"Apa yang kalian dapat?" tanya Namjoon saat keenam anggotanya berkumpul di markas pusat bawah tanah.
"Aku memastikan pusat listriknya bekerja dengan baik dan menguncinya. Sensor apinya juga bekerja dengan baik," jawab Taehyung.
"Sayangnya kaca yang mereka pakai tidak cukup tebal dan tahan dengan peluru. Memakai senapan atau handgun akan membuatnya pecah dan bisa melukai target. Karena itu aku dan Taehyung memeriksa gedung-gedung sekitar yang sekiranya dapat dijadikan tempat menembak," Yoongi menambahkan, dia mengambil tabnya dan menujukkan peta daerah Eunhasu Tower, "gedung bertingkat 4 ini dan hotel bertingkat 10,"
Namjoon memperhatikan peta yang ditunjukkan oleh Yoongi, "Kalau kau jadi dia, mana yang kau pilih?"
Lelaki berambut pirang itu tampak menimbang-nimbang sebelum akhirnya menjawab dengan mantap, "Tentu saja hotel,"
"Kau bisa mengeluarkan senapan dan melakukan persiapan tanpa dicurigai oleh siapapun, baik di dalam maupun di atap. Gedung satunya mempunyai taman di atap yang biasanya dipakai untuk bersantai saat jam makan siang, itu terlalu beresiko," Yoongi menjelaskan.
Namjoon mengangguk lalu menoleh pada Seokjin yang nerada di seberangnya, "Kita akan berjaga di sana,"
"Ehmm.. aku memeriksa beberapa latar belakang pria yang bernama Ahn Hyun Sik ini. Seperti yang kubilang sebelumnya, dia dibenci oleh beberapa pejabat lain karena mulutnya yang banyak bicara. Hanya itu satu-satunya motif yang masuk akal untuk membunuhnya karena selebihnya dia dikenal memiliki hati yang baik. Yah, meskipun beberapa perkataannya itu dapat membuat orang mengharapkannya mati," mata Jungkook tidak terlepas dari komputernya yang menayangkan informasi itu, "aku mendapat foto surat-surat ancaman yang didapat dari sekretarisnya. Kurasa pengirimnya menyewa seseorang untuk membunuhnya karena ada salah satu surat yang mengatakan 'Aku membuat orang lain membencimu dengan ceritaku hingga aku tidak perlu lagi mengotori tanganku untuk menghabisimu'. Dia memilih hari esok karena sidangnya membahas tentang pencalonan Ahn Hyun Sik menjadi ketua Badan Anti Korupsi,"
Seokjin memalingkan wajahnya sembari memeluk lengannya. Dan Hoseok meliriknya, melihat gerak-gerik Seokjin yang mencurigakan setiap kali Jungkook membeberkan informasi tentang pejabat itu. Dia menghampiri Seokjin, memiringkan kepalanya untuk melihat lelaki yang sedang menunduk itu.
Hoseok tersenyum saat Seokjin meliriknya, "Kau baik?"
Anggukan didapatkan oleh Hoseok sebagai jawaban. Dia masih tersenyum dan menatap Seokjin yang perlahan menaikkan kedua sudut bibirnya.
"Hoseok, apa rencanamu untuk besok?" Namjoon bertanya tiba-tiba, setelah itu dia berdehem dengan canggung.
Hal itu membuat Hoseok menjauhkan kepalanya dari Seokjin. Keduanya sama-sama menoleh pada Namjoon yang berwajah datar tetapi terlihat gelisah itu. Hoseok mengernyit mendengar pertanyaan leadernya.
"Aku hanya akan berjaga di depan ruangan sidang seperti perintahmu kemarin," jawab Hoseok dengan santai.
"Y-ya. Kau benar," Namjoon kembali berdehem ketika suaranya terdengar gagap, "bersiaplah untuk besok,"
Setelah mengatakan itu Namjoon membubarkan rapat kecil tim dan hendak berjalan meninggalkan markas.
"Seokjin, ingin menemaniku ke suatu tempat?" tanya Hoseok yang terdengar oleh seluruh orang yang masih ada di markas.
"Seokjin!" seseorang memanggil ketika dirinya belum sempat menjawab ajakan dari Hoseok.
Lelaki tinggi berbahu lebar itu menoleh pada orang yang memanggilnya, Namjoon. Matanya seolah bertanya 'apa' pada teman kecilnya yang bersikap aneh itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Assault Riffle Bangtan [Special Investigation Team]
FanfictionNAMJIN ; YOONMIN ; TAEKOOK Mereka adalah tim investigasi unggulan kepolisian di korea selatan. Meskipun untuk mencapai kejayaan dan kepercayaan yang tidak sederhana ini, mereka perlu lari dari masa lalu yang pelik serta bengis. Waktu hanya perlu me...