Happy membaca...
"Ngapain disana.."
Risa menoleh di lihatnya seseorang yang memanggilnya tengah berdiri dan memandang kearahnya, ia bingung sekaligus gugup dia menyadari bahwa tangannya tak sengaja memetik bunga tanpa meminta izin ke pemiliknya.
"Eh..Ak..u nggak sengaja metik ini Prim" ucap Risa gugup sambil menunjuk bunga yang tak sengaja dipetiknya
seseorang itu ternyata adalah Prima, matanya menatap Risa seolah olah mengisyaratkan kemarahannya, Risa semakin gugup terlebih ketika Prima melototkan matanya kearah Risa, Risa merasa terjerat oleh tatapan mata Prima terlebih ketika Prima melangkahkan kakinya lebih dekat kearah Risa, Risa berjalan mundur dia merasa takut pikirnya apa yang akan dilakukan Prima terhadapnya??!
"Ma...u apa!" ucap Risa sambil berjalan mundur, langkahnya terhenti ketika dia tiba dipojok tembok dan ia pun semakin gugup
Tiba-tiba tangan Prima meraih Bunga yang dipegang Risa lalu memundurkan langkahnya sedikit lebih jauh dari Risa
"Lain kali izin dulu ini punya mama gue bukan punya gue" ucap Prima dengan tampang datarnya, matanya kembali menatap normal
Risa menghela nafas pikirannya sudah kemana mana, jantungnya serasa berdetak lebih kencang pikirnya Prima akan marah atau akan melakukan sesuatu terhadapnya tetapi ternyata tidak sama sekali
"Maaf gue nggak sengaja" sahut Risa tidak enak hati
"Hmm, mau latihankan??" tanya Prima
Risa menganggukkan kepalanya"Masuk!!"
Lalu Prima melangkahkan kakinya menuju kehalaman belakang Rumah Risa pun mengikutinya dari belakang
***
"Diminum den" tawar Bi Ira membawakan minuman sekaligus cemilan"Makasih Bi Ira" ucap Eric sambil menampakkan senyum termanisnya
"Iya den, kalo gitu bibi kebelakang dulu ya" pamit Bi Ira
Eric hanya mengangguk lalu Bi Ira pun beranjak dan kembali ke belakang, Eric merasa saku celananya bergetar lalu dia pun mengambil dan melihat notifikasi di Handphone nya Tampak dilayar "Manda tengil calling" ditekannya tombol hijau lalu
"Hallo ada apa beb!!" ucap Eric menggoda manda cewek jutek + tengil Menurutnya
"Bab beb palak lo peyang" cetus manda
"Galak amat sih beb, ada apa kangen ya sama abang Eric!!" lagi lagi iya pun menggoda Manda, cewek satu ini menurutnya semakin jutek semakin muncul aurah kecantikannya
"Mimpi!!"
Eric pun tertawa lepas"Sekarang latihan Eric lo lupa??"
"Astaga gue lupa man" Eric menepuk jidatnya
"Gue lagi.." belum sempat menyelesaikan kalimatnya Manda pun langsung memotongnya
"Iya gue tau lo lagi di rumah Prima nganterin Risa kan??, gue cuman ngasi tau kita hari ini latihan di rumah Lysa sekalian bareng dia lo nyusul aja kesini gue tunggu bye" jelas Manda lalu menutup telponnya
"Iya..Iya"
Tut..Tutt..
"Ya elah ni cewek jutek amat" grutu Eric sambil sedikit tertawa
"Hmm..Sepertinya panggilan jutek lebih cocok daripada tengil ahahha klo gitu mulai sekarang gue panggil dia jutek aja dah.." Eric menempatkan jari telunjuk di jidatnya lalu memejamkan mata seolah olah memikirkan hal yang sangat penting tapi nyatanya tidak sama sekali, entah kenapa dia sangat senang mengganggu Manda bahkan repot repot memikirkan nama panggilan yang pas untuknya setelah mendapatkan panggilan yang cocok dia pun tertawa lepas, sepertinya ini adalah awal kedekatannya dengan Manda
Dari kejauhan Risa dan Prima melihat Eric yang sedang mengrutu sambil tertawa sedirian, Risa menoleh ke arah Prima begitu pula dengan Prima dia pun menoleh ke arah Risa, Risa mengangkat alisnya dan melirik ke arah Eric lalu kembali menoleh ke Prima lagi matanya seolah olah menanyakan ke Prima apa yang di lakukan Eric?? Prima hanya mengangkat pundaknya dan menggelengkan kepalanya menandakan dia tidak tau, Risa menghela nafas lalu memutuskan untuk menanyakan langsung ke orangnya
"Ric lo sehat kan??" tanya Risa antusias sambil menempatkan tangannya kejidat Eric
"Hahaha"Eric tertawa lepas
"Ric lo nggak salah obatkan?" Risa semakin bingung dengan tingkah gilanya Eric, sedangkan Prima cuma menatap tidak berkomentar sama sekali dan sekali-kali tertawa
"Iya gue salah obat hahah"
"Gawat nih" Risa menepuk jidatnya
"Tenang gue nggak ganggu kok, ya udah kalo gitu gue duluan " Eric pun menyelesaikan Actingnya dan mulai bertingkah normal kembali
"Mau kemana lo??" tiba tiba Prima membuka mulutnya dan bertanya
"Gue ada latihan sama si jutek" refleks Eric menyebut Manda si Jutek
Risa dan Prima saling menoleh lalu mengangkat alisnya ke arah Eric, melihat reaksi Prima dan Risa Eric mengerti pasti mereka berdua tidak paham dengan perkataannya tentang"si jutek" lalu dia pun menjelaskannya
"Maksud gue si Manda"
"Ohh" respon singkat Prima
"Teruss Gu..e pulangnya ama siapa!??" Risa mengingat bahwa dia berangkat ke rumah Prima tidak menggunakan mobilnya tetapi mobil Eric
"Sama gue" ucap Prima dengan ekspresi datarnya
"Sip!! kalo gitu gue duluan bye.." Eric mengangkat ibu jarinya dan langsung beranjak pergi
***
Disisi lain Manda pun bergumam tak jelas di kamar Lysa, dia begitu kesal dengan tingkah Eric si tikus curut itu, terlebih dengan sifat nya yang terlalu pede dan sok cool itu membuat Manda benci dan sangat muak terhadapnya
"Ihhh.." Teriak Manda sambil mencekam bantal yang sekarang berada ditangannya
"Sabar Man" Lysa merayu Manda
"Gimana mau sabar Sya, dia itu selalu aja buat gue kesal dia juga lupa kalo hari ini latihan, pokoknya gue benci ERiccc.. Benci si tikus curutt!!" Manda berteriak teriak seperti tarzan meluapkan emosinya
"Ati-ati lo entar jatuh cinta lagi ama si tikus curut" Lysa menggoda Manda
"HAh!! ya nggak lah ya kali gue cinta ama dia yang ada gue makin muak liat mukanya" cetus Manda
"Jangan terlalu benci Man, entar malah kemakan omongan sendiri lo!!" Ucap Lysa meyakinkan Manda
"Ihh Sya apaan sih, udah ah mending kita cari bahan puisi" Elak Manda
"Jadi ceritanya ngalihin topik nih" Lysa menggoda Manda lagi dan tertawa lepas saat melihat ekspresi kaku Manda
"Ya Eng..gak lah" Sahut Manda terbata bata entah mengapa iya takut dengan ucapan Lysa tentang benci menjadi cinta itu, ia takut nantinya dia bakal bener bener jatuh cinta sama si Eric
Jika suka vote dan coment dimohon untuk tidak menjadi pambaca gelap sekian Thanks🍁❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Prince ice
Romance"Saat pertama kali aku bertemu denganmu, entah mengapa muncul sebuah perasaan yang aneh, apa aku menyukaimu?" -risa- "kamu merupakan wanita yang berbeda, kamu terlalu polos untuk mengerti arti dari sebuah perasaan, tapi aku menyukaimu" -prima-