***
Malam yang dingin telah menusuk kulit putih wanita cantik bernama Suzy, angin berhembus membuat rambut panjang wanita itu berkibar lemah secara perlahan.
Kedua tangannya memeluk tubuh yang hanya di balut dengan gaun hitam ketat tanpa lengan yang ia kenakan untuk kencannya dengan Jungkook, pria tampan yang hari ini sudah resmi menjadi kekasihnya.
Suzy tersenyum saat melihat Jungkook menyelimutinya dengan jas hitam untuk tubuhnya yang sudah hampir membeku, memberikan ciuman singkat sebelum Jungkook menggenggam tangan Suzy dan mengantarkan wanita itu pulang.
"Terimakasih untuk hari ini"
Ujar pria itu, senyuman tidak pernah lepas dari bibirnya yang merah, membuat wanita yang melihatnya menelan saliva dan rela melakukan apapun hanya untuk menyentuhnya.
"Aku mencintaimu"
Sahut Suzy, tangannya sudah mendarat pada dada bidang pria yang berada di hadapannya
Senyum lembut yang di berikan Suzy membuat tangan Jungkook meremas pinggang wanita itu dan berbisik di daun telinganya.
"Aku ingin kau tidur nyenyak hari ini, mimpikan aku"
Jungkook tersenyum kecil tanpa memberikan kesempatan Suzy untuk menjawab.
Pria itu sudah melepaskan kedua tangannya dan pergi meninggalkan kediaman kekasihnya.
-----
Suara deru mobil terdengar dari pekarangan rumah mewah bergaya kontemporer, membuat Jimin si pria kekar dan glammor langsung beranjak dari tempat duduknya menuju balkon.
Ia mengamati seorang pria yang keluar dari BMW-hitam mengilat yang tak lain adalah adiknya.
Ketukan jari di mainkan sebelum kembali berjalan masuk dan menyambut seseorang yang sejak tadi sudah ia tunggu.
Rumah yang di huni oleh sekelompok bandar narkoba itu di penuhi oleh para pengawal bertubuh besar, salah satu pengawal dengan pakaian serba hitam membukakan pintu untuk pria yang salah satunya adalah bos termuda mereka.
Kemudian langkah Jungkook terhenti saat mendapati enam pasang mata sudah tertuju padanya.
"Pergi ke suatu tempat?" Seokjin sarkas.
Ia salah satu anggota tertua dari sekelompok para pengedar ini, nada sindiran dan senyum sinis keluar dari bibirnya.
"Hanya kencan"
Sahut pria muda itu yang sekarang sudah duduk di sofa dan menuangkan sedikit whiskey yang tidak terlalu penuh ke dalam gelas kaca berukuran kecil.
"Yah.. Aku mengakui pria memang tidak bisa hidup tanpa wanita, tapi kembali ke topik hari ini. Aku dan Seokjin sudah melakukan transaksi dengan pengusaha batu bara itu, pria bodoh dan pecandu. Sial, seharusnya aku menaikan harganya"
Tukas Taehyung lalu menyesap kembali sisa sampanye yang berada di hadapannya sebelum melanjutkan perkataannya lagi.
"Lusa kau dan Yoongi yang akan pergi mengantarkan barangnya. Aku sudah ada janji"
Tatapannya bertemu Jungkook, pernyataan Taehyung membuat semua pasang mata menatap ke arahnya seketika.
"Janji? Dengan siapa kau ingin bertemu?"
Tanya Namjoon, alisnya yang bertaut mengisyaratkan jika ia tidak mengerti dengan perkataan temannya itu.
Taehyung terdiam, sengaja menggantung kalimatnya sebelum menghembuskan asap terakhir dari rokok yang hampir habis di hisapnya.
Menaruh dan menggulungnya di sebuah asbak yang berada di meja rendah di hadapan mereka, kemudian pria itu menyeringai.
"Bukan urusanmu"
***
Segini dulu deh..
Takut ceritanya garing dan susah di pahami wkwk
KAMU SEDANG MEMBACA
MOBSTERS
FanfictionKota kecil yang di penuhi oleh para gangster merupakan tempat tinggal yang paling aman baginya. Tujuan seorang pujangga untuk memikat hati wahai pujaan sirna sudah, saat ia tahu mafia tidak pernah mengenal kata mencintai atau di cintai. Hati adalah...