Bercermin Kepada Yesus

166 4 1
                                    

Matius 18:3-4
Lalu berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga.

   Menjadi seperti Yesus adalah menjadi sama dalam kepribadian-nya. Kepribadian ini lah yg menjadi dasar seluruh tingka laku seseorang. Kedewasaan kita di ukur  sejauh mana kita makin menjadi sperti Yesus. Demikian pula kesempurnaan kita diukur sejauh mana kita makin menjadi sperti Yesus.
   Menjadi seperti Yesus berarti bercermin kepada Yesus, maka kita harus memiliki hati yg rendah (Mat 5:3). Kita harus menjadi seperti anak2 mudah dibentuk; mau diajar; dan dinasehati (Mat 18:3). Kata 'anak' dalam teks ini adalah "paidion", yaitu: anak usia 7-14 tahun, inilah usia efektif seorang anak menerima pendidikan. Demikianlah jelas bahwa kita harus senantiasa memiliki kepribadian yg efektif dibentuk Tuhan; dan kepribadian yg lentur. Kita tidak boleh menjadikan manusia sebagai standar ukuran kehidupan rohani.
   Menjadi seperti Yesus berarti janganlah merawat tubuh untuk memuaskan keinginan kita sendiri. Pengertian merawat tubuh disini bukan berarti merawat secara jasmani seperti mandi, berhias diri, dan lain2. Tidak merawat tubuh di sini maksudnya adalah jangan memberi perhatian kepada kodrat dosa untuk memuaskan keinginan (GN: "and stop paying attention to your sinful nature and satisfying it's desire"). Walaupun kita sudah bertobat dan lahir baru, tetapi kita masih hidup dalam daging, yg sering masih mau menuntut untuk dipuaskan. Disini seringkali banyak orang kristen gagal untuk menyangkal diri dan berkata "Tidak" bagi kodrat dosanya. Dalam hal ini, Tuhan Yesus berkata dalam Matius 16:24 bahwa kita harus menyangkal diri.
  Pergumulan penyangkalan diri, dan penyaliban daging (Gal 5:24-25) adalah pergumulan yg pasti dialami oleh setiap orang percaya menuju kesempurnaan itulah sebabnya, kita disebut karunia sulung Roh (Rm 8:23; Yak 1:18). Kita diberi potensi yg luar biasa, yg tidak dimiliki manusia pernjanjian Lama; potensi untuk sempurna, dan memiliki etika standar. Dengan potensi ini, kita dimungkinkan sempurna dan dilayakkan menjadi mempelai wanita-Nya. Memang harus tetap diakui bahwa penyempurnaan ini bertahap dan melalui sebuah proses.

Ingat kedewasaan kita diukur sejauh mana kita makin menjadi seperti Yesus...😇

Vote and comend nya yaa...😘

berbagai renungan khotbah dan motivasi...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang