3-rencana

12.5K 709 110
                                    

Sudah 10 hari semenjak pertemuannya dengan rea waktu itu, sampai sekarang arthur belum kembali ke rumahnya, alasannya klasik. Arthur malas jika harus bertanggung jawab. Dia tidak mau! Dia tidak mencintai rea, meskipun rea adalah sahabat kecilnya. Tapi arthur sama sekali tidak menaruh perasaan terhadap sahabatnya. Arthur menghembuskan nafas lelah.

Perlahan tapi pasti, arthur memiliki rencana agar rachel menjadi miliknya. Dia tidak akan peduli apapun soal nanti. Yang terpenting rachel akan jatuh kepelukannya.

Arthur menatap sebuah figura foto. Dibambilnya figura foto tersebut . Figura foto itu berisi foto rachel yang arthur ambil diam-diam. Arthur tersenyum kecil ketika melihat foto rachel yang sangat menggemaskan menurutnya.

"kamu cantik ra, aku cinta kamu. Tapi kenapa kamu malah pilih si raka sialan itu? Pokoknya gimanapun caranya kamu tetap harus jadi milik aku ra,cuman milik aku ingat itu" arthur bicara pada foto rachel yang sedang cemberut.

Arthur menyeringai bila mengingat rencananya.sebentar lagi,sebentar lagi rachel akan menjadi miliknya.pasti itu.

****
Rea kini telah mendapat pekerjaan di salah satu restaurant yang ada di London dia senang sekali, setidaknya gajihnya masih cukup untuk membeli makanan untuknya dan juga anak yang ada di kandungannya, yaa meskipun rea berkerja hanya sebagai tukang cuci piring.

"rea?bisa aku minta tolong? Tolong antarkan pesanan ini ke meja no 8" ucap indri, salah satu rekan kerja rea yang kebetulan sama-sama dari indonesia.

"loh,kenapa aku dri? Aku kan bagian cuci piring"jawab rea heran.

Indri memasang wajah memelasnya,dan memohon kepada rea agar nau membantunya. Rea yang curiga kepada indri menatap indri penuh selidik.

"emang siapa sih orang yang ada di meja no 8 itu, heran deh ga biasanya juga kamu kaya gitu dri"

Indri menghela nafas panjang, seolah mencari ketenangan dari helaan nafas itu. Di tatapnya rea yang kini menatapnya dengan tatapan penuh selidik. Lalu sedetik kemudian ia tersenyum paksa, seolah meyakinkan rea bahwa tak pernah terjadi apa-apa pada indri.

"bukan siapa-siapa ko re, belum saatnya kamu tau semuanya, nanti kalo ada waktu tang tepat. Aku bakal tunjukin apa itu artinya kebenaran"

Rea mengernyitkan dahinya bingung mendengar perkataan indri yang menurutnya ambigu, rea ingin bertanya lebih banyak kepada indri. Tapi daripada ia di cap sebagai orang yang suka mengurusi kehidupan orang lain, lebih baik ia diam.

"yaudah mana sini pesenannya, biar aku aja yang anterin"ucap rea pasrah.

Mata indri berbinar senang, seolah ia mendapat hadiah lotre. Dengan semangat ia menyerahkan papan berisi makanan dan minuman itu kepada rea.

"makadih ya re, kamu cantik deh. Hati-hati ya bawanya awas jatoh loh" ucapnya dengan nada yang di buat-buat.

Rea tidak membalas perkataan indri, dia hanya mengagguk sebagai jawaban.

Pandangan mata rea menyapu seluruh ruangan restaurant yang kini menjadi tempatnya berkerja. Pandangan matanya terhenti ketika matanya menatap meja no 8.

Rea mendekati meja tersebut, dia memasang wajah seramah mungkin, di tatapnya lekat-lekat wajah orang yang kini duduk di meja tersebut. Orang itu adalah seorang wanita cantik. Pakaiannya yang  fashionable menambah ketertarikan sendiri bagi wanita tersebut, tapi yang ada di pikiran rea sekarang kenapa indri tidak mau bertemu dengan wanita cantik ini.

"excuse me, miss, this is the order for you,please enjoy"ujar rea sambil tersenyum ramah kearah wanita cantik tersebut.

Wanita cantik itu juga membalas senyum rea tak kalah ramah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 15, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The secret ChildTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang