Kalau Kamu Cowok, Kamu Pilih Siapa?

1.8K 107 1
                                    

Author POV

Seperti biasa, apabila ada tanggal merah yang membuat sekolah-sekolah otomatis diliburkan, Kinal dan teman-teman  dekatnya akan bergantian tempat tinggal untuk diinapi bersama.
.
Adalah mereka, yaitu Kinal, Ve, Shanju, Naomi, Vinny, Kyla, Jeje, Lydia, dan Beby. Mereka kali ini memutuskan untuk menginap dirumah Jeje. Selain karena besar, juga dekat bila ingin jalan-jalan ke Mall.
.
"Weyyyy udahan donk pada sibuk maenan hape nya. Mending kita maen aja sekarang." Beby tampaknya mulai bosan dengan keheningan diantara mereka lantaran mereka sibuk menenenggelamkan diri pada layar handphone sejak tadi.
.
Shanju mulai beralih menengok pada kesayangannya itu. Hanya Kinal yang mengetahui bahwa dua sejoli itu memiliki hubungan lebih dari sekedar teman.
.
"Main apa, beb?" Shanju bertanya pada Beby, sementara yang lain masih acuh tak acuh. Beby bukannya menjawab pertanyaan Shanju tapi malah kesal pada yang lain yang mengacuhkannya. Ia pun berbicara lebih keras , " woyyyyy... Ibuuu ibuuuu.. pada dengerin gak sih? Hape nya ditaroh duluuuu.. quality time duluuu napa. Kita bentar lagi kan udah lulus SMA, bakal jarang banget ntar pasti ngumpulnya. Kita manfaatin dulu lah waktu yang ada sekarang buat nambah kenangann.."

Mendengar perkataan Beby tersebut, semua kemudian tersadar, dan perlahan ada yang melepas Headset dari telinganya, ada pula yang tadinya bertelponan kemudian memutuskan hubungan telponnya.

"Sorryyy... Beb. Tadi aku keasikkan nonton Tutorial Design nya Barly." Ve merasa bersalah mendengar perkataan Beby yang merasa diacuhkan oleh mereka tadi.

"Ayo dah, mau main apa? Yoo gaes pada disimpen aje hapenya. Bener juga tuh kata Beby, kita mesti manfaatin waktu yang ada." Kinal membenarlan kata Beby sebelumnya.

"Btw, ini kita ga dikasih cemilan apa gitu dari tadi, Je?"  Ucap Lydia malah menyimpang dari topik.

"Astaaagaaaaaa, bencong emang lu lid, kita bahas apa lo tiba2 malah ngomongin makan mulu. Iye2 bentar juga palingan Mbak Sinta nganterin pudingnya."

"Heran deh ama Lydia,  ck ck ck... Bytheway, ini si Vinny sama Kyla kok diem mulu sih dari tadi." Naomi menggelengkan kepala melihat Lydia.
.
"Gue sedih kak, drama korea kesukaan gue pemeran cowo nya mati. Terus gue nontonnya liat siapa donk ntar? Orang gue tujuan nontonnya liat dia doank."
.
"Ya oloh, ini temen gue kaga ada yang bener yak -_-" Shanju menatap malas pada kealayan Kyla.
.
"Sama nih. Aku lagi sedih soalnya Serial TV yang lagi aku tonton udah tamat. Padahal itu hiburan aku kalau lagi suntuk dan badmood." Vinny menjawab pertanyaan Naomi yang heran melihat ia dari tadi diam.
.
"Arghhh udah, udah. Sekarang kita stop sedah seduh sedeh sedih an. Maennnn Truth Or Dare ayooooo..." , ujar Beby.
.
"Wokehhh.. pake apa? Botol anggur bekas bokap gue aja ye? Biar gue ambil dulu." , ujar Jeje menyarankan.
.
.
.
"Yap. Gimana kalau yang tukang muter botol pertama yang angka timbangannya paling kecil?"

Saran Lydia tersebut disambut dengan tatap2an antara Beby, Vinny, dan Kyla. Pasalnya diantara mereka semua, mereka bertiga lah yang badannya paling kecil. Namun, sepertinya mereka sudah saling tahu siapa yang paling kecil diantara mereka.

"Oke. Gue." Jawab Beby.

"Siap2 ye gue putar ni botol."
Beby kemudian memutar botol anggur tersebut hingga berhenti dan ujungnya mengarah pada Kinal.

"Anjayyyyy baru mulai kok langsung gue? Ulang ulang ulanggg..."

"Ga bisa, ga bisa. Udah terima aje lu." Lydia mencegah Kinal yang meminta diulang.

"Ckk.. yaudah. -_- "

"Siapa nih yang mau nanya?" , tanya Vinny.

"Akuuu..." Semua tampak langsung melihat ke sumber suara. Tampak Ve memgacungkan jari telunjuknya. Sontak mereka heran, apa yang hendak ditanyakan sosok paling sempurna diantara mereka ini pada makhluk paling selengean diantara mereka ini.

"Hahahaha.. okeee,Ve. Selamat menyiksa bocah satu ini." Perkataan Jeje membuat Kinal menatap tajam padanya, namun hanya disambut tertawa cekikikan oleh Jeje.

"Hmm.. Truth or Dare?" Ve meminta Kinal memilih antara menjawab pertanyaannya atau diberikan tantangan.

Kinal berpikir, kalau Dare, pasti Ve akan dipengaruhi oleh teman2nya untuk memberikannya tantangan yang sadis. Tanpa pikir panjang akhirnya ia menjawab , " Truth aja deh."

Entah apa yang membuat senyum Ve mengembang seketika, seakan yang dijawab oleh Kinal sesuai dengan yang ia harapkan. Mereka semua menatap kedua teman mereka tersebut, sekaligus menunggu apa yang akan ditanyakan oleh Ve kepada Kinal.

"Aku pengen nanya.. kalau seandainya kamu terlahir sebagai laki-laki. Diantara kita disini, siapa yang bakal kamu pilih buat dijadiin teman hidup kamu?"

Mereka semua shock mendengar pertanyaan Ve. Apa maksud dari pertanyaan ini? Dan juga jawaban apa sebenarnya yang ingin Ve dengar dari Kinal? Kinal pun tak kalah kaget dengan teman-teman mereka, mengapa Ve menanyakan hal ini? Muncul penyesalan dihati Kinal, kalau pertanyaannya sesulit ini ia akan memilih untuk melakukan tantangan apa saja yang diberikan padanya tadi. Tentu saja Kinal berada di posisibserba salah, bila ia menjawab Ve, tentu saja mereka akan curiga pada hubungan Kinal dan Ve. Sedangkan bila ia menjawab yang lain, ia akan habis oleh Ve.

"A.. a.. aku boleh ganti Dare aja gak?" Kinal menatap takut pada Ve.

"Boleh aja. Berarti kami bukan orang yang bisa megang omongan."

Kinal menelan ludah mendengar kata-kata Ve. Lembut namun tajam.

"Mesti dijawab sekarang banget?" Kinal menatap temannya satu persatu.

"Udah ah kakk.. jawab aja. Kan cuman seandainya. Kalo Kyla diposisi kakak sih Kyla pasti milih kak Shanju. Udah seksi, manis, tinggi, pinter, senyumnya bikin adem lagi."

"Hehhh... Apaan milih2 Shanju, orang yang ditanya Kinal kok lo yang ga ditanya apa2 malah ngejawab." Beby sewot dengan kata-kata Kyla.

"Ishh gue kan cuman mengandaikan kak, memudahkan Kak Kinal menjawab."

Sementara Shanju hanya tersenyum melihat tingkah mereka, terutama Beby yang nampak cemburu. Hahaha, dalam hatinya ia gemes dengan kesayangannya tersebut.

"Oke. Fine. Gue pilih Ve. Udah ye. Lanjut-lanjut." Kinal menjawab disertai dengan wajahnya yang langsung memerah.

Seketika wajah Ve pun memerah juga, namun ia tutupi dengan kedua tangannya. Hal ini sontak membuat teman-temannya menambah kecurigaan mengenai hubungan diantara mereka.

"Hahahaha... Cia cieee.. wuhuyy wuhuyyy... " Lydia mengoda kedua nya.

Mereka menghabiskan malam itu dengan melanjutkan bermain Truth Or Dare hingga semuanya tidak sanggup menahan kantuk lagi dan tepar.

#SorryForTypo #
Maafkan atas ketidak jelasan cerita ini.. hahaha.. akibat dari ide yang muncul tiba-tiba disertai waktu yang teramat senggang. 😂 Semoga menghibur !

VENAL ONE SHOT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang