Mistake (2)

352 18 5
                                    

"Mbak bucket yang ini satu ya"Lidia  menyerahkan sekuntum mawar merah ukuran besar kepada mbak penjual bunga tersebut.

Setelah membeli bunga,Lidia singgah di toko buah, dia membeli sekeranjang buah-buahan yang beraneka macam. Sekarang Lidia sedang menunggu grab yang sudah dia pesan sebelumnya.

Mobil sedan putih berhenti tepat di depanya,"Dengan mbak Lidia Atmarini?" Seorang lelaki menurunkan kaca mobil tersebut sembari memastikan bahwa wanita itu adalah orang yang memesan grab padanya.

Lidia hanya menggangguk dan membuka pintu belakang mobil tersebut.

"Rumah sakit Medika ya mbak?" Si supir kembali memastikan alamat tujuan mereka, "Iyaa pak, buruan ya" jawab Lidia yang kini terfokus kepada layar ponsel nya.

Sesampainya di rumah sakit,Lidia langsung menuju tempat dimana Della di rawat,"Assalamuaikum" Lidia membuka knop pintu ruangan melati 1 itu.

"Walaikum salam,"Jawab Leti dan juga Della hampir bersamaan,"Eh Lidia, duduk dulu nak" Leti mengajak Lidia untuk duduk di sofa yang ada di ruangan tersebut.

"Eh, nggak usah tante, Lidia mau temenin Della di sini" Jawan Lidia sopan,"Yaudah tante tinggalin ke depan sebentar ya" jawab Leti lagi

"Iya tante, Della biar Lidia yang temenin,Owh ya Del ini gue beliin lo buah sama bunga" Lidia meletakan barang  bawaannya di atas nakas yang ada di samping tempat tidur itu.

"Makasih banyak ya Lid, lo baik banget" Della terlihat senang karna ada Lidia, sahabat yang mengetahui segala hal tentang Della, baik dan buruk Della dan selalu ada untuk Della.

"Biasa aja kali, makanya lo kapan sembuh bentar lagi kita ujian,pokoknya lo harus ikut, ntar temen gue buat nyontek siapa kalo lo nggak masuk" Lidia memegang tangan Della yang kini mulai membengkak karna terlalu banyak menerima cairan infus.

Della hanya tersenyum lemah,"Gue bakal kuat kok,lo tenang aja kayak nggak kenal gue aja" Air mata Lidia sudah mulai berkumpul di pelupuk matanya dia kembali terbayang bagaimana kondisi Della saat sebelum oparsi,sangat menggenaskan.

"Sekarang sahabat gue udah cantik lagi, udah bener-bener kayak Della yang gue kenal" Air matanya sudah tidak dapat di tahan lagi. Dia benar-benar bahagia melihat kondisi Della yang semakin membaik.

Tangan Della menyeka air mata yang ada di pipi Lidia,"Kenapa malah jadi cengeng gini sih, jangan nangis dong" Della memaksakan senyumnya

"Lagian lo bikin gue khawatir tau nggak, lo nggak sadarkan diri sampai lo mau oprasi, dan baru bisa melek sekarang," Lidia menyeka air matanya.

"Buset  tidur gue lama banget ya" Della hanya melongo mendengar perkataan Lidia

"Iyaa bego! Gue, tante, om bahkan mama gue kita nungguin lo terus tapi lo nggak sadar-sadar sampe lo di oprasi, pas tau kabar dari tante kalo lo udah baikan gue langsung ke sini" Jelas Lidia panjang lebar.

"Maaf ya gue udah bikin kalian semua repot, gue juga sebenarnya nggak mau ini semua ini terjadi" Della menatap kosong ke luar jendela

"Udah sekarang jangan sedih,nggak ada yang repot kok, owh ya tadi ada salam dari si Arlo loh" Lidia menaikan kedua alisnya sambil menggoda Della

Della hanya menatap Lidia tak percaya,"Serius lo Lid? Ah masa iya sih, gue ama dia kan udah nggak pernah saling tegur lagi" Della mengerutkan kedua alisnya.

"Lo belum liat wattshap emangnya?" Lidia malah bertanya balik

Della memang belum sempat memainkan ponselnya, selama di rumah sakit dia hanya tidur dan menonton tivi yang ada di ruangan itu,"Belum pegang hp gue," Jawab Della

Lidia menyerahkan ponselnya ke Della,"Nih lo liat snep anak-anak"

Della hanya melongo melihat wajahnya sudah memenuhi ruang snep chat yang ada di ponselnya Lidia,"Gue jadi viral gitu ya?" Della hanya nyengir tak percaya

"Satu Sekolah juga udah tau kabar lo, li tau nggak yang ngantar lo ke rumah sakit itu siapa" kata Lidia

Della menatap Lidia bingung,"Engga tau, emang siapa?" Tanya Della penasaran

Lidia memajukan wajahnya dan sedikit berbisik,"Pak Warjana" Lidia menatap Della dengan tampang yang horor.

Della membulatkan mata dan mulutnya,"Serius lo? Wuah gue berhutang nyawa sama bapak itu" Della menelan ludahnya sendiri.

"Iyalah, kan kejadian itu pas di depan gang sekolah kita, lo tau nggak gue sama anak-anak yang lain langsung lari ke depan gang buat liat lo, dan lo tau nggak pas gue lihat lo gue langsung nangis hiateris kaya orang gila, anak-anak yang lain nggak ada inisiatif buat bantuin lo, pada liatin doang," Lidia terdiam sejenak untuk mengambil nafas

"Trus gue yang masih nangis lari balik lagi ke sekolah di sana gue ketemu sama pak Warjana dia lagi mau ngeluarin mobilnya langsung gue hadang tuh, gue kasih tau kalo lo lagi bersimbah darah di depan gang, jadi kita berdua buru-buru bawa lo ke rumah sakit tapi lo nya baru sadar sekarang" Lidia kembali mengambil nafas setelah bercerita panjang kali lebar.

Della hanya terkekeh geli mendengar ocehan sahabatnya itu,"Makasih banyak ya Lid,gue beruntung banget punya sahabat kayak lo, udah banyak banget bantuin gue, maaf gue ngerepotin banget ya" Jawab Della sambil tersenyum.

"Makasih mulu, makanya lo cepet sembuh biar gue, tante,om sama kak Aini nggak khawatir lagi" Kata Lidia sambil tersenyum.

"Iya gue bakalan sembuh kok" Jawab Della pasti.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 30, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MISTAKETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang