02

56 3 128
                                    

Buku ini, bukan menceritakan tentang manisnya hubunganmu dengan pasangan.

Mungkin belum.

.

.

Ibunya menata hidangan dimeja makan, ayahnya sibuk dengan ponsel yang tersambung sebuah panggilan, sementara kakaknya baru saja menuruni tangga mengenakan pakaian formal yang begitu pas ditubuhnya dan semakin membuatnya terlihat tampan.

"Berapa lama lagi kita harus menunggu?"

Minseo duduk dengan lemas didepan meja makan. Otaknya sedari tadi berpikir, makanan apa yang harus dia santap terlebih dahulu. Tapi sepertinya, tamu yang sedang ditunggu-tunggunya ini memperlambat keinginannya untuk makan dengan damai.

Keluarga Jung mengadakan pertemuan dengan keluarga rekan kerja ayahnya.

Tentu saja tentang perjodohan putrinya.

Jaehyun mengambil tempat disebelahnya. "Jangan cemberut saja. Tambah jelek tahu."

Kakak sepupunya memang suka sekali menggoda Minseo.

"Bagus lah kalau hari ini aku tambah jelek. Agar perjodohan itu dibatalkan."

Tin tin..

Ayah dan ibunya segera bergegas menuju teras rumah. Sepertinya tamu yang ditunggu-tunggu sudah datang.

"Kakak yakin, kau pasti akan menyukai calon suamimu itu. Dia orang yang baik." kata Jaehyun.

"Yayaya, baik sekali sampai membuatku menunggu hampir satu jam."

Jaehyun menegakkan posisi duduknya. Sedikit berbisik pada Minseo disebelahnya. "Dek, tersenyumlah! Mereka sudah datang."

Dengan setengah hati ia membenarkan posisinya. Memasang senyum tipis.

Disebelahnya Jaehyun bangkit untuk menyambut tamunya, "Selamat datang."

Minseo ikut bangkit sambil tetap tersenyum.

Ibunya dan ayahnya datang sembari berbincang dengan tamu yang sudah dipastikan salah satu rekan kerja ayahnya.

"Ayo silakan duduk. Nikmati makanannya, maaf seadanya saja." kata ibunya sambil tersenyum ramah.

"Kau berlebihan Chelle, maaf ya kami jadi merepotkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau berlebihan Chelle, maaf ya kami jadi merepotkan." Balas perempuan seumuran ibunya.

Biar Minseo tebak, seperti wanita paruh baya yang masih terlihat cantik itu merupakan calon ibu mertuanya

"Ah tidak apa, santai saja, calon besan." balas Jung Michelle-ibu Minseo.

Seorang pemuda yang cukup ekhem-keren. Berjalan masuk menuju meja pertemuan. "Maaf saya telat." ujarnya sembari tersenyum tampan sembari memberikan bingkisan kepada ibunya Minseo.

"Apa ini? Terimakasih ya, nak. Kamu baik sekali." Ibunya tersenyum pada pemuda itu.

"Sama-sama bi."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 29, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Can We?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang