Ch.5 This Feeling

954 133 19
                                    

.
.
.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

"Jadi gimana?"

"Apanya yang gimana kak?"

Jacob menyernyitkan dahinya bingung. Baru aja sampe cafe belum juga pesen udah dikasih pertanyaan ambigu. Gimana dia mau jawab?

"Ya kamu"

"Aku kenapa? Kok kak Sangyeon aneh gitu sih nanya nya?"

Tambah bingung kan Jacob, bukannya to the point malah kaya main tebak tebakkan.

Lain lagi sama Sangyeon, kakak kelasnya waktu SHS sekaligus kakak tingkatnya di kampus itu malah geregetan sama Jacob yang ga konek konek.

"Yaudah deh pesen dulu aja, pikiran kamu butuh didinginin dulu kayaknya. Kamu mau apa?"

Jacob nya cuma ngangguk sambil jawab, "ice americano aja kak"

"Oke sama, aku pesen dulu kalau gitu"

Jacob nya ngangguk lagi trus Sangyeon nya jalan ke counter minuman pesen coffee.

.
.
.

"Heyyy! Ngalamun aja, ga baik. Awas kesambet penunggu sini"

Sangyeon ngelambaiin tangannya di depan muka Jacob waktu liat adek tingkatnya itu diem aja sambil ngliatin keluar jendela.

"Apasih kak."

"Ya kamu diem aja gitu, kan jadi horor"
"Apalagi ni masalahnya? Adek kamu lagi?"

Denger topik sensitif itu Jacob langsung natap kakak tingkatnya dan menghela nafasnya kasar.

"Yagitu lah kak"

"Gitu gimana? Dia masih suka frontal sama kamu? Atau malah udah jujur sama kamu?"

"Engga kok, tapi ya gitu. Sikap sama omongannya bikin aku bingung harus bersikap gimana sama dia. Apalagi kalau dirumah. Jadi tambah canggung. Soalnya aku takut kalau mama nanti curiga sama kita."

"Ya kamu harus tegas dong sama dia"

Sangyeon sebenernya kasian juga liat Jacob yang gini. Semenjak ada masalah sama adeknya tentang perasaan terlarang itu Jacob jadi berubah jadi bukan Jacob yang ceria kaya dulu lagi.

Pengen juga dia bisa bantu Jacob, tapi kalau masalah perasaan gini gimana caranya dia mau bantu.

"Itu mungkin kesalahan aku juga kak. Aku ga bisa tegas sama Eric jadi dia makin jadi sama perasaannya."

"Makanya lain kali diajak ngomong baik baik anaknya. Takutnya kalau kalian kebablasan. Kasian sama kaliannya sendiri apalagi orang tua kalian."

"Iyaa kak lain kali kalau waktunya tepat"

(i) True or False || sunhakwoong / baericTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang