Alarm pagi ini membangunkan Seokjin dari tidur cantiknya.
"ah, sudah pukul 6" Seokjin bangun dari tempat tidurnya.
Ia memandang kekasihnya sekilas dan menarik nafas.Entah sejak kapan, jarak diantara mereka semakin jauh saja.
Seokjin tidak bisa berbuat apa-apa karena ia terlalu takut ditinggalkan karena dianggap banyak menuntut.Ia kembali memandang punggung kekasihnya, ya mereka tidur saling menghadapkan punggung, tidak ada lagi pelukan hangat saat tidur.
Seokjin bangun dari tempat tidur dan pergi ke dapur untuk membuat sarapan.
Saat sedang menghidangkan sarapan, ia kaget karena kekasihnya Namjoon tampak buru-buru akan pergi.
"Joonie" panggil Seokjin.
Namjoon menoleh "ya Jin, ada apa? aku harus buru-buru pergi karena dipanggil Bos"
"Tidak mau sarapan dulu? aku sudah memasak makanan kesukaanmu" sambut Seokjin.
"Ah, maafkan aku. Aku harus berangkat sekarang, atau aku akan dimarahi"
"Mau ku bungkuskan saja? kau harus sarapan untuk energi bekerjamu"
"Tidak apa-apa, aku makan di kantor saja. Dah, aku berangkat dulu" Namjoon berlalu pergi.
Seokjin cuma tersenyum tipis. Ia merasa seperti orang asing. Tidak ada panggilan sayang lagi. Tidak ada ciuman pagi sebelum berangkat kerja.
"Apa dia sudah menemukan orang lain di hatinya?" gumam Seokjin.
Jin pun memandang sarapan dua piring di atas meja dan hanya bisa menarik nafas. Ia pun terpaksa sarapan sendiri dengan hati yang terluka.
Kantor Namjoon.
"Ah kau sudah sampai Namjoon?" sahut bosnya.
"Iya bos, saya baru sampai. Ada apa memanggilku tiba-tiba bos?" tanya Namjoon.
"Ada klien baru memintamu untuk membuatkannya lagu"
"wah, siapa ya bos?"
Seseorang pun masuk ke dalam ruangan tsb.
"Halo, selamat pagi"
"Ah, kau datang juga Jessi. Namjoon ini dia klien baru"
Namjoon pun mengulurkan tangan dan bersalaman "Halo, aku Namjoon. Senang berjumpa denganmu"
"Halo Namjoon, aku Jessi" membalas salaman Namjoon dg senyum.
"Baiklah, kalian silahkan berbincang dahulu, mungkin mau membahas konsep lagu yang akan digarap" Bosnya pun keluar ruangan.
"Terima kasih, Bos" sahut Namjoon.
"Hmm, Jessi?"
"Ya?"
"Bagaimana musik yang biasa kau nyanyikan?"
"Hiphop, R&B. Ya aku lumayan bisa ngeRap" kekeh Jessi
"Wah! Itu sangat keren" pekik Namjoon dengan mata berbinar-binar.
"Ah, aku masih belum apa-apa dengan Rap-mu itu"
"Hmm, akhir-akhir ini aku mencoba membuat beberapa lagu, mau dengar? Siapa tau kau tertarik?"
"Sure."
Mereka pun asik mendengar beberapa sample lagu Namjoon.
Dan setelah mendengar itu, Jessi pun memilih salah satu sample lagu Namjoon yang cukup ngebeat dan mulai membahas bagaimana cerita dalam lagu tsb."Jadi kau ingin lagu itu menceritakan tentang apa?" Tanya Namjoon.
"Tentang seseorang yang berusaha tetap bahagia meski ditinggalkan kekasihnya. Intinya seseorang yang tidak akan galau karena ditinggalkan" jelas Jessi.
"Wah, apa itu pengalaman pribadi?"
"Hahaha, ya begitulah" kekeh Jessi.
"Ah, aku turut bersedih. Semoga kau menemukan pengganti si pria itu ya"
"Aku pikir sudah menemukannya" senyum Jessi
"Baguslah. Siapa kalau boleh aku tau?" Sambil memandang Jessi dengan muka penasaran
"Seseorang yang sedang berbicara denganku saat ini" kedip Jessi
Namjoon pun kaget dan tersenyum senang lalu refleks memeluk Jessi.
"Ah, kau ini bisa saja" kekeh Namjoon
Namun sesaat kemudian Namjoon sadar, betapa besarnya dada wanita ini yang menyentuh dada bidangnya.
Dia pun menelan ludah dan kembali ke posisi awal agar tidak dikira kurang ajar oleh Jessi."Baiklah, aku akan mulai sekarang. Kau mau balik atau disini?"
"Aku disini saja, sepertinya menyenangkan melihatmu bekerja" sambil kedipkan matanya
Detak jantung Namjoon pun mulai tak karuan. Dan dia lupa bahwa dia sudah punya kekasih.
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terima kasih atas Cintamu | NamJin.
FanfictionSeokjin yang begitu mencintai kekasihnya, tetapi kekasihnya Namjoon..... #NamJin