Suara jam weker yang berada di nakas dekat tempat tidur Aurell berdering, dengan malas-malasan Aurell bangun dan mematikan jam tersebut. Dengan langkah gontai, Aurell berjalan menuju kamar mandinya.
Tak perlu waktu lama, Aurell sudah siap untuk sarapan. Ia menuju dapurnya dan duduk di kursi makan.
"Bang, Papa mana ?" tanya Aurell sambil mengambil roti isi coklat.
"Tadi pagi ke luar kota," jawab Satria sambil memakan sarapannya.
"Mama mana ?"
"Ke pasar,"
"Tumben lo rapi bang, bukannya lo hari ini gak ada kuliah pagi ?" tanya Aurell yang merasa heran.
"Gue mau ke sekolah lo," jawabnya santai.
"Mau ngapain ? gue gak lagi bagi rapor, masih lama," ucap Aurell
"Mau memuin si penabrak lo,"
DAMN !
Kan benar, apa yang di sangka Aurell benar-benar terjadi, Abangnya itu akan menemui Arkan untuk mengajaknya berkelahi pasti. Tidak, Aurell harus menghentikannya. Jangan sampai dia benar-benar membuat wajah Arkan bonyok babak belur. Aurell tidak tega.
"Udahlah bang, masalahnya udah clear, gue gak mau temen gue nilai lo buruk,"
"Biarin, biar tu anak tau rasa,"
"Tapi nanti temen gue gak mau temenan sama gue karna takut lo labrak,"
"Biar."
"Serah," ucap Aurell yang kembali memakan sarapannya itu.
Tapikan lumayan kalo Abang ngelabrak si Arkan, biar tau rasa dia. Masa gue ditabrak malah gak tanggung jawab
♥♥♥
Arkan sedang melaju dipadatnya jalanan di Jakarta, ini sudah pukul 6.55 itu berarti ia hanya punya waktu 5 menit untuk menuju ke sekolahnya. Hari ini merupakan hari tersialnya, bisa-bisanya ia tidak dibangunkan oleh mamanya.
Lagi-lagi ia mengrutuki nasibnya pagi ini, 5 menit lagi gerbang dikunci sedangkan sekarang tepat di depannya lampu lalu lintas berwarna merah.
Arkan hanya memutar matanya jengah, sedetik kemudian ia telah melaju dengan kencang dan mengabaikan tatapan dan sumpah serapah orang-orang di sekitar. Toh, jangan terlalu bodoh untuk mendengarkan pendapat orang lain hingga kita hanyut dan lupa tujuan awal kita yang penting.
Baru saja, Arkan sampai di depan sekolahannya. Satpam sekolahannya sudah menutup pagar sekolah, sesegera mungkin ia menerobos pagar itu dengan menarik gas agar mobilnya tersebut bisa mnghantam pagar dan pada akhirnya ia bisa masuk juga.
♥♥♥
sudah hampir sepuluh menit, Aurell berusaha membujuk Abangnya di parkiran agar tidak melakuakan hal aneh. Namun, sepertinya Abang gila nya ini memang pantang menyerah. Buktinya sekarang sudah bel masuk kelas, tapi Aurell masih setia membujuk Abang gilanya.
"Bang, udah lo pulang aja, gue gapapa nih," ucap Aurell sambil menarik tangan Abangnya agar kembali masuk ke dalam mobil.
"Udah, lepasin gue atau gue teriak,"
"Lo mau teriak apa ?" jawab Aurell sambil menunjukkan tatapan jengahnya.
"Lo, cewek mesum narik abang-abang ganteng ke mobil,"
"Serah, yang penting lo pulang sana, malu-maluin,"
"Serah gue la-"
Tiiiinnn tinnn
KAMU SEDANG MEMBACA
King and Queen
Teen FictionArkan murid paling dingin dan paling anti mengurusi hidup orang lain. Hari-harinya hanya tentang basket,musik,motor dan kadang buku. Ia pintar tapi otaknya geser jadi badboy. Semua siswi berasumsi dengan sifat yang dimiliki oleh Arkan lah yang membu...