Bab 6

884 30 0
                                    

Ketika pulang, Third langsung merebahkan tubuhnya ke atas kasur miliknya.
"Aku sayang banget sama Sarina. Aku nggak tega ngeliat Sarina dibully. Aku juga takut sama ancaman Marc." ,kata Third yang mulai bermonolog.
"Apa aku ngeluarin diri dari genk? Tapi, nanti kalo aku malah dibully sama temenku kan sama aja." ,lanjut Third.
"Arghhh.. Pusing kepalaku." ,kata Third sambil menggaruk kepalanya.
"Baiklah, aku putusin aku bakal ngundurin diri dari genk." ,kata Third.

Keesokan harinya, Third ketakutan sekali untuk mengucapkan sesuatu kepada teman- temannya bahkan Third bergetar terus menerus.
"Hei... Kau kenapa Third?" ,tanya Sandra yang mulai menyadarinya.
"Ada yang ingin aku bicarakan."" ,kata Third.
"Ya, sudah katakana saja. Kau ini sudah seperti orang baru mengenal kita hingga bicara membutuhkan izin." ,protes Pleum. Third hanya cengengesan. Setelah tersadar, Third langsung menghembuskan napasnya.
"Aku ingin ngeluarin diri dari genk ini.",kata Third dengan singkat, padat, dan jelas.
"Ohhh.. Apa?!" ,sentak Nicole membuat semuanya kaget.
"Pasti ini gara- gara Sarina." ,kata Sandra.
"Bukan ini emang keputusanku." ,teriak Third yang mulai kesal. Pleun yang dari tadi hanya menahan amarah langsung, menghajar Third. Kini Third yang belum siap untuk menangkis serangan hanya dapat terdiam menerima serangan dari Pleum.
"Kau memang jahat!" ,kata Sandra.
"Mulai saat ini Pleum yang akan menggantikan posisimu dan kamu, Third jangan menyesal nantinya!." ,kata Nicole.
"Aku sudah puas. Ayo kita tinggalkan saja dia!" ,balas Pleum.
Mereka pun meninggalkan Third yang mengerang kesakitan. Sarina yang barusan dari toilet, mendengar erangan kesakitan.
"Sepertinya, itu erangan Third." ,batin Sarina. Sarina langsung mendekati arah suara tersebut dan melihat Third tersungkur di sana.
"Third! Kamu nggak papa?" ,tanya Sarina. Third tidak mampu menjawab. Sarina membopong Third ke UKS. Kemudian, Sarina mendudukkan Third di atas ranjang UKS kemudian, mengambil handuk kecil dan baskon ,kemudian mengisi baskom dengan air hangat. Sarina duduk di sebelah Third dan mulai mengobati.
"Auwww... Sakit banget! Pelan- pelan dong!" ,keluh Third.
"Siapa suruh sampe bonyok begini." ,kata Sarina.
"Aku rela kok bonyok terus demi deket sama kamu, Sarina.",batin Third.
"Sudah Third!" ,kata Sarina. Sarina pun langsung beranjak untuk mencuci handuk kecil dan membuang air di baskom.
"Ya, sudah aku pergi dulu! Kamu banyak istirahat!" ,kata Sarina. Tetapi, tangan Sarina dipegang oleh Third.
"Temenin aku sampe aku tidur." ,kata Third.
"Ya udah deh." ,kata Sarina pasrah.

Third sudah tidur. Sarina pergi meninggalkan Third dan menuju taman.
"Sarina sini!" ,suruh Marc.
"Iya iya. Sabar napa sih!" ,balas Sarina.
"Kamu lama amat. Kenapa? Jawab jujur!" ,kata Marc dengan memohon.
"Aku harus jawab apa. Kan Marc nggak suka sama Third."  ,batin Sarina
"Emmm... Itu tadi aku disuruh sama guru buat bawa buku." ,balas Sarina ketakutan.
"Aku tahu kamu pasti bohong. Jawab dengan jujur!" ,kata marc yang masih berusaha sabar.
"Jangan marah ya.. Tadi, aku habis dari UKS nolongin Third dan nungguin Third tidur." ,kata Sarina pasrah.
"Emang Third kenapa?" ,tanya Marc.
"Third bonyok dipukul sama orang. Nggak tau siapa" ,kata Sarina.
Bel pun berbunyi.
"Yuk, masuk kelas!" ,ajak Marc. Tetapi, Sarina sudah melangkah lebih dulu.
"Leh.. Aku yang ngajak malah ditinggalin." ,protes Marc. Sarina hanya tersenyum.

Love Warning (My Creation)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang