Kh 1

83 1 0
                                    

Terik mentari yang sudah tak bersahabat dengan lingkungan tak memudarkan semangat gadis berwajah teduh serta berkerudung simple untuk menyusuri sebuah daerah guna mencari tempat tinggal yang akan dia dan sahabatnya tempati selama menempuh pendidikan sebagai mahasiswi di sebuah universitas islam ternama, dengan langkah pelan namun pasti keduanya terus menyusuri daerah tersebut

" Ellysia " suara gadis menginterupsi  sang pemilik nama untuk berhenti berjalan
" Iya Ois kenapa? " jawabnya dengan menatap temannya
" Bisakah kita berhenti terlebih dulu El, aku capek tau ga!  Tau gini mending kita bawa aja tuh motor, ngapain juga di tinggal di parkiran kampus, belum lagi nanti kita harus balik ke kampus buat ambil motor. Itu buang buang tenaga El! " cerocos Ois dengan penuh emosi namun di tanggapi dengan senyuman oleh Ellysia
" Sabar Ois"
" Kamu dari tadi ngomongnya sabar terus El, ini aku capek"
" Yasudah ayo kita istirahat sebentar "
" Nah, gitu kek dari tadi jadi ga perlu berantem kan"

Suara adzan dhuhur menggema diseluruh pelosok daerah ini, dua gadis berkerudung yang tengah duduk di serambi masjid pun segera berdiri untuk mengambil air wudhu

Ellysia bukan lah sosok gadis yang terlahir di keluarga yang kental akan agama, namun bukan pula terlahir di keluarga yang tidak mengenal agama. Dia terlahir dari keluarga sederhana yang masih menjalankan perintah agama dengan baik

Ellysia, gadis cantik berkulit sawo matang berhidung mancung di banding kakak kakaknya yang lain pernah terjerembab dalam lubang kegelapan dimana saat masih SMA dia mengenal hal berpacaran, hal ini berkali-kali yang selalu di ingat olehnya, tidak jarang dia akan menangis bahkan memaki dirinya sendiri yang sudah melakukan kebodohan, bayangkan saja saat Ellysia berpacaran itu adalah tabungan dosa bagi ayah dan ibunya kelak di akhirat
Hal ini yang selalu dia ingat sampai kapan pun, dia tidak ingin mengulangi kesalahan yang akan membawa ayah ibunya ke lubang neraka

Ellysia gadis akhir zaman yang memiliki cita cita memberikan kebahagiaan bagi ayah ibu nya di dunia
Ellysia gadis akhir zaman yang bercita cita memberikan hadiah surga bagi ayah ibunya kelak di akhirat
Ellysia gadis ceria yang selalu memprioritaskan kebahagian ayah ibu nya di atas segalanya
Tak ayal, sikap Ellysia yang seperti ini yang membuat dia mendapatkan cemoohan dari teman yang lain,  namun Ellysia tetap pada pendiriannya, bahkan ada yang mengatakan bahwa dia terlalu munafik karena zaman sekarang pacaran adalah trend, tapi Ellysia tetap pada pendiriannya
Karena cintanya kepada ayah dan ibunya. Itulah kunci dia tetap teguh pendirian

" Alhamdulillah " ucap Ellysia usai melaksanakan sholat dhuhur " kita lanjut apa balik Ois? " tanya Ellysia
" Kita balik aja ya, keburu sore nanti biar kak Dim aja yang carikan kita tempat tinggal, kebetulan dia kan rumahnya daerah sini" jawab Ois
" Oh yasudah ayuk kita balik ke kampus "

Memang Ois dan Ellysia adalah satu kesatuan yang tak terpisahkan, dan kebetulannya lagi mereka berdua di terima di universitas yang sama dengan jurusan yang sama pula, kebetulan yang menguntungkan bagi mereka berdua
Bukan hanya Ois, tapi El masih memiliki sahabat yang entah kenapa selalu buat El tertawa dengan tingkah konyol mereka. Milia, Ambar, Ois dan Ellysia. Ya mereka bersahabat sejak masih duduk di bangku SMA yang kebetulan sekali mereka ikut dalam satu organisasi

Ahh, sungguh indah persahabatan mereka sampai banyak yang iri dengan hubungan mereka dan satu lagi mereka terikat di dalam ikatan jomblo (wkwkwk) kata mereka pacaran itu ga penting, buang buang waktu, tenaga, pikiran dan lagi itu akan merugikan diri sendiri di kemudian hari, iya kalau jodoh nah kalau enggak??  Apa kata tetangga?  Udah diajak jalan tapi ga di nikahin. Oh ya mereka juga pernah bilang kalau mending kalau beneran sayang sama mereka langsung aja temui wali mereka (nah loh buruan yang mau sama mereka wkwk)

Keteguhan HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang