💈Prologue💈

128 50 98
                                    

Candy terus melihat jam tangan kesayangannya, apakah ia terlambat atau tidak? Sungguh, pelajaran hari ini sangatlah banyak sehingga tas ranselnya begitu berat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Candy terus melihat jam tangan kesayangannya, apakah ia terlambat atau tidak? Sungguh, pelajaran hari ini sangatlah banyak sehingga tas ranselnya begitu berat. Tak peduli Candy pun berlari mengejar waktu, apalagi ini pertandingan sahabatnya yang ke-ter-a-khir dengan membawa nama sekolahnya, SMP Tripandu.

Iya, sekarang Candy sudah kelas 9. Di mana ia adalah siswa tingkat akhir yang akan melanjutkan jenjang pendidikan ke satu tingkat lebih tinggi. SMA.

Karena pertandingan diadakan di sekolah lawan, demi Edgar dan SMP Tripandu, Candy harus menyempatkan untuk datang. Saat ini posisinya sebagai orang asing masih mencari tau di mana letak pertandingan itu berlangsung.

Ingin rasanya bertanya, tapi... di depan sana tampak pintu besi yang terbuka begitu gamblang. Ditambah suara teriakan yang sangat berisik.

"Apa di sana lapangan indoor-nya?" tanya Candy kepada dirinya sendiri yang tentu saja tidak akan mendapat jawaban pasti sebelum ia mengecek sendiri kepastiannya.

Ah, ternyata benar. Di dalam sana sangatlah ramai dengan sorakan antar penyemangat tim. Dan lihat, itu Edgar! Bajunya tampak basah kuyup persis seperti orang yang baru saja usai mandi. Ya Tuhan, inilah yang membuat Candy semakin menyukai sahabatnya sendiri. Perempuan itu segera mencari tempat duduk di tribun.

"Go Edgar, go Edgar go!!!" Soraknya.

Meski Candy belum menemukan tempat duduk yang kosong mulutnya sudah gatal mulai berisik menyemangati Edgar. Sebenarnya Candy cukup kecewa karena anak dari sekolahnya di sini begitu sedikit. Mayoritas dari tim lawan. SMP Mitra Bakti. Kalau dipikir-pikir, iyalah jelas! Inikan sekolah mereka.

Tak apa. Lebih baik hanya sedikit ketimbang tidak ada sama sekali. Candy hanya bisa berpikir positif. Syukurlah di depan sana masih ada satu sampai dua tempat yang kosong. Bibirnya terulum senang, cepat ia melangkah panjang demi segera mencapai tempat duduk.

"Go Edgar, go Edgar go!!!" Soraknya lagi, kali ini lebih cempreng dan lebih keras dari yang tadi. "SMP Tripandu ayo semangat!"

Candy menaruh tasnya yang super berat di tempat duduk, sedangkan dirinya bangkit menyemangati Edgar seraya melompat-lompat energik.

"Go Edgar, go Edgar go!!!"

"SMP Tripandu ayo semangat!!!"

Saking semangatnya, Candy sampai tak sadar jika cowok yang telah duduk tepat di sampingnya sesekali meliriknya sinis sambil menutup telinga. Dia Leo, siswa SMP Mitra Bakti yang seharusnya bergabung dengan tim basket sekolahnya.

Leo tak bisa mengikuti pertandingan dikarenakan tiga minggu yang lalu ia mengalami kecelakaan. Sehingga ia menderita patah tulang di kaki kiri. Mungkin itu karma bagi Leo karena sudah melanggar peraturan pengguna kendaraan bermotor. Leo tidak memiliki SIM dan masih di bawah umur.

My Sweet CandyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang