Pranggggg...
Suara benda jatuh yang terbuat dari kaca itu terdengar sangat nyaring didengar. Oh, apa itu? Lihat! Piring pecah, siapa pelakunya? Zayn? Lelaki dingin itu? Ia yang menikahi seorang gadis hanya karena janji, bukan karena cinta. Atau pun sebuah rasa, Ia hanya berusaha menepati sebuah janji.
"Gue mau nikahin lo hanya karena janji, tidak dengan cintannya" seringai yang dilontarkan Zayn membuat seorang wanita tersenyum getir menahan tangis. Wanita itu jatuh, duduk menangkupkan kaki. Tubuhnya bergetar, sudah jelas Ia sedang menangis dahsyat. Perkataan Zayn membuat Ia ingin segera mengakhiri pernikahannya yang baru 3 hari Ia jalani.
"Zayn, bi-sakah kita akhiri pernikahan kita sekarang? Se...setidaknya kamu sudah berusaha menepati janjimu untuk menikahiku, tetapi tidak dengan hatimu!" Isak Wanita bernama Keysa yang daritadi sudah menangis deras.
"Maaf, gua gabisa sebegitu nya buat ngakhirin semuanya. Amanah dari bokap lu harus tetap gua laksanain. Dia banyak bantu gua, dan gua hutang budi sama dia" Ucapnya dingin.
"Ba-baiklah" Keysa masih menangis meratapi nasibnya, nasib yang membawanya ke dalam pernikahan yang ber-cover 'hutang budi'.
Sementara itu, Zayn telah melenggang pergi meninggalkan Keysa yang terduduk di pinggiran nakas dengan menangkupkan kakinya. Ia harus banyak merilekskan pikirannya saat ini setelah apa yang barusan terjadi dengan Keysa
Argh, kenapa harus seperti ini? Kenapa aku harus berjanji? Bodoh, bodoh, bodoh! Lihatlah dirimu sendiri Zayn! Kau seperti lelaki pecundang yang tidak bisa menerima keadaan sekarang! Keysa istrimu sekarang! Bagaimanapun, dia tetap jadi istrimu sekarang! Lihatlah! Dia cantik, tubuh? Seharusnya kau tergiur dengan tubuhnya! Otak? Lebih tinggi dibandingkan dirimu! Lalu? Kenapa kau tidak bisa menerimanya setelah kepergian Ayahnya?
Batin Zayn berbicara, sesekali Ia menegukkan kembali whisky yang terdapat pada genggamannya.Zayn hanya mengingat-ingat hari itu, tepat dimana saat Ia berjanji kepada seorang lelaki paruh baya.
Hari itu 4 tahun yang lalu,
Mereka berdua lelaki yang terpaut umur begitu sangat jauh sedang bersenda gerau yang sesekali mengeluarkan beberapa tawa. Kemudian gurauan itu pecah hingga seorang lelaki paruh baya meminta sesuatu dari seorang lelaki muda dan tampan."Zayn? Apakah aku bisa meminta mu menepati sebuah janji?" Dengan suara getir, perlahan namun pasti. Lelaki paruh baya itu sanggup mengucapkannya, gugup.
"Hm, berjanji untuk?" Zayn mengangkat satu alisnya dengan tatapan penuh menelisik.
"Aku tidak begitu yakin dengan ucapanku, karena aku tau kau tidak akan mau menerimanya akan tetapi aku sangat memohon padamu to-"
"Langsung saja ke intinya, kau ingin aku menepati sebuah janji apa?" Zayn memotong ucapan lelaki paruh baya tersebut.
"Ba-baiklah, aku ingin kau berjanji menikahi putriku setelah aku tiada nanti. Kumohon, belajarlah mencintainya, karena setelah aku tiada Ia tidak punya keluarga lagi meskipun aku meninggalkan begitu banyak nya uang yang ku siapkan untuknya dimasa depan" Lelaki paruh baya itu hanya bisa menunduk lemas, takut akan jawaban yang diterima tidak berjalan mulus.
Disisi lain, Zayn hanya mematung mendengar perkataan itu. Apakah Ia harus menepati janji itu? Emosi nya seakan ingin meledak, berat rasanya ubun-ubun kepala.
Hening, tak ada jawaban dari Zayn maupun dari lelaki paruh baya disebelahnya. Ia berpikir keras, sangat keras. Hingga Ia tak sadar, Ia sudah menggertakan giginya untuk menahan emosinya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Hope
RomanceKisah cinta bertepuk sebelah tangan yang hingga akhirnya Tuhan persatukan dengan cara yang luar biasa hebat! Cinta bukan hanya diperjuangkan diawal bukan? Tetapi harus disetiap alur nya kita perjuangkan. Namun, jika ditengah jalan kita tidak memeper...