Chapter 5

190 61 29
                                    

Happy reading guys
Jangan lupan voment ya!

"Jadi kapan dia nembak lo?". Tanya Ara begitu penasaran.

Sekarang mereka sedang berada di kantin sekolah sambil menunggu Tania membawakan pesanan mereka. Entah sejak kapan Tania ingin menjadi babu mereka. Tapi Tania melakukannya dengan senang hati. Dia juga tidak merasa dijadikan babu oleh teman-temannya itu. Dia memang rajin anaknya.

"Waktu liburan semester dia pdkt sama gue". Balas Shenin sambil menatap Ara dan Anita secara bergantian.

"Terus-terus. Berarti sekarang lo udah pacaran dong sama dia". Tanya Ara lagi. Anita hanya menjadi pendengar setia.

"Ya gitu deh".

"PJ dong!. Ah elah. Lo baru aja sih ceritanya. Gue kan udah ngasih duit sama Tania tadi". Ucap Ara kecewa.

"Emang gue mau ngasih lo PJ?. Kepedean banget sih lo". Ucap Shenin sambil menoyor kepala Ara.

"Eh eh. Itu Yudha!". Ucap Ara heboh.

Tania datang ke meja mereka sambil membawa nampan yang berisikan pesanan teman-temannya itu. Dan langsung memilih duduk di sebelah Ara.

Shenin melihat ke arah pandang Ara dan melihat keberadaan orang yang dimaksudnya.

"Makan nweng. Jangan ngelamun aja". Ucap Tania yang melihat teman-temannya tak menyentuh pesanannya sedikit pun.

"Dia jalan ke arah sini Shen!". Pekik Ara.

"Nanti pulang sekolah mampir ke toko buku dulu ya". Ucap Yudha yang sekarang sudah berada di meja mereka sambil menatap Shenin.

"Iya". Jawab Shenin sambil tersenyum manis ke arahnya.

"Ehm". Ucap Ara yang langsung mendapat cubitan di tangan oleh Tania.

Yudha yang mendengar dehaman itu langsung memutuskan pandangannya dengan Shenin dan memilih untuk meninggalkan meja itu. Tak lupa untuk memberikan senyuman manisnya pada Shenin.

"Yang punya pacar beda ya rasanya. Jadi ada yang antar sama yang jemput". Ucap Ara sambil mengaduk mie yang tadi dipesannya.

"Emang supir apa?". Ketus Shenin.

"Ingat ya. PJ ditunggu!". Ara mengingatkan lagi. Sedangkan Anita dan Tania sedang menghabiskan makanannya. Tak tahan dengan bunyi cacing-cacing diperut mereka.

"Gue duluan ya. Mau ke ruang OSIS". Ucap Anita. Tanpa menunggu balasan dari teman-temannya ia langsung bangkit dari duduknya dan berjalan keluar kantin.

========

Diturunkannya kenop pintu ruang OSIS dan keluar dari ruangan itu setelah 25 menit berada di dalamnya.

"Kak Anita!".

Anita langsung menoleh ke arah sumber suara.

"Iya. Ada apa?". Tanyanya pada anak kelas X itu.

"Nih kak. Tadi ada yang nitip". Anak kelas X itu berkata sambil menyodorkan sebuah bunga mawar merah ke arah Anita.

AnitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang