Fluff! Short!
Seokjin mengerutkan alisnya, bibirnya sedikit memaju melihat pemandangan di depannya.
Dirinya tengah beralasan kursi, di depan komputer berlogo LG miliknya. Sedari tadi memutar ulang Performance Airplane pt2 mereka yang di siarkan di Mnet.
Di layar tersebut tertampak punggung miliknya yang bertabrakan dengan punggung milik Namjoon, dan satu hal yang membuat Seokjin mengerutkan alisnya adalah Namjoon yang tengah tersenyum lebar.
"Joon-ah kenapa kau tersenyum? " tanya Seokjin kepada Namjoon yang tengah berbaring pada kasur kamarnya.
Tunggu, tunggu. Walau Namjoon tengah berbaring pada kasur Seokjin, nyatanya mereka bukanlah room mate.
Walau sejujurnya menjadi room mate adalah salah satu keinginan mereka, tapi mereka menghargai kenyamanan para member lainnya.Namjoon hanya bersinggah sebentar di kamar SIN, seperti biasa menemani Jin kala Yoongi tidak hadir di kamar kecil itu.
Pasalnya Yoongi sedari tadi tengah bersemedi di dalam kamar mandi."Hmm? Memangnya k-kenapa? " Namjoon mengalihkan matanya dari novel yang tengah ia baca, menuju kekasihnya yang tengah cemberut.
"Kau curang... Seharusnya kau mengajakku kalau ingin bermain seperti itu. Seperti Jimin dan Kookie di 21st Century Girl. Ini tidak lucu, aku terlihat sangat kaku. " Jin mengerutkan hidungnya sekali lagi, sembari meracau membuat Namjoon tertawa gemas."Tidak hyung kau tidak kaku! Ditambah aku tidak merencanakan untuk bertingkah keren di kamera, aku memang... Tertawa saat itu. " jelas Namjoon.
"Kenapa kau tertawa? " Entah mengapa Seokjin akan selalu khawatir saat mereka mempertunjukkan lagu itu.
"Karena kau menggemaskan. " seru Namjoon menarik kursi putar Seokjin kearah ranjang, sehingga jarak antara mereka menjadi lebih dekat.
Seokjin memutar matanya"Aku tahu aku menggemaskan, tapi ayolah? Kau sering melihatku, kenapa kau harus tertawa detik itu? "
Namjoon terkekeh sekali lagi, menarik Seokjin hingga terjatuh pada pelukan Namjoon.
"Kau.. Kenapa selalu gugup mengenai performance ini? Hyung sadar tiap kali kita akan membawakan lagu ini, telinga mu akan memerah? "
Dan detik itu juga telinga Seokjin mulai menunjukan semburat merah.
Namjoon yang menyadari hal itu menyeringai nakal."Ohh~ waktu Sung Deuk hyung mengajari koreografi ini kau juga memerah. "
Seokjin menundukan kepalanya, mendekatkan kepalanya pada dada Namjoon, merasa malu.
"Hyung kau bahkan tidak berani menatap mataku saat kita berlatih. "
"Oh jangan lupakan pada hari pertama kita tampil di Comeback show, kau dengan cepat memalingkan wajahmu setelah kita bertatapan. " Namjoon menjadi semangat melihat Seokjin yang menekuk malu di dadanya.
"Lal-"
Plak!
Seokjin memukul lengan Namjoon dengan wajah cemberut.
"Bodoh, aku tahu kau menikmati wajah merah ku benar kan?! "Namjoon menatap wajah Seokjin yang sudah memerah dengan penuh kagum dan bangga. Seokjin yang merengut kesal dengan bibir plum merah yang maju serta posisi badan yang meringkuk, membuatnya semakin terlihat kecil dan menggemaskan. Pipi yang berisikan lemak bayi itu memerah malu, diikuti pembuluh yang terbakar di sekitar leher dan telinga Seokjin.
Namjoon merasa bangga, mampu membuat sistem tubuh milik Seokjin bereaksi terhadap segala hal yang Namjoon lakukan. Entah itu dengan sebuah sentuhan, tatapan, senyuman atau bahkan hanya sekedar seruntun kalimat.
Seokjin melakukan itu, hanya untuknya.Lantas Namjoon mendekatkan wajahnya kepada surai Seokjin, mengusap gemas ujung hidungnya pada surai hitam tersebut. Kemudian memejamkan matanya, menikmati aroma serupa cinnamon khas Seokjin.
"Hyung kenapa kau begitu menggemaskan? Kau membuatku gila. " ungkap Namjoon, beralih pada dahi mulus Seokjin, mengecupnya hangat.
Beralih ke mata.
Hidung.
Kemudian bibir plum tersebut.
Menciumnya dengan halus, penuh kehangatan, membuat sang empunya menyambut dengan senang hati.Namjoon melepasnya ciuman tersebut, tersenyum simpul menatap Hyungnya.
"Kau aneh hyung, menyambut ciuman ku tetapi bersikap malu-malu seolah kita belum pernah melakukan apapun. "Seokjin yang tadinya sudah tenang sekarang kembali memerah, sebelum mengusapkan wajahnya ke dada bidang milik Namjoon yang terlapisi oleh kaos putih. Entah apa yang salah dengan dirinya, bertahun -tahun memegang status kekasih Namjoon, namun seolah baru beberapa hari mereka berpacaran.
Namjoon rasanya ingin berteriak seperti yang para fansnya lakukan. Melihat wajah Seokjin saja sudah membuat hatinya meloncat.
Namjoon meraih pinggang mungil Seokjin, menaruhnya badan Seokjin tepat di bawah badan Namjoon, kemudian membenamkan kepalanya pada ceruk leher Seokjin, mendengusnya.
"N-namjoon.. " Seokjin sediki terkejut dengan perlakuan tiba-tiba dari Namjoon.Hanya mengusap hidungnya pada collarbone Seokjin serta mengecupnya penuh kasih. Seokjin di lain sisi memalingkan wajahnya kearah lain, merasa malu sembari membiarkan Namjoonya melakukan hal-hal tersebut tanpa menyadari bahwa ada seseorang yang menjadi saksi terhadap hal mesra tersebut.
"Wah.. Kalian sangat serasi sampai membuatku mual. "
Sebuah suara berat mengganggu aktivitas mereka."Yoongi Hyung? Aku tidak melihatmu di sana."
"Aku juga tidak mau melihatmu di sana, pergilah ke kamarmu nak, aku ingin tidur. Ini mengapa kita tidak membiarkan pasangan-pasangan berada pada kamar yang sama." balas Yoongi meletakan handuknya.
Namjoon memutar bola matanya malas.
"Hyung, nggak mau ke kamar Jimin? "
Tanya Namjoon merasa heran. Biasanya hyung yang satu ini akan pergi ke kamar Jimin saat Namjoon berada di sini."Nope, kita sedang bermusuhan. Atau setidaknya aku yang bermusuhan. "
"Kenapa? " tanya Jin masih dalam keadaan dibawah dekapan Namjoon.
Netra Yoongi memandang sinis hyungnya.
-End-
Saya bosan, jadi buat-buat ginian deh hehe. Buku ini tempat khusus untuk Oneshot ff :) semoga suka ^^
Bae
KAMU SEDANG MEMBACA
Slice of Life [K.Nj × K.Sj]
FanfictionOne Shot Collection! Slice of Life // a realistic representation of everyday life in a movie, play or book. Kisah sehari -hari Kim Namjoon & Kim Seokjin. Our life is like a story in a book. Story by : Admin Namjin's Diary.