PROLOG

327 147 193
                                    

                          

Bell berbunyi saatnya para siswa dan siswi berbaris di lapangan utama untuk melaksanakan upacara.

Cuaca pagi yang sejuk dengan sedikit pancaran sinar matahari membuat para murid berbaris dengan tertib.

Sudah menjadi kebiasaan Nata dengan sohib karib nya yaitu Elitha. Mereka berdua menempati baris paling depan dengan alasan agar bisa melihat moodbooster atau pria yang mereka sukai.

Mereka berdua asik melihati pria yang mereka sukai dan memeragakan apa yang di lakukan oleh pria itu lalu mereka tertawa dengan suara lirih.
Selesai upacara para murid memasuki kelas masing-masing.

*Di kelas

Pak Rudi memasuki kelas yang di tempati oleh tokoh utama di cerita ini, yaitu Nata. Pak Rudi adalah wali kelas dari kelas itu, kebetulan pelajaran pertama adalah pelajaran Pak Rudi yang bisa dibilang guru killer.

Semua murid sangat menikmati pelajaran Pak Rudi dengan tertib, kelas ini biasanya tidak pernah tertib ada saja kerusuhan yang dibuat oleh Nata dan Elitha, tapi ketika pelajaran Pak Rudi entah mengapa menjadi tertib, mungkin karena Pak Rudi guru yang killer.

pelajaran berakhir dengan diberikan satu PR yang harus di kerjakan, Pak Rudi pun keluar kelas dengan mengucapkan salam.

Akhirnya dalam hitungan detik para murid tanpa disuruh sudah keluar kelas, ada yang ke WC, ke kantin, berdandan dan adapun yang ngegibah orang di teras kelas haha.
sekolah Nata adalah sekolah yang tidak terlalu ketat atau pun favorit, tapi banyak diminati.

"Eh eh Kamu." tangan menunjuk ke arah Nata yang sedang berdiri di pintu kelas bersama Elitha.

"Siapa pak?" Tanya Elitha kepada bapak paruh baya yang berdiri di tangga terlihat kesulitan karena membawa banyak buku, ternyata itu pak Ahmed.

"Yah kalian lah, sini bantuin bapak bawa buku ini ke kantor!"

"Iya iya pak kirain ngomong sama tembok gitu hehe."

"Udah buruan sini, lawakan kamu gak lucu sama sekali!."

Nata dan Elitha pun menghampiri Pak Ahmed dan mengambil buku yang dibawa Pak Ahmed. Kemudian mereka berdua jalan menuju kantor.

Mereka tiba di dalam kantor yang banyak sekali meja guru.

"Eh kira-kira yang mana nih meja Pak Ahmed?" Tanya Nata kepada Elitha.

"Gak tau deh."

"Haduh mana berat banget nih buku. " Keluh Nata "Coba yuk tanya Bu Inem!" Ajak Nata, yang melihat Bu Inem sedang di mejanya sibuk mengoreksi nilai.

Mereka berjalan menghampiri Bu Inem, mereka bertanya pada Bu Inem ternyata meja Pak Ahmed di belakang meja Bu Inem.

"Makasih yah bu" Ucap Nata sambil senyum memamerkan gigi putih nya.

*BRUKKK Nata terjatuh dan buku yang dibawanya berantakan.

"Astaga kalo jalan liat liat dong!berantakan kan buku nya." Marah Nata sambil membersihkan rok nya, karena dia terjatuh di lantai.

"Maaf yak maaf! Gue gak sengaja, sini gue bantu!"

Terdengar suara pria dan mengulurkan tangan nya berniat membantu Nata yang terjatuh di lantai, suara tidak asing bagi Nata. Nata pun menoleh ke arah nya.

"Gak usah Gak usah." tolak Nata dengan sigap membereskan buku nya dan menaruhnya di meja Pak Ahmed. Karena sesungguhnya Nata bersikap seperti itu dia sedang mengatur detak jantungnya dan desiran darahnya yang mengalir tidak normal.

"Hm yaudah kalo gak mau gue bantu." Ucap pria itu dan meninggalkan Nata begitu saja seperti manusia tak berdosa.

"Cih...Sok banget, najis." Ucap Nata.

"Najis najis tapi Lo senengkan bisa tabrakan gitu sama dia?.." Ejek Elitha dengan sedikit menyenggol bahu Nata.
Yaa pria tadi adalah .......


____________________________________



Masak Aer
Minum biji selasih
Untuk reader
Terimakasih🙌🙌🙌🙌

Maaf guyss pabila banyak typo berkeliaran hehe :) masih pemula , dan gak tau cerita ini selanjutnya bakal kayak gimana hehe...

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN GUYS:)

KARYA PERTAMAKUU XIXI!!
Next part?
Soon

Salam
@riskaypr_

Rasa yang hadirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang