Boston, Amerika Serikat.
08:00 AMKicauan burung di pagi hari menjadi alunan sempurna untuk mengawali pagi yang cerah, di tambah hembusan angin yang menerpa lembut rambut coklat seorang wanita yang sedang sibuk menata penampilan nya saat ini.
Alana menatap pantulan dirinya di balik cermin, ia tersenyum puas melihat penampilan nya yang terlihat sempurna pagi ini. Kaos putih pendek dan celana jins hitam yang melekat di tubuhnya sudah lebih cukup untuknya, rambut coklatnya yang di biarkan ter-urai membuatnya terlihat lebih fresh.
Setelah di rasa sudah cukup Alana berjalan dengan langkah ringan mengambil tas selempang miliknya dan memakai jaket biru kesukaan nya sambil berjalan keluar kamar, sepasang manik mata itu mengerut tak suka saat mendapati seorang wanita yang sedang asik memakan sarapannya dengan senyum lebar di wajahnya.
"Good morning!" Sapa wanita dengan rambut pirang dan lesung pipi yang membuat wajahnya tampak lebih muda.
Suara nyaring Janet yang menyapanya di pagi hari memang suatu hal yang sudah sering ia denger, begitu pun dengan pemandangan setiap pagi yang membuat nya mengerutkan dahi tidak suka karena keadaan dapurnya yang hancur seperti kapal pecah. Itu cukup untuk membuat senyum manis di wajahnya hilang menjadi segaris tipis tanpa ekspresi.
"Janet!" Seru Alana dengan wajah kesal sedang kan yang menjadi tersangka utama kini makin melebarkan senyumnya sambil mengangkat tangannya membentuk huruf V.
"Sudah berapa kali aku bilang jangan sentuh dapurku." Alana melempar tatapan tajam pada temannya itu.
"Sorry, aku benar-benar lapar. Jika harus menunggu mu memasak aku akan mati kelaparan," Janet mengelus-elus perutnya dengan wajah mengejek.
Alana memutar bola matanya malas lalu berjalan kearah meja makan ia mengambil beberapa lembar roti lalu mengoleskan selai coklat kesukaannya.
"Masih ada roti, kenapa tidak makan dengan yang ada saja?" Alana mengangkat selembar roti yang baru ia oleskan dengan wajah tidak terima.
Janet mengangkat bahunya acuh.
"Kau tau kan aku lebih suka yang menantang," balas Janet dengan tatapan jahil andalan.
Alana tersenyum kecil, ia menggeleng kan kepalanya tak habis pikir dengan dirinya sendiri yang bisa berteman dengan Janet walau banyak sekali perbedaan antara dirinya dengannya. Tapi bagaimana pun hanya Janet lah satu satunya orang yang sudah ia anggap keluarga sendiri, semua tingkah menyebalkan nya tidak akan membuat Alana membenci anak itu.
"Mau ke cafe?" Tanya Janet sambil menatap penampilan Alana dari atas sampai bawah yang tampak terlalu rapih untuk sekedar bersantai di rumah.
"Hmm," gumam Alana lalu meminum susunya sampai tak tersisa sedikit pun.
"Kenapa? Apa ada masalah? Bukankah cafenya berjalan dengan baik," ucap Janet sambil menuangkan air kedalam gelasnya.
"Tidak terjadi masalah apa-apa, aku hanya ingin datang sebentar untuk memeriksa pendapatan bulanan. Lagi pula aku bosan jika harus seharian di sini membereskan dapur ku yang tidak pernah bisa rapih," ucap Alana sambil melirik tajam Janet yang memasang wajah tanpa penyesalan.
Janet mengangkat bahunya pasrah, mau di larang seperti apapun Alana akan tetap pergi ke sana padahal wanita itu kemarin baru saja sembuh setelah demam dua hari karena terlalu keras bekerja padahal masih ada orang lain yang bisa mengurus cafe itu tapi Alana tetap ingin mengurus semuanya sendiri. Di umurnya yang masih muda kadang Janet berfikir kenapa Alana tidak membangun sebuah restoran mewah di kota besar, Karena di lihat dari hasil kerja kerasnya yang membangun cafe kecil di tengah kota tampaknya berjalan dengan sangat baik.
Tapi entah kenapa Alana selalu berkata bahwa ini saja sudah lebih cukup, padahal jika ia menjadi Alana ia akan membangun banyak restoran di kota kota besar dan hidup tenang di apartemen mewah dibandingkan harus mengurus cafe kecil yang mungkin keuntungan nya tidak sebesar itu.
Tapi walaupun seperti itu ia tahu bahwa temannya itu memiliki alasan tersendiri untuk mengambil pilihan yang ia tentu kan, dan apapun pilihannya yang akan Alana ambil ia akan mendukung nya karena ia tahu Alana adalah wanita yang pintar dan berbakat.
"Alana," panggil Janet membuat Alana berbalik menatapnya dengan pandangan bertanya.
"Kita sudah berteman selama beberapa tahun terakhir ini, kau juga selalu terbuka kepada ku." Janet menatap tepat di manik mata Alana membuat wanita itu mengerutkan dahinya bingung.
"So?" Alana mengangkat sebelah alisnya.
"Tapi aku tidak pernah tau siapa kau sebenarnya, maksud ku tentang keluarga dan kehidupan mu, aku juga tidak pernah tau alasan mu kabur dari rumah satu setengah tahun lalu," ucap Janet dengan ragu. Sebenernya ia tidak ingin menanyakan hal ini karena jawaban Alana pasti akan sama seperti sebelumnya.
"Mungkin lain kali Janet, aku sedang tidak ingin membahasnya," jawab Alana sambil bangkit dari duduknya dan berjalan menuju pintu depan.
Sudah ia duga pasti jawabannya seperti itu, entah apa yang anak itu sembunyikan darinya. Pertemuan nya dengan Alana satu setengah tahun lalu juga kadang masih masih menjadi tanda tanya tersendiri baginya.
"Aku pergi," ucap Alana sebelum menghilangkan di balik pintu, tapi sebelum ia benar benar keluar Alana dapat mendengar teriakkan Janet dari dalam yang membuat nya tersenyum kecil.
"Kau harus menceritakannya! Aku sudah menceritakan segalanya tentang diri ku, kau juga harus menceritakan nya Alana!"
Alana menarik nafas dalam-dalam, ia menatap langit pagi yang tampak cerah. Inilah yang paling ia takutkan saat semua orang sudah mulai bertanya tanya tentang dirinya, Alana tau cepat atau lambat Janet atau bahkan orang orang terdekatnya akan bertanya tanya tentang kehidupannya atau bahkan mengetahui fakta sebenarnya.
Dan saat hari itu tiba, Alana yakin ayahnya akan bisa menemukannya di sini dan saat itu terjadi ia harus mulai kembali ber-akting layaknya putri raja yang bahagia.
Alana sangat membenci hal itu.
Tapi sebelum itu semua terjadi, rasanya ia harus menghabiskan seluruh waktunya di Boston. karena ia yakin dirinya akan sangat merindukan kehidupannya yang bebas seperti saat ini karena memang ini lah yang ia inginkan sejak dulu.
To be continued
----------------------
KAMU SEDANG MEMBACA
My Arrogant Bad Boy [Completed]
Storie d'amore[Completed] *Follow dulu sebelum membaca* Highest Rank #1 in Bilionaire [03-02-2019] #2 in Misteri [17-12-2018] #3 in Roman [17-07-2020] 17+ William Smith. Siapa yang tidak mengenalnya, seorang Billionaire muda tampan dan berbakat, Di umurnya yan...