|3, 1/2|

162 17 32
                                    

Milky bangun pagi dengan muka yang sumringah hari ini. Nana aja sampai bingung. Ibu Kos sih ngga heran, karena udah tau kenapa.

Malem-malem pas mau buang sampah, Ibu Kos ngeliat Milky turun dari motor Randi sambil senyum-senyum. Jalan masuk ke kos pun sambil senyum. Bahkan Ibu Kos kayaknya transparan di mata Milky kemarin. Ngga disapa cuy.

"Dadah Nana! Aku anter susu dulu ya!!" Hari ini pun dia berangkat tanpa ceroboh. Wah, ajaib banget efeknya ternyata.

"Ah, iya dadah!" Nana masih bingung. Dia masih ileran masih pake baju tidur yang udah kusut. Tadi di bangunin Milky. Ingin menangis rasanya, orang dia ingin bangun siang hari ini.

Hah, tapi ngga boleh marah. Lagi puasa.

•••

Milky mengayuh sepedanya dengan riang, eh malah ketemu Randi di jalan lagi lari pagi.

"Eh Milky? Lagi kerja sambilan?"

Duh, aku lagi cantik ngga ya? Milky ketar-ketir juga ngeliat Randi tiba-tiba begini.

"Iya nih."

"Mau ditemenin?"

"G-gimana?"

"Kamu duduk di belakang aja, susunya di taruh keranjang depan."

MANA BISA NOLAK SIH EHEHEH.

Mama!! Anakmu kayaknya sebentar lagi bakal kawin!!

•••

Di jalan, Milky iseng-iseng nanya ke Randi, "kamu tuh udah punya pacar belum sih?"

Dijawab kekehan doang sama Randi. Milky yang pantang menyerah itu nanya lagi, "gebetan deh, ada ngga?"

Herannya Randi cuma ketawa ganteng aja ngga jawab. Huh, Milky jadi curiga nih, jangan-jangan selama ini Randi punya pacar, -ngga, gebetan deh minimal. NO!!

"Kok Randi ngga jawab pertanyaan aku sih?? Emang susah banget di jawab?"

"Hahah! Aduh Milky, kamu lucu." Milky mukanya udah merah tuh di belakang. Untung sepeda ngga punya kaca spion ya, jadi Randi ngga bisa lihat.

Fokus!

"Kok ketawa doang?"

"Ngga kok, ngga punya pacar. Gebetan? Hm, ada kayaknya."

"Lah? Kayaknya?"

"Yah, soalnya aku ngga tau dia suka apa ngga sama aku?"

Ah, sebenarnya Milky langsung ngerasa kretek-kretek hatinya saat ini. Langsung kebelah hatinya jadi dua. Ingin nangis aja sekarang rasanya.

Sok tegar, Milky senyum, "Harus semangat dong Randi. Gimana perempuannya bisa tau kalo kamu suka dia kalo kamu tunjukinnya cuma setengah-setengah."

Randi cuma diam aja diceramahi Milky kayak gitu. Entah merenungi atau mengabaikan ucapan Milky.

"Iya, pasti kok aku perjuangin."

Ngga tau aja Randi kalau Milky dibelakangnya udah nahan nangis, mukanya sebelas dua belas kayak lagi nahan eek.

•••

Hari ini dosen lagi-lagi absen. Lama-lama Milky rugi juga. Uang bayarannya buat apa gitu kalo nyatanya kita cuma belajar mandiri kayak begini.

Untung aja ada Lulu yang pintar bisa ngajarin Milky walaupun yang masuk cuma sepuluh persen doang. Btw, sekarang Milky ada di taman nih bareng Lulu.

"Lu, aku bosen belajar."

"Ya Tuhan, baru 15 menit loh Milky, tapi gua juga capek sih. Lo ngga ngerti-ngerti, ngeri gue. Bukannya ngajarin, jatohnya gue malah ngatain."

"Makan es yuk Lu!?" Tiba-tiba Milky jadi semangat. Aduh, ngabayangin es lumer di mulut tuh, ahh. Kebetulan Lulu itu agamanya non muslim.

"Lah lo ngga puasa?"

"Lagi halangan."

"Tapi ngga sopan ah Milk, masa kita makan es di saat orang banyak puasa." Aduh, Milky entah kenapa tertusuk. Iya juga sih, bawaannya Milky ngga menghargai yang lagi puasa juga.

Trus Milky tiba-tiba bangun sambil gebrak meja di taman, "nanti kita bukber yuk! Ajak Jaja, Edo, sama Iki!"

Trus Lulu juga jadi ikut berbinar, "boleh tuh!"

"Dimana tapi?" Lanjut Lulu.

"Di angringan biasa aja. Ah, kalo ngga kita beli di situ, kita bukanya di kosan Iki." Ide Milky akhir-akhir ini lebih sering wajar dan waras. Mari kita bersyukur.

"Ah, iya tuh. Lagian kalo di luar pasti ongkosnya lebih banyak, harus irit nih tanggal tua."

Dan setelah diskusi panjang mereka, akhirnya mereka sepakat buat menghubungi teman-teman yang lain untuk buka bersama. Paksa aja kalau mereka ngga mau.

Setelah melihat jam hampir menunjukan waktu jam lima kurang lima menit, mereka berangkat untuk membeli takjil juga makanan untuk buka puasa.

•••

Datang-datang, Edo, Iki dan Jaja sudah berkumpul. Mereka melihat Milky dan Lulu yang menenteng banyak kantung plastik.

"Weits, mantab ini mah." Ucap Jaja saat melihat banyaknya kantong plastik yang dibawa para perempuan itu.

"Ngga sabar buka jadinya." Iki melihat ada es buah, es krim juga. Aduhai sekali kayaknya buka puasa hari ini.

"Laper guwa!" Ucapan Edo langsung di respon temannya yang lain, makhruh kan hukumnya?

"Makhruh Edo!!"

"YAUH IYA GUE LUPA!"

"Makanya jadi orang jangan laperan." Kali ini Lulu merasa dia harus ikut bicara.

Azan Maghrib tinggal 3 menit lagi. Mereka sedang menyiapkan menu berbukanya itu. Ah, makanannya mungkin memang tidak mewah, tapi cukup menggiurkan bahkan cuma untuk dilihat.

Ngga terasa waktu berlalu, Azan Maghrib sudah berkumandang. Mereka yang menjalankan puasa segera berbuka dengan ceria.

"Lain kali ajak anak jurusan yuk buat buka bersama? Kalo bisa sama anak-anak yang membutuhkan." Celetuk Iki. Dan tentu aja, itu langsung diacungi jempol oleh temannya yang lain.

"Mantap deh Iki mah!"

"Wes, bos besar!"

"Yu!!!"

Ya, berbuka puasa bersama walaupun sederhana memang seindah itu bukan?

KosmilkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang