Tok Tok Tok
Ketukan dipintu kayu besar itu membuat sosok pria dalam balutan jas kerja rapi dibalik meja langsung mengalihkan perhatian ke arah pintu ruang kerjanya. Sosok tampan dengan tubuh tegap itu hanya diam dengan kedua tangan terlipat didepan dada, menelisik ke arah sosok lainnya yang baru saja masuk ke dalam ruangannya dengan membawa dua buah map yang dapat dipastikan itu adalah dua berkas penting yang harus ia tanda tangani.
"Se-selamat ma-malam, sa-sajang-nim. A-ada berkas ya-ng harus an-anda tanda tangani se-segera." ujarnya terbata. Yang dipanggil sajang-nim itu hanya masih diam saja memperhatikan si pria yang terlihat gemetar dihadapannya, memegang erat kedua map itu sambil mengigiti bibir bawahnya, seperti menahan sesuatu.
"Doyoung-ah, kemari." panggil pria dengan setelan jas mahal itu sambil memerintahkan sang pembawa berkas yang masih gemetar itu untuk semakin mendekat ke arahnya, bahkan melewati meja kebesaran sang atasan.
"Y-ya, sa-sajang-nim?" balasnya masih dengan suara bergetar membuat seulas senyum licik terlukis di wajah tampan sang boss yang kini sudah berhadapan dengannya.
Diam-diam, ia merogoh kantung celana bahannya, mengambil benda kecil didalam sana, merabanya sebentar dan dalam sepersekian detik, menekan sebuah tombol disana dengan cukup brutalnya. Bersamaan dengan itu, Doyoung, yang tadi berdiri dihadapannya langsung jatuh tersungkur. Beruntung, kepalanya tak benar-benar menyentuh langsung ke meja kayu yang ada didekatnya. Kalau tidak, mungkin satu benjolan bisa ia dapatkan dikepalanya.
"S-sajangnim.." lirihnya penuh kepasrahan bahkan sampai tak kuat untuk bangkit lagi dan memposisikan dirinya kini menopang tubuh dipaha kuat sang atasan yang terbuka lebar. Salahkan sebuah benda asing yang tertancap di holenya itu yang membuat kedua kakinya terasa mati rasa tak bertenaga. Oh sialan! Tampaknya benda asing itu baru saja mempercepat getarannya menusuk-nusuk ke dalam dirinya dengan brutal. Ah dirinya sudah tak kuat!
"Mana berkasku?" tanya sang atasan padanya. Dengan lemah dan sisa kesadarannya, ia pun langsung memberikan dua map berisi berkas perusahaan itu ke arah sang atasan untuk segera ditandatangani.
Srakkk
"Kenapa mengigiti bibirmu begitu, hmm? Mau sengaja menggodaku, iya?" ujar Jaehyun sambil mencengkram sedikit kuat rahang Doyoung buat pria itu cuma bisa menahan rintihannya.
"Ti-tidak. Sama sekali tidak, sa-sajang-nim." balasnya dengan raut wajah penuh kepasrahannya.
"Hmmphhhh" Doyoung menahan desahannya saat merasakan sebelah kaki milik atasannya itu dengan sengaja menyentuh bagian depan celananya, menyenggol sesuatu yang tertahan disana, membuat seringaian jahat itu kembali muncul diwajah Jaehyun.
Jaehyun melepaskan jas mahalnya dan melamparnya secara asal hingga teronggok begitu saja ke ujung ruangan. Dilepaskannya dasi merah yang menggantung dilehernya dan memakaikannya, menutupi mata bulat Doyoung yang hanya bisa diam pasrah dihadapan atasannya itu. Susah payah Doyoung mengeratkan pegangannya pada bangku, menahan tubuhnya agar tak tiba-tiba ambruk ke pangkuan Jaehyun. Jika ya, bisa-bisa Jaehyun bisa marah dan kembali menghukumnya.
Gelap. Hanya itu yang bisa Doyoung rasakan apalagi saat dasi itu sudah terikat sepenuhnya, menutupi pandangannya. Samar, hanya suara gesekan dan sabuk yang terbuka. Doyoung paham dengan apa yang terjadi dan hanya bisa meneguk ludahnya kasar. Ini bukan sekali dua kali ia begini. Sudah terlalu sering, bahkan terlampau sering kejadian seperti ini terjadi padanya dan selama itu juga ia hanya bisa pasrah.
"Buka mulutmu." perintah Jaehyun yang mau tak mau langsung dituruti oleh Doyoung. Baru saja ia berniat membuka mulutnya, tiba-tiba ia sudah tersumpal penuh dengan sesuatu yang panjang dan mengeras itu. Ya, itu adalah milik bossnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
🔞Blooming.🔞 (JaeDo vers)
Short StoryAll about JaeDo! Jung Jaehyun x Kim Doyoung rated M! for adult only. YAOI. BXB. BOYS LOVE