2

59 5 2
                                    

VOMENT SETELAH MEMBACA

Typo manusiawi

Yaya POV
Dadaku masih terasa sakit, aliran darah masih terus berdesir menghantam setiap sel di tubuhku. Rasanya seperti di pukuli ribuan orang yang berperang.
Ku lihat di ujung pintu kelasku, Taehyung sudah berdiri dengan bersandar pada bagian pintu, aku tak tau sudah berapa lama ia disana, tapi yang pasti, kini detak  jantungku sudah tak beraturan lagi.

"Yaya ? Bisa bicara sebentar ?" panggilnya sedikit berteriak.
Oh habislah seorang Min Yaya di tangan Kim Taehyung yang mesum itu.
Aku beranjak dari kursiku dan melangkahkan kaki ragu, dengan sedikit senyum yang di paksakan aku datang menghampirinya.
"Kenapa ?" tanya Taehyung yang risih melihatku seperti robot.
"Ah ?.. Tidak.. Mau bi..bicara apa ?" tanyaku lagi dengan tatapan yang sayu. Tamat riwayatmu Min Yaya, pikirku, aku terus memaki dalam hati atas kebodohanku.
"Tidak disini.." katanya, memecah lamunanku seketika.
"Ayo ikut aku" di tariknya tanganku dan dengan cepat ia berjalan ke arah gudang sekolah yang memang jarang di lewati siswa. Aku berusaha melepas cengkramannya di tanganku namun tak bisa, tenaga Kim Taehyung terlalu besar untuk di lawan oleh Min Yaya.
Habislah aku, semuanya akan berakhir hari ini. Otakku tak mampu lagi mencerna apapun yang ku lihat, semua seolah berubah menjadi warna abu-abu yang di bubuhi sedikit bercak hitam.
" sampai !" tukasnya melepaskan tanganku, masih belum dapat ku cerna, box-box yang berantakan, debu yang menempel disekitaran buku, alat-alat olahraga. Tepat sekali, dia membawaku ke gudang, yaa... Gudang bencana.

"Kenapa ?" tanyanya memecah lamunanku.
"Kau takut ?" timpalnya lagi,sementara aku masih mengamati setiap sudut ruangan.
Takut, hanya itu yang bertumpuk di benakku saat ini. Habislah aku... Habislah... Habislahh..
Tak hentinya aku berseru dalam hatiku.
"Duduklah" ia menarik tanganku duduk di pangkuannya. Aku tak lagi memiliki oksigen, setidaknya hanya beberapa persen.
"Un...untuk... Apa k..kita ke..kesini ?" tanyaku memberanikan diri, meski kurasa suaraku sudah seperti speaker rusak.
"Tidak ada. Hanya menagih janji" jawabnya santai. Aku memberani kan diri untuk bangkit dari pangkuannya dan menghadapnya. Saat ini juga aku memberanikan diri dan mencoba tenang.
"Janji apa ? Aku tidak berjanji apapun ! Kita sudah terlambat,sebaiknya bicara nanti saja!"  aku melangkahkan kakiku ke arah pintu gudang, namun nyatanya Taehyung kini kembali berada di hadapanku.
"Dua kali cium di pipi kiri" ucapnya menunjuk pipi kirinya.
"Dua kali cium di pipi kanan" serunya lagi menunjuk pipi kanannya.
"Dua kali cium di kening dan ya.... Satu kali di hidung" ucapnya lagi menunjuk keningnya dan menggeser jari nakal itu kehidungnya.
"Oh ya ! Jangan lupakan tiga kali untuk bibir" katanya lagi diiringi tawa kemenangan. Aku tertegun, diam... Diam... Diam... Itulah yang terjadi padaku.
"Kau mau menciumku atau aku yang menciummu ?" pertanyaannya membuat jantungku semakin tak karuan, melayang pikiran jahat di otakku jika Taehyung yang mencium.
"B..baiklah.. A..akku yang.. Enggg.. Menciummu" kataku dengan penuh perjuangan.
"Oke sayang, di mulai dari pipi kiriku" katanya menyodorkan pipi kirinya kehadapanku.
Tamat...tamat...tamat... Jantungku akan lepas..
Aku akan mati... Akan....

Tok...tok...tok...
Terdengar suara ketukan keras dari pintu gudang, perasaan lega muncul, lega karena tak jadi mencium Taehyung mesum, namun perasaan takut yang lebih besar datang.
Taehyung berjalan ke arah pintu gudang, aku buru-buru menariknya.
"Jangan di buka, aku mohon ..." pintaku karena takut kepergok.
Aku salah satu murid yang sudah banyak dapat peringatan, ketakutan terbesarku adalah di depak dari sekolah jika membuat masalah lagi.
"Kenapa ? Kita tidak berbuat apapun, jangan takut, tetap di belakangku" ucap Taehyung tanpa ragu.

Ceklek ! Terpampang sekumpulan siswa dan tak ketinggalan guru BK di ambang pintu.
Keringatku bercucuran,entah bagaimana caraku menjelaskannya nanti.
Bu Sora memandangku intens dari ujung rambut hingga kaki. Beliau menggeleng-gelengkan kepalanya menatapku tak percaya. Para siswa menyoraki kami, dengan sigap Bu Sora menyuruh mereka bubar dan kami di bawa ke ruang BK.
Ku lihat tubuhku di cermin yang berada di ruang BK, ku amati tubuhku, oke. Mulai dari rambut yang usang, seragam yang kotor dan basah. Sekarang aku tau kenapa Bu Sora seperti itu, dan sudah kupastikan aku akan dapat masalah besar.
"Bisa kalian jelaskan sesuatu kepada saya ?" tanya bu Sora membuka pembicaraan.
"Tidak ada" jawab Taehyung enteng.

My DestructionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang