2. For the first

31 8 6
                                    

Terpaksa deh. Gumam Sila dalam hati.

Kemudian ia memakai helm yang telah disodorkan Reynand untuknya setelah itu ia langsung menaiki motor Reynand.

Rasanya Sila ingin cepat-cepat sampai ke rumah kemudian memakan semua coklat yang berada di kulkas. Kebiasaan Sila kalo lagi badmood ia suka makan banyak.

"Cepetan dong"
Gerutu Sila ke Reynand. Karena dia melajukan motornya dengan kecepatan standar.

"Apa? Gue ga denger"
Reynand pura-pura tidak mendengar perkataan Sila karena ia ingin menghabiskan waktu lama untuk berduaan dengannya.

"Cepet"
Teriak Sila sambil menarik-narik jaket Reynand.

Kemudian Reynand menambah kelajuan motornya, sontak membuat Sila kaget dan refleks memeluk pinggang Reynand.

Reynand tersenyum senang dibalik helm fullfacenya karena Sila secara tidak langsung memeluknya.

Sesaat Sila sadar ia memukul-mukul pundak Reynand

"Dasar modus". Pekik Sila agar terdengar oleh Reynand.

"Kan lo yang nyuruh gue cepet, salah terus gue".
Balasnya dengan suara yang tak kalah kerasnya.

"Lo kok ngebentak gue?".
Nada suara Sila sendu. Mendengar suara Sila yang sepertinya tersinggung olehnya. Reynand tak menjawab ia melajukan motornya dengan cepat.

Bukannya langsung mengantarkan Sila langsung kerumah. Sila hanya mengerutkan keningnya, ia tak berani bertanya karena moodnya sudah benar-benar berantakkan.
Sesampainya ditempat tujuan Reynand menepikan motornya keparkiran yang tidak begitu ramai.

"Turun". Perintah Reynand.

"Ngapain?"

"Udah turun aja"
Balasnya sambil membuka helm dan turun dari motornya.

Sila hanya berdiri terpaku ditempatnya tadi, ia belum bergerak walaupun Reynand sudah berjalan dua langkah didepannya.

Reynand memanggilnya lagi dan akhirnya Sila menyusul Reynand.

"Mau ngapain?". Tanya Sila, ia benar-benar bingung karena ia baru sekali ketempat ini.

Reynand tak menjawabnya, bahkan melirik Sila pun tidak. Sila dengan ogah-ogahan harus mengikuti Reynand.

°°°

"Lo sering kesini?". Tanya Sila sambil memakan es krim yang dibelikan Reynand untuknya.

Reynand yang asik menjilati setiap inci es krim hanya melirik Sila kemudian kembali menatap danau yang berada didepannya.

"Kalo orang nanya itu dijawab, bukannya diliatin doang"
Sila tampak kesal dan memakan es krim nya dengan cepat, agar bisa cepat pergi.
Ia tak ingin berlama-lama berdua dengan Reynand karena ia seperti berbicara sendiri, yang ditanya hanya sesekali menjawab.

"Kalo lagi makan itu diem, jangan banyak ngomong. Tuh liat mulut lo belepotan"
Balas Reynand sambil menatap Sila dengan tatapan yang tak dapat Sila artikan sendiri.

Sila hanya terdiam, dia tidak tau apa yang akan dia lakukan dia hanya mematung. Tiba-tiba sebuah tangan menyapu mulutnya dengan sapu tangan. Masih tidak ada pergerakan dari Sila, Reynand masih setia membersihkan bekas es krim yang berlepotan di mulut Sila.

"Modus lo". Sila menjauhkan tangan Reynanad dari mulutnya. Ia tidak sadar telah menggenggam tangan Reynand. Reynand yang mendapat perlakuan seperti itu tersenyum sendiri penuh kebahagiaan.

"Ngapain lo senyum?". Sila tampak kesal dan membuang muka nya dari hadapan Reynand.

"Kenapa? Naksir kan?". Reynand menyisir rambutnya dengan tangannya, gaya ala-ala orang ganteng.

"Ga"
Jawab Sila singkat kemudian beranjak pergi meninggalkan Reynand.

°°°

"Ternyata lo disini"
Reynand yang melihat Sila duduk di ayunan sambil memakan wafle dan milkshake oreo.

Sila tak menghiraukan ucapan Reynand. Ia makin asik memakan waflenya.

Merasa diabaikan Reynand menyeruput minuman yang berada ditangan kiri Sila.

"Lo, inikan minuman gue. Enak aja lo main sambet aja" Ucap Sila sambil memanyunkan bibirnya.

"Kalo orang nanya tu dijawab" Reynand mendudukan pantatnya disebelah Sila. Ayunan yang muat untuk tiga orang.

"Emang lo nanya?" Jawab Sila binggung. Ia mencoba mengingat apakah Reynand tadi bertanya padanya.

"Ga sih"

Sila menatap Reynand jengkel.

"Dasar cewe garang". Ucap Reynand pelan namun masih terdengar oleh Sila.

Sila yang mendengar ucapan itu langsung melotot kearah Reynand.

Reynand yang melihat itu hanya menyidikan bahunya.

"Nih minuman lo". Ucap Reynand sambil memberikan botol milk shake oreo Sila yang sudah habis.

"Kayaknya lo marah banget gue minum punya lo, makanya gue abisin aja". Lanjutnya

Gila kali ya lo. Udah jelas marah malah dihabisin bukannya diganti. Dasar cowok aneh.

Reynand yang melihat Sila melongo melihat dirinya langsuang menjitak jidat Sila dengan pelan.

"Awww". Ringis Sila sambil mengusap-usap jidatnya.

"Sakit tau". Katanya sambil melotot dan memukul lengan Reynand.

"Sini". Reynand mendekat ke arah Sila dan mengusap-usap jidat Sila dengan tangannya yang besar berbeda dengan tangan Sila yang kecil.

Sila tidak menolak perlakuan Reynand untuknya, ia hanya menikmati ia mulai merasa nyaman.



CINTA datang TERLAMBATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang