Pergi

171 8 3
                                    

,,
"Jam berapa ini...!", bukan alarm berjalan, itu suara panglima tempur dirumahku yang biasa terdengar dipagi hari. (hehee nuwun sewu mak^^) "iyaa mak..." sautku. Hari ini hari senin dimana gravitasi bumi lebih besar dari pada hari biasanya. Seperti biasa bangun pagi, mandi, dan bergegas ke tempat dimana motivasiku sedikit melenceng dari tujuan pemerintah (hehee jangan ditiru). Iya betul, SEKOLAH...
,,
Namaku Mohammad Diandra biasa dipanggil Mondi. Aku duduk di bangku SMA .Yeah... mungkin sama seperti yang dialami anak SMA lainnya, berangkat telat, guru nyebelin, dan... kisah nyata. Ku pikir hampir semua anak SMA memiliki kisahnya sendiri-sendir, begitu pula denganku...
,,
"Itu, Din... Dinda...". Dia anak kelas sebelah cantik, smart, dan alpukat (yaelaah tembem maksudnya). Aku tidak sengaja melihatnya di lorong sekolah pagi itu (iya kalian benar, ini yang kumaksud motivasi) . Terkadang ketika kita dihadapkan oleh kisah itu, kita tak tau apa yang harus kita lakukan. Karena jika saja kita salah mengambil keputusan semua akan sia-sia, hilang, dan sirna. Dia sedang berbincang bersama sahabatku "Edo" mungkin karna mereka satu kelas olimpiade, aku juga sering bercerita tentang Dinda padanya. Dia pendengar yang baik dan sering meneraktirku makan dikantin.

....

ini kisahku,,,

Tahun lalu, Dinda teman sekelasku. Ya... siapa yang tak kenal dia dibalik wajahnya yang cantik, dia adalah gadis multitalenta yang telah membuatku jatuh hati.
hemm...
Aku tak tau bagaimana caraku untuk mengungkapkannya, bahkan menatapnya pun aku tak sanggup.
,,
Setelah sekian lama...
Akhirnya aku mengumpulkan tekadku.
29, 30, 31, 1, dan ...
mungkin diwaktu yang tepat aku bisa memantapkan niatku itu. Yap! dengan sedikit rangkaian kata aku berharap semua dapat berjalan dengan sempurna...
*( Din... bla.. bla.. bla..)

dan jeng jeng jengg!!!

Waktu itu tiba,disaat itu aku memberanikan diri untuk jujur kepadanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

....
Waktu itu tiba,
disaat itu aku memberanikan diri untuk jujur kepadanya.

"Din, aku... ₩$£&₩÷#$&^>○♤●■°♡"
"Mon, aku juga......", saut Dinda dengan kaget dan mata yang berkaca-kaca.

Namun,,,
Aku terlambat!
"Kau terlambat Mon!", ujar Dinda dengan suara berat.

Aku terkejut ternyata selama ini Dinda juga pernah menyimpan perasaan itu padaku.
"Aku juga pernah mencintaimu Mon!!!", Dinda. Dan ungkapan itu yang membuatku lebih menyesal.

"Yahh... kok dapat jelek lagi sih" ujarku saat melihat hasil ulangan harian fisikaku.

Aku mulai sadar, aku terlalu mengulur dan menghabislan waktu.
"Kau terlambat Mon!!!, aku sudah memilih yang lain".

Dan disaat keberanian itu muncul dia telah menduduki singgahsana yang lain.

Sekarang,,,

Sekarang,,,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

iya... Edo...

Terkadang kita harus mengikhlaskan sesuatu bukan karena sudah tak sayang, namun kita tau ada sesuatu yang memang tak bisa kita paksakan.
Aku tau ini terlalu berat, tapi biarlah rasa ini menghilang bersama hembusan angin. Agar suatu saat kita dapat menerima kisah-kisah yang baru...

"Woi cepattt bangun Mon!!!"
ahh sialan mimpi... "Siap Panglima!!!, hadduhh ada ulang fisika lagi hari ini"-

*******

kalau suka jangan lupa di Vote ya!!! hehee terimakasih

nb: Bukan kisah nyata, hanya cerita belaka. Jangan lupa follow, vote ☆dan share 😊

Menghilang Bersama AnginTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang