Seoul, 30 Desember 2018.
Kriiiingggg
KriiingggggCtak!
"Yerin-ah, ireonaa..."
Pria bersurai coklat itu berdecak pelan. Dengan matanya masih setengah terbuka dan nyawa yang belum sepenuhnya terkumpul, tak henti-hentinya ia menggoyang-goyangkan tubuh gadis yang masih berpelukan mesra bersama guling di depannya.
"Lima menit lagi, Tae... Lima menitt..."
Sudah delapan tahun lamanya ia hidup bersama gadis ini, delapan tahun ia tak pernah absen bolak balik dari kamarnya hanya untuk membangunkan gadis ini, dan yang lebih hebatnya lagi, delapan tahun gadis ini selalu berkata ‘Lima menit lagi, tae.’
Pria bernama lengkap Kim Taehyung itu menyerah. Lima menit sama dengan satu jam untuknya. Diapun merebahkan badannya dan mengambil paksa guling dari gadis itu.
"Taehyung-ie... Ini gulingku...!"
"Kim Taehyung! Park Yerin! Bangun kau dasar anak nakal!" Seorang wanita berumur empat puluhan datang ke kamar dengan kesal, heran mengapa anak bujang dan perawannya tidak pernah bersikap dewasa.
Ditariknya telinga mereka dengan gemas.
"Aaaa!! Appo! Appo! Appo!"
Wanita itu mendengus dan melepaskan tangannya kasar, "Cepat mandi atau kalian mati!"
"Arraseo!"
****
Yerin POV.
Tiada hal yang paling kusukai dari pulang sekolah di tanggal 30 Desember. Kulirik jam tangan yang melingkar di tanganku, tepat pukul tujuh malam. Aku dan Taehyung masih berdiri di depan pintu rumah.
Aku tersenyum kepada Taehyung, Dia memang selalu ditugaskan untuk menjemputku pulang. Pas sekali!
"Kau siap?" tanyaku. Taehyung hanya membalasku dengan senyuman kotaknya.
Baiklah, Satu, dua, tiga!
"Selamat ulang tahun Kim Taehyung dan Park Yerin!!!!"
Sudah kuduga.
Aku tau ini akan terjadi. Balon balon yang menempel di atas tembok, dua kue ulang tahun dengan hiasan cantik, terompet yang berisik. Ah, ini sudah menjadi ritual tahunan buatku. Mereka selalu membuat pesta yang sama dengan suasana yang sama.
Hoseok memimpin paling depan, hormat kepadaku dan Taehyung lalu menari-nari kegirangan, dia bertepuk tangan paling meriah dan meniupkan terompet terus menerus. Andai hari ini bukan ulang tahunku, akan ku pukul kepalanya itu.
Seokjin yang juga berada dibarisan paling depan, membawa kue tart milik Taehyung sambil tersenyum membuat wajahnya semakin tampan. Aku yakin jika kalian melihatnya langsung pasti akan tewas seketika.
Jimin menatapku dengan senyumannya yang ceria, memegang sekotak kado berukuran sedang. Dapat kutebak berisi sepatu puma edisi terbaru. Kemarin dia menanyakan langsung aku mau kado seperti apa dan kujawab aku ingin puma edisi terbaru. Ah, dia teman yang sangat baik. Bukan, maksudku, dia terlalu baik.
Yoongi, lelaki dingin itu menatapku dengan tatapannya yang sok cool seperti biasa. Tak membawa apapun tapi aku tahu kotak didepan pintu tadi adalah hadiah darinya.
Kulihat Jungkook yang berada di ujung ruangan memegang sebuah kotak besar sambil tersenyum nakal kepadaku, aku hanya mengangkat sebelah alisku sambil tersenyum miring padanya.