"aku tau apa yang harus aku lakukan, sudahlah aku akan menghubungimu lagi nanti"
Suzy segera mematikan telepon genggamnya, malam semakin larut membuat club' semakin ramai di datangi oleh pengunjung. Ia menyesap sake yang sudah di pesan sebelumnya.
Matanya fokus pada bartander wanita yang sedang bicara dengan dua turis asing, raut wajahnya berubah dan senyum manis seindah mentari sudah terlihat di atas parasnya yang cantik, bersamaan saat objek pandangnya menyadari kalau ia sedang di perhatikan.
Wanita itu menghampiri dan duduk di sebrang meja bar di depan Suzy, masih dengan senyum menggoda.
"Dimana kekasihmu?"
Senyumannya sudah tergantikan dengan seringaian jahil. Wanita di hadapannya mendesah, seolah sudah tahu kemana arah pembicaraan bartander itu, Suzy segera mengalihkan pandangannya ke arah lain.
Matanya kini fokus pada beberapa wanita seusianya yang sedang menari hanya mengenakan bikini, Suzy melihat sekilas dan tersenyum kecil sebelum kembali fokus pada Sunmi sang bartander yang tak lain adalah sahabatnya.
"Mungkin sedang ada urusan, sudahlah aku sedang tidak ingin membahas apa apa"
Suzy segera bangkit dari duduknya, menutupi kepalanya dengan tudung jaket parka dan memasukan kedua tangannya kedalam saku.
"Aku pergi, jika kau mendapatkan informasi. Segera hubungi aku"
*****
Selama lima tahun menjadi buronan, bukanlah waktu yang singkat bagi Bangtan.
Julukan mengerikan mereka dapatkan dari kalangan aparat kepolisian dari setiap negara. Para petinggi bahkan di kalangan menengah kebawah pun nama mereka sangat terkenal.
Kecerdasan dan network yang di miliki membuat kelompok itu selalu berhasil kabur dari kejaran polisi, bersembunyi di berbagai negara dengan cara merahasiakan indentitasnya.
Kini, kota kecil yang sebagian besar warganya di isi oleh gangster adalah tempat terakhir mereka untuk berlindung.
Salah satu tempat yang mereka sebut 'District 18' adalah tempat yang mereka gunakan untuk memasok barang dan melakukan transaksi dengan para client-nya.
Di sebuah gudang besar yang sudah lama kosong dengan tanaman menjalar ke dinding bangunan, membuat tak satu orang pun berfikir untuk mencoba masuk kedalamnya.
Sekarang, bangunan itu sudah di beri pemandangan kedua pria yang turun dari SUV hitam pribadinya, semua pengawal tertunduk memberi salam kepada kedua Bos mereka.
Yoongi menjentikkan jari tanda memberi isyarat pada para anak buahnya untuk bersiap.
"Setelah ini aku akan menemui Jennie, aku tertarik dengan senjata yang ia jual""senjata atau pemiliknya?"
Tanya Jungkook, ia tahu bahwa pria yang berada di sampingnya ini sangat tergila gila pada perempuan menggemaskan itu.
"haha.. kalau aku sudah dapat pemiliknya sudah pasti aku mendapatkan senjatanya juga. Iya kan?"
Jungkook ikut tertawa, entah kenapa kini di benaknya malah terlintas wajah Suzy, pria itu sangat rindu bidadarinya.
*****
"Kau sudah berjanji akan mengajakku ke rumahmu!" Ujar Suzy pada lawan bicaranya di telepon genggam
"Ah.. ya, atau aku saja yang akan ke apartementmu malam ini? Kau tunggu saja aku".
Sebelum Suzy menjawab kekasihnya itu, telepon yang sedang ia gunakan di rebut dan di lemparkannya ke sudut ruangan oleh pria yang telah menyelinap ke apartemen miliknya.
Suzy tersungkur kebelakang dan meringis saat dirinya mendapatkan tendangan keras hingga nyaris kepalanya membentur vas bunga berukuran besar.
Bukan melihat dengan hati kasihan, pria di hadapan Suzy malah menjambak dan membelai pipinya.
Wanita itu berhasil menepis wajah dan menjauhkan diri, saat pria kurang ngajar ini ingin mencoba menciumnya.
"Apa yang kau lakukan disini? Dimana adikku?!"
"Adikmu bersamaku, aman dan tidak pernah ku sentuh. Jika kau ingin adikmu selamat dan kembali bersamamu, maka cepatlah bunuh semua musuhku!"
"Brengsek! Mendapatkan informasi tentang mereka tidak segampang itu, aku hanya mendapatkan salah satunya"
"Aku tidak peduli, kau adalah pembunuh bayaran bukan? Cari tahu siapa bos besar mereka dan juga keberadaannya. Lalu lakukan apa yang ku suruh!"
Pria bertubuh tinggi itu beranjak dari duduknya, melangkahkan kaki dengan anggun menuju luar ruangan.
Suzy masih terpaku, mengamati punggung pria yang selalu mengancamnya, wanita itu melihat sinis saat orang yang paling di bencinya berbalik menatapnya.
"Jika para pengedar itu tidak mati, maka kau akan menanggung akibatnya"
Seringaian muncul dari bibirnya yang kecil dan merah, pria yang lebih mirip model yang rupawan di bandingkan gangster yang terdampar di kota kecil ini. Dirinya menatap tajam Suzy sebelum berbalik dan meninggalkan apartement.
Dasar, Sehun bajingan!
Maki Suzy dalam hati.
***********************
Maaf atas ceritaku ini,
yang mungkin membuat kalian..
Pusyingggg hehehe
KAMU SEDANG MEMBACA
MOBSTERS
FanfictionKota kecil yang di penuhi oleh para gangster merupakan tempat tinggal yang paling aman baginya. Tujuan seorang pujangga untuk memikat hati wahai pujaan sirna sudah, saat ia tahu mafia tidak pernah mengenal kata mencintai atau di cintai. Hati adalah...