Kh 3

19 1 0
                                    

Terik matahari mulai memudar, suara adzan magrib menggema diseluruh pelosok negeri, tak terkecuali di Universitas Surabaya ini

" Akhirnya selesai juga penderitaan kita hari ini" ucap Ois

" Iya Is alhamdulillah " jawab El

"  Kamu capek ga El? "

"  Capek banget tau ga sih, apalagi tuh ya tadi di suruh berdiri sejam, untung nih kaki ciptaan Allah coba kalo ciptaan manusia bisa patah dari tadi " sungut El penuh emosi

" weh santai napa neng " sambil ketawa" kemana El yang dulu suka baris baris kek tentara " sambil terus ketawa

" yaelah kamu malah di ingetin "

" lah emang kenapa? "

"  itu kan pas jaman, ah sudahlah gausah di bahas"

" iya iya, ayo balik ke kos" ucap Ois sambil menarik lengan Ellysia

Jarak kampus dan kos mereka lumayan jauh, mereka jalan kaki karena jika bawa transportasi mereka pikir lebih ribet dan lagi mereka ga bakal bisa diem di kos, pasti bakal jalan jalan karena jiwa mereka yang lumayan bisa di bilang bolang (wkwkw)

Senja telah berganti dengan gelapnya malam, dinginnya kota Surabaya yang terguyur air hujan tak sebanding dengan kerinduan Ellysia pada ayah ibu nya, meski baru 1 minggu dia berada di tanah orang tapi tetap saja dia merindukan sosok orang tua yang begitu dia sayang, tetes air hujan menambah kerinduan nya pada sosok yang dia anggap sebagai superhero dalam hidupnya orang yang selalu berjasa dalam hidupnya, orang yang selalu mendorong dan mendoakan setiap langkah kakinya melangkah
Tanpa terasa air matanya pun meleleh melewati pipi tirusnya,
Rindu akan kebersamaan dengan ayah ibunya salah satu masalah yang menurutnya berat untuk ia lewati sendiri, pasalnya Ellysia tidak pernah tinggal jauh dari ayah ibunya, bahkan saat mengikuti lomba 5 hari di daerah Malang dia kerap sekali tidak fokus karena kerinduannya pada ayah ibu.

" Kenapa nangis? " Ois yang tiba-tiba datang dan membuat Ellysia kaget

" Gapapa Ois" jawab El bohong

" Aku sahabat kamu kan? Kita berteman bukan setahun El jadi aku tau kalau kamu lagi sedih, kamu mikir apa? Kamu kangen ayah ibu? "
Benar sekali, iya benar dan tepat sasaran sekali omongan Ois

Ellysia mengangguk

" Kan ada aku El, jangan sedih terus, ingat kita disini juga buat mereka ini demi masa depan kita, kalau kamu sedih dan ayah ibu tau pasti mereka khawatir " tutur Ois bijak

" Yaampun Ois sejak kapan kamu bijak " ucap El dengan ketawa

" Asem banget nih bocah, udah ah males aku " jawab Ois ngambek

"  Yaelah Ois masa gitu aja ngambek, malu sama umur woii"

" Umurku masih 18 jadi gapapa ngambek "

Ellysia yang mendengar itupun spontan tertawa

"  Udah ah ayo tidur,  besok kuliah pagi"

" Iya ayo, eh Is kamu ga kangen sama Milia dan Ambar? "

"  kangen sih, tapi besok aja lah kita vcall mereka "

" Boleh boleh aku juga kangen sama mereka,  kangen ngebully Ambar"

Mereka berdua tertawa, iya Ersya sahabat mereka yang paling konyol dan ga pernah marah saat lelucon yang menyudutkan dia mereka lontarkan, ada kesenangan tersendiri bagi mereka bisa tertawa dan bercanda bersama, meski sekarang mereka harus jauh karena cita-cita masing-masing

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 28, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Keteguhan HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang