Jangan lupa vote sebelum membaca.
Happy Reading
-----------------------
Hari ini bertepatan dengan Hari Lahir Pancasila. Walau tanggal merah, tetap saja seluruh siswa diwajibkan masuk sesuai dengan peraturan pemerintah.
Peringatan Hari Lahir Pancasila yang jatuh setiap tanggal 1 Juni merupakan sebuah bentuk peringatan Pancasila sebagai dasar dan ideologi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila menjadi ciri kepribadian bangsa.
Hari Lahir Pancasila diperingati serentak di seluruh Indonesia, khususnya sekolah hingga instansi pemerintah, dengan menggelar upacara bendera.
"Eh, abis ini langsung pulang kan?" bisik Kena kepada Gea
"Gak tahu. Pulang aja kek. Kepsek lama banget lagi ceramahnya," jawab Gea setengah ngedumel saat Kepala Sekolah di depan sedang memberi ceramah. Ini adalah bagian paling bikin ngantuk dalam upacara.
Kena kembali dalam posisi siap, tapi matanya bergerak menengok ke sekitar. Untung saja dia ada di barisan paling belakang, jadi kalu nengok sedikit juga nggak ketahuan. Saat menengok ke arah jam dua, mata Kena terpaku pada siswa yang sedang berdiri dengan tubuhnya yang tinggi. Sosok itu lagi, berdiri tenang dengan raut wajah datar. Kena terus memandanginya. Seorang cowok yang penuh misteri, dalam satu kali tatap semua tahu kalau dia tidak pandai bercakap. Pendiam, dan dingin. Mars.
Semakin memperhatikannya, jantung Kena malah berdetak tidak karuan. Darahnya berdesir dari ujung kaki ke ujung kepala. Cepat-cepat dia menunduk dan menormalkan kembali jantungnya.
Setelah cukup lama, akhirnya pidato dari Kepala Sekolah telah usai. Dilanjutkan dengan menyanyikan lagu kebangsaan dan yang terakhir adalah pembacaan doa. Rangkaian acara telah selesai, siswa pun dipersilakan untuk membubarkan barisan dan setelah itu boleh pulang.
****
Kena mengerjab beberapa kali. Jam dinding kamarnya menunjukkan pukul 12 malam.
"Argh. Nggak bisa tidur kan," keluhnya.
Tiba-tiba dia kepikiran sama cowok itu. Marcel Vincenzo. Ya, dia Mars.
"Besok gimana coba. Sebangku sama Mars lagi. Astaga, gua nggak bisa bayangin," ucap Kena sambil menutup wajahnya.
"Duh, jadi bingung kan."
Akhirnya, setelah beberapa menit kemudian, Kena dapat memejamkan matanya.
****
Dikelas. Semuanya terlihat berbeda. Wajah anak-anak pun juga berbeda, apalagi wajah anak-anak cewek.
Selang beberapa menit dari dirinya yang baru datang, Mars pun datang dengan gayanya yang terkesan dingin.
Kena sempat salah tingkah, karena dia malu. Sangat malu. Kemudian, saat melihat cowok itu kebingungan, ia pun memanggilnya.
"Woi Mars! Bangku lo disini!" Panggil Kena dari tempat duduknya.
Mars yang merasa dipanggil pun akhirnya menurut, ia berjalan menuju bangku disebelah Kena.
Setelah Mars duduk disebelah Kena. Kena merasa bingung mau ngelakuin apa. Tangannya berkeringat. Kini mereka berdua hanya saling diam. Sampai bel masuk pun berbunyi.
KAMU SEDANG MEMBACA
FREDDO
Teen Fiction"Apakah aku bisa meluluhkan sifat dinginmu itu?" -Kenaya Copyright © 2018 by galaxyxz