1

546 35 0
                                    

TEAR
"STEPBROTHER"
by garisatas

Malam yang sunyi memaksa untuk terus terdiam dalam kata yang tak satu pun di antaranya dapat di cerna baik oleh seorang siswa menengah atas yang belakangan ini menjadi pusat perhatian karena keberuntungannya. Jeon Jungkook atau biasa di sebut Kookie oleh kakaknya tengah di rundung rasa gelisah karena mendapat tugas dari orang berpengaruh di sekolahnya. Kepala sekolah. Untuk menjadi perwakilan sekolah pada lomba sastra musim depan. Padahal, ia merasa bakatnya ada di bidang seni bukan sastra

"aaaahhh hyuuuung, bagaimana ini? Aku tak mengerti.. bantulah akuu" rujuk Jungkook pada kakaknya yang setia dengan kasur adiknya dengan komik yang ia genggam

"kau bisa melakukannya, aku yakin. Kau hanya tidak percaya diri"

"kau selalu mengatakan itu di setiap kompetisi ku. Aku bisa karena itu lomba seni tapi sekarang sastra. Aku tak bisa berkata-kata, ini bukan keahlianku"

Kakaknya atau dengan nama lengkap Kim Taehyung bangkit dari malasnya. Sebelumnya, Taehyung dan Jungkook hanyalah saudara tiri. Jungkook yang berasal dari panti asuhan tak menurunkan kasih Taehyung pada adiknya, ia sangat menyayangi Jungkook walau adiknya itu terkadang menyebalkan dan manja "lalu sekarang apa yang ingin kau tunjukkan?"

"aku meminta bantuan hyung, kenapa bertanya balik?"

"sudah cepat katakan saja. Jika dalam pikiranmu saja tak ada ide, ya aku juga tidak bisa membantu"

Jungkook terlihat berpikir keras, matanya yang membulat sembari menatap ke langit-langit ruangan membuat Taehyung gemas

"bagaimana jika kau membuat cerpen? Kau kan pemalu, membaca puisi takkan membawamu mengharumkan nama sekolah" mendengar saran dari Taehyung membuat Jungkook sedikit kesal. Ya bagaimana tidak? Taehyung masih menganggapnya sebagai anak kecil. Itu menyebalkan

"hmm baiklah aku akan membuat cerpen, tapi tema nya?"

"memangnya tidak di beri tahu temanya? Jadilah orang yang aktif untuk lomba ini, tema lombanya saja kau tidak tahu. Dasar kelinci bongsor"

"hyung!"

Taehyung tebahak-bahak, melihat adiknya marah adalah hal yang sangat menghibur baginya. Taehyung berdiri dan berjalan menghampiri Jungkook yang sudah menunjukkan wajah masamnya

"kau bisa mulai dari cerita nyata hidupmu atau hayalan mu yang terdengar konyol kemarin lusa" ucap Taehyung seraya mengusap kepala Jungkook dan pergi. Jungkook yang melihat Taehyung hilang ketika pintu kamarnya tertutup pun mulai melakukan hayalannya

"tapi aku tidak ingin ceritaku menjadi halu. Aku ingin cerita ini benar-benar nyata" pulpen yang ia sematkan di jemarinya mulai memutar pertanda bahwa sang pemilik sedang berpikir. Kertas putih bergaris di hadapannya masih polos tak ternoda sedikit pun. Hingga kedua alis mengerut dan senyumannya terukir tipis

"aku tahu apa yang harus aku tulis"

Waktu menunjukkan pukul 3 pagi namun kamar Jungkook masih menimbulkan cahaya. Taehyung yang curiga pun mengetuk pintu kamar adiknya tapi tak ada sautan dari empunya. Sampai ia menemukan Jungkook yang tertidur pulas di atas meja belajarnya. Taehyung tersenyum menatap manis ke arah Jungkook yang tertidur lucu. Pipi chubby Jungkook dan rambut yang berantakanlah penyebabnya

"kau telah bekerja keras. Tapi bagaimana aku memindahkanmu? Kau berat. Bibi pasti memarahiku kalau kau tidur seperti ini" Taehyung pun menyelimuti Jungkook dengan hati-hati. Takut adik nya bangun dan melanjutkan tugas lalu lupa bahwa pagi ini ia harus ke sekolah

"tak terasa kau sudah besar" gumam Taehyung disela aktivitasnya merapihkan meja belajar Jungkook. "selamat malam"

Tepatnya 8 tahun yang lalu ketika umur Taehyung masih 13 tahun, ia mendapat teman baru sekaligus adik yang akan menemaninya setelah kepergian kedua orang tuanya akibat kecelakaan. Beruntung Taehyung adalah anak yang baik memungkinkan pengasuhnya untuk tetap setia merawatnya walaupun tak mendapat upah apapun. Menggantikan posisi ayah nya di perusahaan besar ternama sekaligus sibuk kuliah di semester akhir. Hidup yang terlihat mudah namun rapuh dalam hatinya. Tentu sulit menjalani hidup seperti itu di usia dini terlebih rekan kerjanya atau client yang berumur 2 kali lipat dari dirinya. Alih-alih mendapat untung, buntung mungkin akan ia terima jika tidak dengan bantuan asisten pribadi ayah nya yang setia dan tidak tergiur dengan jabatan

TEAR [ DISCONTINUED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang