku melihat ponsel ada notifikasi chat masuk. "Grup eksapla?" Langsung kubuka WAku sambil membaca pesan dari Grup dan mengacuhkan pesan lain.Ya mereka sedang membicarakan kumpul nanti. Jam 11:30 aku akan kumpul nanti, Berar masih ada 2 jam lagi menjelang kumpul.

" Ada yang bernama Clara pierees dan Rafael althar?" tanya seorang siswa jangkung yang membuat semua mata mengarah kepadanya dan mereka sontak kaget dengan objek didepannya.

                               -----

Ada yang kepo siapa yang manggil Clara ama Rafael? Simak terus ya lapak ini.....

Jangan lupa votmentnya...dan jangan lupa kasih saran...tapi yang sopan ya...

Sampai jumpa dilapak selanjutnya..

He is my boyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang