11. Masa Lalu

5.3K 300 8
                                    

Jangan jadikan masa lalumu menjadi hambatan, jadikanlah pelajaran untuk kedepannya agar lebih baik.

***

"Aku abis bilang ke mama, katanya boleh main sama Anya." Laki-laki berumur tujuh tahun itu berucap sambil tersenyum manis.

Fanya atau akrab dipanggil Anya sedang duduk di ayunan dengan dress pemberian ayahnya. "Oh ya? Jadi kita bisa ke taman setiap hari?"

"Iya, kamu punya uang kan?" tanya Devano dengan wajah cerianya.

Fanya dengan wajah lucunya mengangguk-ngangguk.

"Mau beli eskrim?" tanya Devano.

Fanya menggelengkan kepalanya. "Aku gak suka eskrim."

Semenjak itu, Devano jadi tahu kalau Fanya gak suka eskrim.

"Sukanya apa?" tanya Devano lagi.

"Aku suka jus, kata mama aku jus itu sehat, kalau eskrim gak sehat," ucap Fanya mengingat ucapan mamanya.

"Kalau gitu, ayo kita beli jus!" ajak Devano bersemangat.

Devano menggenggam tangan Fanya sambil berjalan dengan cerianya. Mereka seperti orang yang sudah dewasa saja, apalagi cara berbicara Fanya. Devano menyangka, pasti mamanya Fanya selalu mengajari perkataan yang baik.

Fanya dan Devano sudah sampai di pedagang jus yang ada di sekitar taman. Mereka membeli dengan rasa yang berbeda, Fanya jus alpukat dan Devano jus apel.

"Bentar lagi kata mama kita keluar dari sekolah ya," ujar Fanya kemudian menyeruput jusnya.

Devano membenarkan posisi duduknya agar nyaman. "Enggak, masih lama, SD kan sekolahnya sampai kelas enam nanti."

"Wahh, kayaknya seru ya! Nanti kita harus satu kelas lagi!" seru Fanya.

"Iya, aku gak akan ninggalin Anya kok." Devano menyeruput jusnya sampai setengahnya.

***

"Gak tau!" Fanya berucap dengan nada ketus, ia marah pada Devano karena sudah menjailinya.

"Maaf dong, aku kan cuma bercanda," bujuk Devano.

Devano selalu saja menjaili Fanya. Gadis itu suka marah, tetapi pada akhirnya akan damai kembali.

"Nanti kalau aku pergi, kamu pasti nangis," kata Devano mencubit pipi Fanya.

Fanya memalingkah wajahnya. "Biarin."

"Yakin nih? Nanti kalau Anya nangis, gak ada yang usap air mata Anya," goda Devano.

Laki-laki kecil itu jago menggoda, kadang juga membuat Fanya ingin terus bersamanya.

Mereka berdua sedang menunggu jemputan untuk pulang. Namun, tiba-tiba hujan deras yang membuat mereka berdua harus berteduh.

"Hujan-hujannan aja, yuk!" ajak Devano.

"Gak ah, aku gak boleh hujan-hujannan sama mama," ucap Fanya sedikit berteriak karena suara rintikan hujan yang deras.

Attention [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang