(i) True or False || sunhakwoong / baeric

2nd Prolog

Bae Youngjae atau sering dipanggil Eric, siswa tingkat 2 Creker High School yang selalu ceria identik dengan sikap hiperaktif nya dan yang selalu menjadi energizer bagi teman temannya nyatanya tak sebahagia seperti apa yang kita lihat.

Menyandang nama Bae sebagai marganya merupakan sebuah kebahagian yang tak bisa terbantahkan, dilahirkan di tengah tengah keluarga yang begitu menyayanginya dan menjaganya adalah anugrah terindah yang diterimanya.

Tapi bisakah ia membenci ini, benci saat orang yang dicintainya juga menyandang marga yang sama, orang tua yang sama.

Eric pernah bermimpi jika suatu saat ia akan mengganti marga orang yang dia cintai dengan marganya. Tapi bukan dengan cara seperti ini. Dilahirkan dengan marga yang sama, bahkan dedalam rahim yang sama.

Bisakah Eric mengeluh? Menyampaikan ketidakadilan yang Tuhan berikan kepadanya. Semua akan terasa sempurna bila kakaknya bukanlah kakaknya, bukan orang yang dia kasihi.

Apakah Tuhan marah padanya? Apakah di kehidupan sebelumnya Eric adalah seorang pendosa? Apa yang salah? Kenapa Tuhan begitu marah dan menciptakan rasa ini?

Bae Junyoung atau Bae Jacob, bagaikan sosok titisan malaikat yang begitu lembut dan penuh kasih sayang. Bagaimana bisa Eric tak jatuh kepada sosok itu?

Nyatanya Jacob juga menyayangi sosok yang dia sebut adik itu, sayang dalam artian lelaki dewasa. Tapi Jacob tak sebodoh Eric yang dengan jujurnya mengungkapkan perasaannya kepada kakaknya sendiri. Jacob masih punya otak untuk memendamnya. Untuk menghormati keluarganya tentu saja,

Tapi bagaimana Jacob bisa menyembunyikannya terus menerus jika perlakuan sang adik begitu manis kepadanya. Haruskah dia bertahan atau haruskah dia jatuh kepada sang adik?

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

"Kak bisa ga kakak berhenti?"

"Mau kemana? Sebentar lagi kita sampai dirumah"

"Bukan itu."

"Lalu?"

"Berhentilah berpura pura tidak tau!"

"Kamu yang seharusnya berhenti Youngjae-ah."

"Kenapa aku harus berhenti?"

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

"Karena aku kakakmu."