✿4

348 54 5
                                    


Sega sibuk memeluk Vivi (bukan Vivi yang kita kenal, tapi Vivi berbulu putih kesayangan Sega) lalu sebelah tangan menghitung lembaran uang.


"Ah bodo amat deh ngapain juga aku jadi ngurusin anjing" Vivi mengetuk-ketuk jarinya, "mbak, mending saya pesen odadingnya aja daripada kesel" gadis itu memasang senyum paksanya.

"Maaf mbak, sudah habis. Bisa kembali lagi besok ya, bisa lebih awal biar kebagian atau boleh delivery order di xxxxx"


"WHAT?" senyuman di wajah Vivi luntur, sudah maksa senyum harus dihapus pula.

Sega menyodorkan uang sambil menerima bungkus pesanannya, Vivi terlihat panas melihat bungkusan tersebut. "Terimakasih" Sega menggendong anjingnya pergi meninggalkan tempat tersebut.


"Dia kebagian kok aku nggak? Pasti om serakah ya ngeborong? Makasih mbak"

Penjual terlihat bingung, ia hanya menggeleng pelan.


Sega baru menyadari bahwa ia sedang diikuti.

"Om om tunggu, keliatannya om pesen banyak. Boleh aku beli sebagian?" tanya Vivi sambil berusaha menyamai langkah Sega.

"Maaf, tidak bisa" jawab lelaki itu dingin.


"Om"

"Berhenti panggil saya om, saya masih muda"


"Om aku mohon, aku udah ngidam banget pengen odading Pak Udin dari lamaa, please please" Vivi coba pasang wajah memelasnya.

Langkah Sega terhenti, kalau orang ngidam tidak dikabulkan permintaannya nanti kasihan bayinya, kan? Sega melirik gadis tersebut, tapi dari penampilan dan kelakuan gadis disampingnya, Sega jadi ragu. "Ngidam? Kamu beneran hamil?"

"Ish om ini gimana, ngidam gak berarti hamil jugaak. Cuma itu lho aku pengen banget banget dari kemaren-"

"Oh. Saya kira ngidam hamil, kalo gitu saya gak perlu kasih kamu"

"Om~" sekarang tangan Vivi memegangi lengan Sega, lelaki itu tidak bisa melanjutkan langkahnya.

"Kamu bisa datang lagi besok atau pesan online, paham? Tolong lepas tangan saya"

"Om~ ayo dong om~" rengek Vivi sambil menggoyangkan tangan Sega.

Vivi ♡ mini-work ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang