3. Hubungan

3 0 0
                                    

Pagi ini aku benar-benar tidak bersemangat lagi untuk beraktivitas. Jika bukan karena ibu yang sudah mengomel di pagi hari aku tidak akan mungkin berada di lapangan ini sekarang dan mengikuti upacara di pagi yang cerah ini.

" Mengingat sebentar lagi adalah bulan-bulan lomba maka kita harus mempersiapkan para calon-calon muda untuk mewakili SMA ini dan mempertahankan status sekolah ini "

" Singkatnya saya akan membacakan nama-nama mereka yang akan mewakili kita di ajang tersebut. "

Yaaa begitulah pidato yang memperpanjang waktu ku berdiri disini. Yang tidak lain dan tidak bukan adalah dari Pak Endru selaku kesiswaan.

" Heii Fara....bangun jangan jongkok terus ketauan pak Endru baru tau ras-"
Omelan Tiara terpotong ketika pendengaran ku mendengar pak Endru memanggil namaku .

" Aduh Tia mati gue aduh...gimana ini. Gue gak mau maju kedepan cuman gara-gara ketauan jongkok doang, aduh...malu gue ti.."
Bukannya menolong temanku yang satu ini malah mendorong ku ke depan. Jika saja dia bukan temanku sudah ku pukul dia.

-------
" Sebelumnya saya ingin mengucapkan selamat pada kalian yang berhasil mewakili SMA ini "

Lega,bingung,kaget,dan sedikit cemas itulah yang aku rasakan sekarang. Bagaimana tidak jika saja yang diucapkan pak Endru berbeda 180° dengan apa yang ada di pikirannya.

" Yaa meskipun saya sedikit kurang sreg kepada tim kali ini, karena tim vokal kita ada sedikit pergantian karena kesehatan putri yang sedang tidak memungkinkan "

" Maaf pak jika bukan putri yang menjadi pasangan saya..." Hening sesaat hingga pria itu kembali berkata " saya pamit...permisi "

" Daffaa... Daffa! Hei tunggu dulu Daffa.." seakan menuli pria tadi yang tidak lain adalah Daffa pergi begitu saja tanpa menghiraukan pak Endru yang dari tadi memanggilnya.

Seketika ruangan menjadi hening. Tak ada satupun yang berbicara.

Pak Endru sendiri larut dalam pikirannya sendiri. Bagaimana tidak pasalnya Daffa selama ini tak pernah berontak seperti sekarang

Tak selang berapa lama putri dan kedua teman nya masuk.
" Maaf mengganggu pak saya cuma mau tau persiapan buat lomba sudah sampai mana."

" Iyaa nggak papa, soal persiapan nya ada sedikit kendala " jawab pak Endru sedikit murung.

" Oh ya pak, dari tadi saya tidak melihat daffa, dimana dia? "
Ucap putri yang merasa ketidakhadirannya.

-------
Di tempat lain seorang laki-laki berdiri di sudut halaman belakang sekolah. Dengan menghadapkan tubuhnya ke arah luar sekolah yang di batasi dengan pagar, dia terlihat frustasi. Dilihat dari caranya melemparkan batu ke luar pagar sekolah.

" kadang memang sulit untuk melupakan kebiasaan, tapi gue rasa nggak ada salahnya juga untuk sedikit merubah kebiasaan kita"

" cihh....gue nggak ngerti lo ngomong apa" balasnya sambil berlalu

" Putri......ohh putri tanpamu aku tak bisa hidup....tanpamu dunia-"

Belum selesai Fara berbicara tiba-tiba saja mulutnya dibekap oleh tangan seseorang. ' hufpp rasanya seperti sesak nafas' batin fara. Ya bagaimana tidak tangan yang saat ini membekap mulut Fara terasa begitu kekar

" jangan pernah keluarin kata Putri dari mulut kotormu itu!! Putri terlalu bagus untuk keluar dari mulutmu!!" setelah mengatakan itu dia pergi begitu saja tanpa penjelasan.

Sedangkan Fara yang masih terkejut

----------------------
Maaf cerita tidak bisa dilanjutka, karena akun tidak bisa dibuka

Akan ada cerita baru di aku baru saya alphaerindani2 okees

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 01, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Beautiful Color'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang