1

59 3 5
                                    

Author VOP

Pagi ini cuaca sedang tidak bersahabat. Tampak seorang Min Yaya masih asik bersarang dalam selimut merahmudanya.
Jam dinding menunjukkan pukul 09.00AM, namun tak lantas membuatnya terperanjat dari kasurnya. Mengingat ini adalah hari minggu, jadi dia bisa bebas untuk tidur.
Di tengah kenyamanan itu, telinganya terusik oleh suara handphone miliknya. Di liriknya ponsel itu malas.

"Ahh ! Kenapa harus menggangguku sih !" pekiknya cukup keras seraya merampas ponsel itu dari badan meja.

"Ada apa menelfonku di pagi buta begini ?!" tanyanya cukup keras pada orang di seberang telefon.
"Pagi buta katamu ?! Oh lihatlah si pemalas ini, bahkan dia tak mampu melihat jam dinding !" ucap Taehyung kesal dari seberang sana.
"Oh ayolah Tae, ini hari minggu, dan lihatlah cuaca diluar, ini waktu terbaik untuk tidur." sahutnya lagi dengan nada yang melemah.
"Cepat turun dari tempat tidurmu dan mandi, aku hampir beku di luar karena menunggumu !". Tut...tut...tut...
Sambungan telefon terputus, yaya pun terperanjat dari kasurnya dan menarik gorden jendela agar mendapat celah untuk melihat kebawah. Terlihat di bawah sana Taehyung yang berdiri di antara atap pagar yg kecil, ia nampak menggigil dan sesekali memandang layar ponselnya.

Yaya POV

Aku segera turun dengan membawa jaket dan syal, berlari kecil menghampirinya yang sudah seperti mayat yang di beri pengawet. Ku rasa jika dalam sepuluh menit aku tak juga menemuinya, mungkin dia akan kaku seperti patung disini.
"Tae !" teriakku kecil,masih sambil berlari menghampirinya.
"Cepat pakai ini." kataku, tanpa babibu ia langsung membungkus tubuhnya dengan jaket itu, lantas jemariku tak tinggal diam, melilitkan syal hitam itu di lehernya.
"Kenapa kau belum mandi ?! Kan sudah ku bilang kau harus mandi !" dia membentakku, jangan lupakan suaranya yang bergetar karena kedinginan.
"Jangan cerewet ! Kalau aku mandi dan baru menemuimu, kurasa kau sudah tinggal nama! Cepatlah masuk !" bentakku karena dia sangat keras kepala.

|||

"Ini, minumlah." tawarku menyodorkan segelas teh hangat untuknya, Taehyung tak suka susu, jadi aku hanya memberinya teh.
"Terimakasih" di seruputnya teh itu dengan perlahan. "Cepatlah mandi" ucapnya lagi sambil menaruh kembali gelas itu di meja.
"Tunggu sebentar, aku akan mandi dengan cepat." kataku yang kemudian bergegas ke kamar.
Aku menghabiskan waktu lima belas menit untuk mandi dan bersiap, percayalah, biasanya ini bukan durasi mandiku. Aku biasa memakan waktu hingga satu jam hanya untuk mandi, namun karena ada Taehyung, jadi aku harus mempersingkatnya. Aku kembali ke ruang tamu dan menemukan Taehyung tergeletak di kursi dengan wajah pucatnya.
"Tae ? Bangunlah .." lirih ku pelan di telinganya dan menepuk tubuhnya perlahan. Ku sentuh wajahnya dengan telapak tanganku. Dingin, itu yang kurasakan. Aku mengambil selimut tebal dan menutupi tubuhnya hingga leher, ku usap usap kedua telapak tanganku dan menempelkannya pada wajah pucat itu.
"Maaf, karena membuatmu menunggu, dan... dan terimakasih karena telah menungguku" bisikku di telinganya.

|||

Author POV

"Hari rabu nanti jangan pergi kemanapun, tamu ayah akan datang untuk makan siang dengan keluarga kita." ucap lelaki paruhbaya itu seraya memotong roti di hadapannya.
"Tapi ayah, hari rabu yaya ada janji untuk pergi bersama Taehyung." ucapku memelas.
"Taehyung lagi ! Taehyung lagi ! Sudah berapa kali ayah katakan padamu ?! Jangan berhubungan dengan lelaki itu ! Dia sama sekali bukan orang yang baik !"
Bentak ayah menghempaskan pisau dan garpu yang di pegangnya.
"Tapi ay..." . "Tidak ada tapi-tapian ! Jauhi dia ! Ini perintah !" lanjut ayah memotong kalimat yaya dan pergi dari meja makan itu.
"Sudahlah, dengarkan saja ayahmu. Dia pasti ingin yang terbaik untuk putri semata wayangnya ini." ucap ibu dengan penuh kelembutan. Terlihat airmata gadis itu hampir saja lolos, namun langsung di sekanya dengan sapuan jari.

My DestructionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang