Part 2

57 6 9
                                    

"Ada yang bernama Clara pierees dan Rafael althar?" tanya seorang siswa jangkung yang membuat semua pandangan mengarah kepadanya dan membuat mereka kaget.Bagaimana tidak, didepan mereka berdiri seorang siswa yang sangat rupawan yang diincar oleh semua kaum hawa disekolahnya. Dia adalah Revano Andrian anak kelas XI IPA 1 yang merupakan cowo the most wanted boy yang sangat dikagumi hampir semua siswi di SMA 1 JAKPUS selain rupanya yang mengagumkan dia juga seorang kapten basket dan siswa yang pintar.

"eh..kak, tapi rafaelnya lagi kekantin."

"nanti bilangin ya, buat lo juga, nanti pulang sekolah kumpul eksapala, jangan sampai telat apalagi bolos."

Belum sempat kubalas perkataanya, dia sudah melenggang pergi entah kemana.

"kok lo ga bilang sih kalo ada kak vano diekskul eksapala!! Harusnya lo bilang ke kita. Huh...dasar lo!!" erika yang langsung pergi begitu selesai menyemprotkan kata kata yang bisa di bilang pedas itu.

"sori sob, gue waktu itu mau bilang...."

"udah diamin aja, dia kalo lagi marah jangan malah diajak ngomong dulu, nanti malah jadi tambah marah tau, lo kayak ga tau erika aja" mona memotong ucapanku sambil menyusul erika yang udah pergi dari tadi.

"erikaaaa...woii tungguin gue, erikaaaa lo denger ga sih" suara mona yang nyaring hampir membuat semua pasang mata didekatnya menengok kearahnya.

"Gue pulang sama siapa woiii?" teriaku pada mereka sambil berlari kearah mereka.

"kan masih ada cindy sama ica, ngapain lo repot ngejar kita?, kurang kerjaan aja." semprot mona kepadaku.

"Siang ini cindy ama ica kagak pulang bareng ama kita, mereka mau rapat osis katanye"

"Lo ga jadi kumpul eksapala apa?"

"males ah gue" jawabku yang sangat santai.

"kalo gitu lo bakal dicap jelek nanti ama malaikat maut, baru tau rasa lo"

"ya lah, gue kumpul" ucapku yang sedikit malas.

"lo mau ikut ga ka?" tanyaku pada erika.

"males gue, emang gue budak lo yang harus ngikut lo terus" ucapnya tanpa menoleh padaku.

"ya udah gue mau kumpul dulu, dah telat nih!"

"yang bikin telat kan lo, bukan gue!" balas mona tanpa ku balas ucapan darinya dan langsung melenggang pergi dari daerah parkir yang tak jauh dari kelasku.

"gue duluan" kataku yang sudah agak jauh dari mereka.

Sesampainya didepan pintu ruang eksapala, aku sangat bingung.Aku malu sudah telat juga malas masuk karena, pasti aku bertemu dengan vano.

Saat aku melangkahkan kakiku menjauh dari ruangan itu, ada seseorang yang memanggilku, dia adalah rafaell ketua kelas yang sangat songong itu.Dengan terpaksa aku membalikan tubuhku.Saat sudah ku putarkan badan menghadap rafael, dia sudah ada didepanku dengn jarak tidak lebih dari satu meter.

"lo mau bolos, hah?" tanya rafael tanpa basa basi.

"gue mau ketoilet bentar!" sepertinya kebohonganku ketahuan karena, aku paling tidak bisa membuat ekspresi.

"oh, ya udah sana ke toilet.Dari tadi lo ditungguin tau!"

"sumpah?, beneran?" tanyaku dengan wajah serius.

"eh, dibilangin ga percaya" balasnya sambil menutup pintu ruang ekskul.

Tanpa basa basi aku langsung masuk yang sebelumnya ketuk pintu terlebih dahulu.

"halo, selamat siang guys. Maaf, gue telat." ucapku sok akrab.

Tatapanku memutar melihat satu satu anggkta eksapala, dan berakhir dengan tatapan vano. Vano yang mengetahui itu, sempat mengunci kontak mata, sebelumnya dilepaskan beberapa detik kemudian.

He is my boyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang