Sebuah dialog milik hujan

105 3 0
                                    

Sesampainya jingga di rumah, hujan turun dengan deras jingga merasa bingung antara harus tetap di rumah atau keluar menemui seseorang yang menunggunya di alun-alun yang memang belum iya ketahui siapa orang itu.

......

Jam menunjukkan pukul 7 malam, namun jingga tak kunjung datang, menunggu tetap dilakuakn lelaki itu dibangku dekat lampu jalan, tubuhnya sudah basah kuyup, air hujan yang dari tadi terus memaksa masuk dan meresap pada sela benang-benang pakaiannya.

Sekilas saat hujan mulai mereda, jingga bergumam dari balik jendela menatap langit yang perlahan surut akan hujan yang sedari tadi turun tanpa ampun , jingga memutuskan untuk pergi ke alun-alun walau waktu menunjukkan pukul 7 malam

Jingga menatap ke arah bangku dekat lampu jalan, begitu samar namun rupa yang ia lihat tidak asing
Bentuk tubuh serta model rambut yang khas .

Ia pun berjalan mendekat menuju manusia yg sedang duduk dibangku itu dengan baju yg sudah basah akibat guyuran hujan.

"syahrull?" tanya jingga dengan kaget

Jangankan menyangka, membayangkannya saja tidak pernah, manusia sedingin syahrull menunggunya dalam keadaan hujan, bertahan di bawah lampu jalan yang meredup.

"jam berapa sekarang?" tanya syahrul dengan raut muka kesal

"jam tujuhhh..." jawab jingga dengan pelan dan takut

Syahrull menatap jingga dengan tatapan tajam, sangat tajam namun berbinar, seperti ada bintang pada matanya, bola matanya cokelat membulat sempurna.

"lewat..." sambung jingga

Tanpa perlu basa basi buku itu di kembalikan, buku yang terjatuh di koridor sekolah waktu itu

"buku lo, soryy kalo basah." memberikan bukunya dan langsung pergi

Jingga hanya mematung menatap langkah syahrull yang perlahan menjauh, hingga bayangannya menghilang sudah tak terlihat lagi, namun tatapan mata berbinarnya masih terus terbayang dan terekam jelas pada benaknya.

Sepanjang perjalanan pulang jingga hanya terus menatap bukunya dengan sejuta pertanyaan yang muncul dipikirannya.
tentang kenapa buku itu bisa ada pada syahrull? Tentang kenapa syahrull tidak bicara langsung di sekolah padanya?
Tentang kenapa syahrull tidak memberikan buku itu saja di sekolah lagi pula mereka satu sekolah dan selalu berjumpa saat di sekolah.
Dan jelas, tentang mengapa syahrull rela tetap menunggu dalam keadaan yang seharusnya manusia manapun akan pergi mencari atap untuk berteduh

yang jingga ketahui syahrull adalah lelaki yang dingin sangat dingin bahkan dinginnya melebihi suhu di kutub utara kenapa dia terlalu perduli dengan hal ini hanya demi mengembalikan sebuah buku ia rela menunggua berjam-jam dan ke-hujanan.

Peretanyaan-pertanyaan tersebut terus memutari pikirannya, pertanyaan yang tidak ada jawabannya, sekalipun ada, yang tau hanya manusia dingin itu.

Kembali kerumah, menuju tempat yang paling nyaman dan hangat dirumahnya, ruang yang menjadi tempatnya terlelap sepanjang malam.

Ditaruhnya buku tersebut diatas meja dan langsung bergegas mengganti pakaiannya yang sedikit basah terkena rerintikan hujan yang belum  reda sempurna.

Tubuhnya diselimuti dengan kain halus yang menghangatkan, namun pikirannya kini ikut diselimuti dengan pertanyaan-pertanyaan tentang syahrull.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 07, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

JINGGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang