2

246 156 37
                                    

Hari ini langit begitu cerah, jam masih menunjukkan pukul 06.10, kulangkahkan kakiku memasuki gerbang sekolah, aku berjalan menuju perpustakaan, hari ini memang aku berangkat terlalu pagi jadi kuputuskan untuk ke perpustakaan dulu untuk sekedar membaca buku.

Perpustakaan sangat sepi hanya ada petugas perpustakaan yang sedang menyampuli buku di mejanya. Petugas perpustakaan tersebut tersenyum kepadaku.

Aku berjalan ke arah rak buku belakang dan kuambil satu buku bahasa inggris lalu duduk di kursi paling pojok perpustakaan.

Kubuka buku itu dengan perlahan, sepertinya bukunya masih baru karena terlihat masih sangat bagus tanpa ada lipatan-lipatan. Aku mengambil buku catatanku dan sebuah bulpoin di dalam tempat pensilku untuk menulis hal-hal yang menurutku penting dari buku yang aku baca.

"Boleh duduk di sini?"

Aku menoleh ke asal suara. Seorang cowok dengan membawa beberapa buku berdiri di dekat kursiku.

Aku mengangguk untuk menjawabnya dan kualihkan lagi pandanganku untuk melanjutkan membaca buku.

"Terimakasih." ucapnya.

Tidak ada suara, hening, entah apa yang dia lakukan aku tidak berani melihatnya. Aku heran, kenapa dia memilih duduk di sebelahku, padahal meja lainnya masih kosong.

Kulihat jam tanganku, pukul 06.56, empat menit lagi bel berbunyi. Aku melirik ke arah cowok di sebelahku yang ternyata masih fokus ke buku yang ada di depannya. Aku bangkit dari dudukku dan kukembalikan buku yang telah kubaca. Aku berjalan keluar perpustakaan dan langsung ke kelas.

***

"Ren, ke kantin yuk." ajak Tiara saat bel istirahat telah berbunyi.

"Yuk Ren, gue udah laper nih." kata Sila sambil menghadap ke bangku ku.

"Nggak deh, kalian aja yang ke kantin."

"Kenapa?" kata Sila sambil mengerutkan keningnya.

"Masih kenyang."

"Yaudah deh, kita ke kantin ya, gapapa kan sendirian?" ucap Tiara

"Iya gapapa." kataku.

Tiara dan Sila berjalan keluar kelas. Aku mengedarkan pandanganku ke seluruh sisi kelas dan mataku berhenti pada sosok cowok kemarin yang berdiri di dekat pintu sambil memandangiku dengan tersenyum.

Aku menunduk untuk mengalihkan pandanganku dari cowok itu.

Terdengar suara langkah kaki yang mendekat. Aku menunduk dalam dalam, bisa kutebak pasti cowok itu yang sedang berjalan menghampiriku. Aku sangat gugup dan tanganku gemetar.

"Hai."

Aku tetap menunduk dengan tangan yang masih gemetar yang kusembunyikan di bawah meja.

"Sherenada Ocha dipanggil Shiren." ucapnya tiba-tiba.

Aku langsung menatapnya dengan sedikit tidak percaya, entah darimana aku dapat keberanian untuk langsung menatapnya.

"Ternyata untuk tau nama kamu, nggak susah-susah banget ya. Nama kamu bagus, aku suka. Bentar lagi pasti aku tau segalanya tentang kamu. Masih inget kan nama aku? Rega." lanjutnya dengan tersenyum.

Aku masih menatapnya dengan terheran-heran, bagaimana bisa ada cowok seperti dia.

Dia duduk di bangku Sila yang ada di depanku, dia memandangku dan terus tersenyum. Ia memangku wajahnya dengan tangannya di atas mejaku.

"Perasaan dari kemaren kamu diem aja, aku jadi pengen denger suara kamu." ucapnya.

Aku tetap diam dengan terus menatap ke arah luar jendela, aku sudah tidak terlalu gugup lagi.

"Nggak mau ngomong nih, bentar lagi pasti aku bisa buat kamu ngomong sama aku dan aku bisa denger suara kamu." ucapnya sambil menaik-naikan kedua alisnya.

Aku masih tetap diam dengan terus berdoa agar Tiara dan Sila cepat kembali.

"Reg." suara teriakan terdengar dengan sangat keras dengan nada kesal.

Aku refleks menoleh ke sumber suara. Seorang cowok berkulit putih berjalan ke bangkuku dan berdiri tepat di sebelah bangku sambil melihatku dengan Rega secara bergantian. Rega menoleh sekilas ke cowok itu sambil berdecak kesal dan langsung menatapku kembali dengan tersenyum.

"Lo kok ninggalin gue sih, gue kan bingung nyariin lo di kantin tadi. Lo taunya malah di sini." cerocos cowok itu.

Rega tidak merespon sedikit pun seakan tidak ada cerocosan yang terdengar.

Cowok itu balik menatapku dan langsung menyengir.

"Hei, nama gue Leo, gue juga dari kelas ini kok. Gue temennya Rega mulai dari SD, sampe bosen gue temenan sama dia." ucapnya sambil tersenyum memperlihatkan barisan giginya yang rapi.

Aku hanya diam dan tersenyum sangat tipis.

"Nama lo siapa? temenan yuk." lanjutnya.

Rega spontan mendekatkan wajahnya ke arahku dan dia berbisik di telinga kananku.

"Jangan dengerin dia, dia cuman modus, ceweknya dia banyak, ada di mana-mana." ucapnya lalu menatap tajam ke arah Leo.

"Gebetan lo ya. Ngaku lo." ucap Leo sambil menatap Rega dengan menaik-naikan kedua alisnya.

"Tumben deketin cewek? udah berani nih sekarang pacaran? bosen ya jadi jomblo terus." lanjutnya sambil tertawa mengejek.

"Pergi sana lo." usir Rega.

"Gak ah, di sini aja, kayaknya lebih enak deh ngeliatin lo yang lagi ngedeketin cewek, kan ini baru pertama kalinya dalam hidup lo. Ya gak?" ucap Leo dengan songong.

"Hah? ku kira dia playboy, karena sikapnya yang seperti itu." ucapku dalam hati.

"Pergi nggak lo." ucap Rega dengan suara keras.

"Astagaaa, iya iya gue pergi." ucap Leo sambil mengelus dadanya.

"Bye." ucapnya sambil berlalu dan menatapku dengan tersenyum yang membuat raut wajah Rega menjadi kesal.

Aku melihat Leo hingga dia hilang di balik pintu kelas.

"Jangan liatin dia, liatin aku aja." ucapnya sambil tersenyum manis.

Aku hanya diam dan tetap terlihat cuek melihat tingkah laku Rega.

"Nanti pulang bareng aku yuk, sekali-sekali biar pernah." ajaknya sambil menatapku dalam.

Sungguh aku sangat bosan ditatap Rega dari tadi, rasanya aku ingin bersuara untuk menegurnya agar dia tidak menatapku lagi.

"Mau ya?" lanjutnya.

Hingga aku tidak tahan dengan tatapan nya dan aku pun bersuara.

"Kamu nggak bosen ngeliatin aku mulu dari tadi?" ucapku dengan hati-hati.

Rega terbelalak menatapku. Dia tersenyum dengan sangat-sangat manis, yang benar-benar membuatku leleh.

"Akhirnya kamu ngomong juga kan sama aku, aah seneng banget." ucapnya dengan masih menatapku.

"Aku nggak bakalan bosen buat ngeliatin kamu terus, ngeliatin kamu itu adem banget bikin aku nyaman. Aku udah kecanduan ngeliatin kamu."

Aku hanya bisa diam dengan menatapnya heran.

***

Happy reading❤
Kalau kalian suka bisa vote.
Dan kalau kalian ada kritik atau saran atau apapun itu yang mau kalian ungkapin bisa komen.

See you next part

10 Juni 2019

Everything (Pindah Di Hinovel) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang