(Sore ini)

95 3 0
                                    

Angin berhembus pelan, langit tampak cerah, dan burung-burung terbang bersama terlihat dengan indah. Terdapat seorang ibu dan anak nya yang sedang tertawa bersama di ujung taman. Penjual balon yang di kelilingi oleh anak-anak, dan aku yang di landa oleh kerinduan. Membuka buku yang telah ku siapkan untuk menulis sesuatu yang membuat ku rindu, akan suatu hal.

Baiklah, aku akan memaksa otak ku ini untuk bekerja agar mengingat semua kenangan itu. Dengan menghembuskan nafas pelan, aku memulai menggores tinta hitam di kertas putih yang bersih.

Hari ini Selasa, 29 Juli di taman saat sore hari.

Hai, apa kabar denganmu? Hari ini aku memutuskan untuk menceritakan kisah tentang aku, kamu, dan kita. Aku tidak tau mengapa ingin sekali menceritakanmu, yang pasti aku hanya rindu padamu, itu saja. Mari kita mulai.

Saat itu, semuanya masih biasa saja. Kita orang baru, dua insan yang dipertemukan Tuhan untuk saling mengenal. Keadaannya saat itu sangat baik, aku duduk di mejaku dan kamu bersama seorang wanita, yang mereka sebut dengan kekasihmu. Tidak ada masalahnya buatku, semua di lalui dengan baik. Kita hanya sebatas mengenal nama, belum pernah bertegur sapa, dan belum pernah melakukan interaksi apapun.

Aku hanya mengenalmu dari cerita teman-temanku, kamu sudah sangat lama berpacaran dengan wanita itu, kira-kira 2 tahun jika aku tak salah untuk mengingatnya. Kamu memang terlihat serasi dengan nya, benar-benar serasi seperti ketentuan tuhan yang diberikan kepadamu. Saat kita menjadi teman kelas, aku tidak memperhatikan bagaimana sifatmu, wajahmu, dan semuanya. Kita juga cukup menjaga jarak.

Dan aku? Baik-baik saja dengan jarak itu, karena itu sebagai bentuk keseriusan mu terhadap wanitamu. Kamu sangat takut padanya jika ia cemburu, rupanya. Mungkin ini terlalu lama, mari kita percepat semuanya.

Di bulan berikutnya, kita sudah cukup saling mengenal, kita selalu dipertemukan di sebuah kelompok kelas. Selalu bersama mu, hingga teman-teman yang lain meledek ku karena selalu bersama mu di setiap tugas kelompok. Jangan lupa, pacarmu telah memandangku risih, bagai manusia terhina yang pernah ia temui. Aku? Mengulangi kata yang sama yaitu baik-baik saja.

Dimulai dari situ kita sudah memulai suatu interaksi, sudah mulai bertegur sapa, dan saling mengenal. Perlahan, kedekatan kita membuat ia marah. Jika kamu ingin tahu, semua tatapan sinis, segala sindiran membuatku hampir terlihat lemah. Untung saja, sahabatku menyemangatiku, setidaknya aku merasa lebih tenang saat itu.

Perlukah aku menuliskan lagi, segala kejadiannya saat itu? Aku rasa cukup, dari hal yang aku tulis sebelumnya sudah menunjukkan bukan? Bahwa kekasihmu memang sangat takut kehilanganmu. Kali ini aku tidak mau membahas tentang sikap kekasihmu lagi.

Karena, saat itu aku memutuskan untung membentengi kedekatan antara aku dan dirimu, bagai orang yang tidak saling mengenal. Jujur saja, sebenarnya aku tidak berniat untuk membangun benteng itu, tapi itu adalah satu-satunya cara agar kekasihmu tidak menggangguku lagi.

Sepertinya, ceritaku ini sampai disini dulu. Matahari sudah terbenam, langit sudah memunculkan semburat warna senja nya. Aku ingin menikmati senja yang sangat indah ini. Kamu tahu kan aku sangat menyukai senja, terutama menikmatinya bersama kamu, orang yang selama ini membuatku tersenyum. Aku ingin kamu disini, aku rindu padamu...

Apakah kamu merasakan kerinduanku? Aku harap iya, sekian dulu aku izin pamit. Nanti aku akan kembali menceritakanmu di buku ini. 

Selamat sore, Erza.

Aku menutup buku itu, dan tersenyum melihat senja, menghirup nafas lebih dalam dan bangkit berdiri. Taman ini sudah terlihat sangat sepi. Aku melangkahkan kaki menuju ayunan yang disediakan di taman itu. 

Aku rindu padamu Za, sangat rindu. bagaimana cara Tuhan selanjutnya untuk mempertemukan kita? atau, Tuhan memang sengaja ingin memisahkan kita dan melihat aku selalu bersedih? Aku sudah tidak sanggup dengan semua ini. Aku ingin berjumpa denganmu, walau sedetik saja itu sudah cukup, maaf kali ini aku berbohong lagi. Karena pada kenyataannya, sedetik saja belum bisa menghapus rindu yang sudah tertahan semenjak 3 tahun yang lalu.

Kamu apa kabar hari ini? apa saja kegiatan yang kamu lakukan? kamu jangan terlalu sering bermain game, aku sudah tahu kebiasaan burukmu itu, aku sudah sering mengingatkanmu untuk tidak berlarut-larut di depan komputer bersama game kebanggaanmu itu. kamu juga jangan lupa istirahat, jangan terlalu sering untuk tidak tidur hingga larut malam bahkan hingga pagi. Aku pernah mengingatkanmu, dan jawabanmu? hanya seperti ini.

"Aku kan kuat, jadi tidak akan sakit,"

Kamu tahu Za, kamu benar-benar orang yang sangat keras kepala. Aku seperti sudah kehabisan cara untuk menegurmu. 

Aku memutuskan untuk bangkit dari ayunan itu, dan berjalan menuju rumah untuk beristirahat. Masuk ke dalam rumah,  dan menuju kamar. Pemandangan yang aku liat pertama kali? Tentunya, foto terakhir kita berdua yang aku letakkan di meja kamarku. Di foto itu aku sedang duduk dan kamu berdiri di belakangku. Tersenyum menatap kamera dengan sekali jepretan.

Indah, senyum kamu memang sangat indah. Belum pernah aku melihat ukiran senyum yang tuhan ciptakan pada manusia,  sebelum aku bertemu kamu.

Sekarang langit sudah gelap, tidak ada lagi senja yang menemaniku,  seperti kamu. Rupanya, kamu memang sangat serasi jika di sandingkan dengan senja, datang membawa kebahagiaan lalu pergi meninggalkan kenangan. Namun, senja lebih baik daripada kamu, tanpa janji manis dia pasti akan bertemu memberi kebahagian lagi. Sedangkan kamu? Bisu.

Aku seperti manusia yang tidak bersyukur kepada Tuhan hari ini. Aku terlalu banyak mengeluh. Tetapi mau bagaimana lagi? Aku sudah lelah, bisa kah waktu diputar kembali? Sehingga aku bisa menggenggam tanganmu erat agar tidak jauh dariku seperti saat ini. Jika ada yang mengetuk pintu hatimu malam ini, jangan bingung. Itu aku dengan kerinduanku. Pasti kamu bosan mendengar rindu kan? Maaf, karena cuma itu yang bisa aku ucapkan malam ini.

Aku tidur dulu, besok akan ku ceritakan lagi kepada kalian tentang kenangan itu, rindu yang melanda,  dan tentang dia.

Selamat malam, untukmu Za.

Without YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang