❥grown ups2❥

612 114 104
                                    

Seulgi berlari secepat mungkin yang ia bisa, dia tidak bisa santai saja ketika mendengar anaknya kecelakaan.

Yeoja itu berhenti di ruang UGD dan bertanya dengan gemetar, "dimana anakku sus?"

Dan panggilan Jisoo membuat Seulgi menoleh, yeoja itu menangis shock melihat keadaan sahabatnya itu, darah di baju Jisoo. Itu bukan darah anaknya kan??

"Seul maafkan aku," tangis Jisoo memegang badan Seulgi yang akan jatuh, ketika Jisoo akan menjemput Raesung dan Noah seperti biasa. Dia tidak menemukan kedua bocah itu di sekolah mereka,

Jisoo panik, dan segera keluar untuk mencari mereka. Kemudian matanya menemukan keduanya tengah berjalan bersama saling bercanda menuju ke arah sekolah. Entah darimana kedua bocah itu, lalu dari belakang mereka terlihat pengendara motor ugal-ugalan yang sedang dikejar seseorang bermobil. Jisoo akan menyuruh mereka supaya minggir, dia bersiap teriak tapi Raesung yang sedang bercanda dengan Noah tidak memperhatikan sekitar, Raesung berlari sedikit ke pinggir jalan dan BrakkKkk

Pengendara itu menabrak Raesung hingga tubuh bocah kecil itu terhempas,

***

Dua hari sudah mata anaknya belum terbuka,

"Makanlah, kau harus sehat demi anakmu." Ujar Jinu bersama Noah, hari ini bocah yang termasuk menjadi saksi itu ingin menjenguk sahabatnya.

"Aku tidak lapar oppa," Seulgi menolak, matanya sembab. Dirinya tidak mau beranjak jauh dari tempat anaknya terbaring.

"Bibi harus makan, kalau bibi sakit Sungie akan sedih. Dia tidak suka mamanya sakit." Ucap Noah kalem,

Jinu mengelus rambut yeoja yang sudah ia anggap seperti adiknya sendiri itu, dia sempat akan marah pada Jisoo kenapa sampai kejadian. Tapi setelah melihat kondisi Jisoo yang juga kacau, Jinu tidak mau menambah beban adiknya itu.

"oppa, aku takut." Racau Seulgi menatap kosong pada tubuh anaknya yang terbaring dengan berbagai alat yang menempel di wajah serta badannya.

Kondisi awal Raesung kritis, tapi segera setelah diadakannya operasi.. Raesung sudah melewati masa kritisnya. Hanya saja dia belum sadar.

"Kau harus kuat, demi Raesung. Kau tidak boleh takut." ucap Jinu menguatkan Seulgi, kemudian dia menoleh ketika pintu ruang Raesung terbuka. Disanalah ada istrinya dan anak perempuannya.

Chorong membawa tas yang berisi baju-baju Seulgi, Yeri membawa kresek berisi makanan dan buah.

***

"Apa tabunganmu belum cukup? Kau tidak perlu menjual rumah ini Seul."

Chorong bertanya karna setelah Raesung sadar, dan ada sedikit gangguan pada penglihatan anaknya, Seulgi berencana akan pergi ke Seoul. Dia harus mencari rumah sakit dengan teknologi yang sangat akurat untuk kesembuhan mata Raesung.
Tidak, Raesung tidak buta. Hanya kurang jelas dalam melihat.

Ada gangguan di matanya akibat kecelakaan seminggu yang lalu. Dan Seulgi akan berusaha semaksimal mungkin demi kesembuhan putra sematawayangnya.

"Aku harus eonnie, di Seoul aku butuh uang banyak. Dan pekerjaanku juga bisa kulanjutkan di Seoul. Nanti kalau Raesung sembuh total, kami akan kembali kesini."

Awalnya Seulgi berencana resign karna dia tidak mau meninggalkan anaknya terlalu lama, tapi rupanya sang boss tidak setuju.

"Syukurlah, penawaran yang pernah kau tolak masih aku tawarkan. Hanya saja kau di Seoul akan lebih sibuk. Pekerjaanmu jauh dua kali lipat lebih berat daripada disini."

"tapi saya hanya sementara di Seoul sampai kesembuhan anak saya bos, apa tidak apa semisal nanti saya mengecewakan anda?"

Donghae tersenyum wibawa, pria berumur itu mengangguk santai.

"Gwenchana, kau bisa kembali kapanpun itu. Itu adalah perusahaan milik keluarga temanku. Temanku sedang ada di Jepang dan dia bilang memang tengah mencari seorang perencana desain untuk produk yang akan ia keluarkan pertengahan tahun ini. Kesempatan tidak datang tiga kali Seul. Aku melepasmu dan mentrasnfer dirimu karna aku percaya kau bisa mengerjakan proyek itu."

***

"Mama, apa kita naik kereta??" Tanya Raesung ketika sudah sampai di stasiun,

"Hmmmm," Seulgi yang sedang mencari kereta yang harus mereka naiki bergumam, Jisoo yang menyeret koper mereka juga berucap ceria.

"Nanti kalau di Seoul, kau harus rajin terapi ne? kalau kau sudah sembuh, kita bisa ke Lotte World dan Everland. Kau masih ingat tempat-tempat itu kan???"

Jisoo ikut pindah, sedari Raesung bayi dia yang selalu menjaga Raesung ketika Seulgi sibuk bekerja. Jadi Jisoo akan ikut kemanapun Raesung pergi,

Jinu membiarkan adiknya ikut pindah ke Seoul karna Seulgi tidak mempunya siapapun lagi selain mereka, Yeri dan Noah saja juga terus-terusan menangis karna mereka ingin ikut bibinya dan Raesung.

Untungnya Chorong segera tanggap membawa mereka pergi ke desa sebelah tempat orang tuanya tinggal.



"YES, apa itu tempat yang biasa aku lihat di buku bergambarku? aku mengingatnya bibi, aku mau pergi ke sana!!!!" Pekik Raesung riang, awalnya bocah kecil itu terus-terusan menangis karna sadar penglihatan mata kirinya sedikit buram tapi setelah Seulgi menenangkannya dan ikut-ikutan menangis maka bocah itu tak lagi menangis.

Sejak dulu dia tidak suka melihat dan mendengar mamanya menangis, jadi bocah itu berhenti rewel.

Melihat anaknya yang tetap ceria membuat Seulgi tersenyum sedih, dia merasa sangat menyesal melihat kedaan anaknya yang seperti ini. Bukankah dia sangat bodoh? anaknya sampai mengalami kecelakaan sedangkan dirinya tadinya enak-enakan makan siang bersama beberapa temannya di kantor?

Grown Ups [hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang