"Sesuatu telah terjadi di lain tempat tanpa kita sadari bahkan tanpa bisa diduga sebelumnya jika hal itu akan terjadi."
[:Dariel Ivander Wilson:]
~•••~
Happy reading guys....
***
Berada di dalam mobil bersama Dariel dan Nara, Diandra memangkuh gadis kecil itu di kursi depan. Sejak tadi Nara tidak ada hentinya menceritakan kejadian di sekolah hari ini dengan begitu lucu."Benarkah?" Komentar Diandra saat Nara menceritakan jika ada temannya yang jatuh sampai menangis dan teman-teman yang lain hanya tertawa melihatnya. "Apa waktu itu Nara juga diam saja?"
"Tidak, aunty," sangkal Nara dengan begitu lucu. "Nala pelgi dan membantunya bangun."
"Wahh... Nara anak yang baik, ya." Diandra mencium pipi Nara sebagai bentuk penghargaan dan gadis kecil itu sibuk tertawa kekanak-kanakan.
Dariel tersenyum dan mengusap sekilas rambut putrinya. "Bagus sekali, sayang!" katanya bangga lalu beralih pada Diandra. "Aku harus mengantarmu ke mana, Di?"
"Studio biasa, mas."
"Aunty, apa aunty benal tidak bica makan ciang belcama kami?"
"Maaf, sayang. Aunty tidak bisa," kata Diandra menyesal dan wajah Nara menjadi murung karenanya.
"Kau tahu," Diandra lantas menangkup wajah Nara agar melihatnya. "seperti Nara yang tidak pernah meninggalkan sekolah sebelum usai, aunty juga begitu. Tapi demi Nara, aunty meninggalkan pekerjaan sebentar. Untuk itu bukankah aunty harus kembali, sayang?"
Nara mengangguk pelan dengan wajah sedih. "Hey, jangan sedih! Lain kali aunty janji akan makan siang bersama Nara,"
"Benelan aunty?" Mata Nara langsung membulat penuh binar kegembiraan, dan Diandra tidak bisa mencegah dirinya untuk tidak langsung mengangguk lengkap dengan senyuman manisnya.
Karena bahagia, Nara langsung memeluk aunty-nya bahkan mencium pipi Diandra beberapa kali. Melihat kedekatan di antara putri dan adik istrinya, tanpa sadar Dariel dibuat tersenyum.
"Apa besok aunty juga akan jemput Nala, lagi?" selidik Nara setelah melepaskan pelukannya pada Diandra.
"Sayang, aunty Di pasti sibuk," sahut Dariel mencoba memberikan pengertian pada putrinya. "Dia tidak akan bisa jemput kamu seperti hari ini."
"Kenapa, dad? Kemalin dan kemalinnya lagi, aunty juga jemput Nala kok," sanggah Nara dan beralih pada Diandra. "Iya, kan aunty?"
Refleks Dariel melihat Diandra untuk memastikannya. "Di, jadi kau tidak hanya menjemput Nara hari ini?"
"Ya, mas. Catherine__"
"Dia menyuruhmu dan kau tidak bisa menolaknya,"
"Kesibukan apa yang dia lakukan hingga memberikan tanggung jawabnya pada orang lain? Itupun tanpa memberitahuku." Dariel mengusap rambutnya kasar. "Oh astaga... apa yang dia lakukan?"
"Mas, mengertilah! Butik semakin berkembang pesat, jadi ada banyak yang harus dia kerjakan."
"Tapi tetap saja, ini tidak benar. Dia bisa bicara denganku soal ini dan tidak seharusnya dia menyuruhmu."
"Aku tahu benar, kesibukan dan tanggungjawabmu tidak kurang dari Catherine. Tapi meski tahu itu dia tetap melakukannya."
Dariel tidak pernah menduga jika hal ini akan terjadi, itupun tanpa sepengetahuannya. Ya, memang dia sadar jika akhir-akhir ini Catherine terlihat lebih sibuk dari biasanya. Tapi tetap saja itu tidak bisa menjadi alasan untuk lepas tanggung jawab seperti ini.
"Aku benar-benar minta maaf, Di. Karena kami, kau bisa saja dianggap tidak profesional dalam pekerjaanmu. Lain kali jika dia menghubungi lagi untuk ini, jangan tinggalkan pekerjaanmu, hubungi saja aku! Aku yang akan jemput Nara."
"Tidak apa, mas. Aku senang menjemput Nara." Diandra mengelus sayang rambut Nara dan tersenyum pada gadis kecil itu. "Dia kesayanganku."
"Dan Mark juga tidak masalah jika aku meninggalkan pemotretan sebentar," jelas Diandra lebih lanjut yang membuat Dariel tersenyum dengan menggelengkan kepalanya pelan. "Kau terlalu baik, Di."
Suara bunyi ponsel Diandra mengintrupsi pembicaraan mereka, dia lantas mengeluarkan ponselnya dari dalam tas. "Catherine,"
Refleks Dariel menoleh dan mendapati Diandra hendak menjawab panggilan itu. "Bilang padanya! Nara aman bersama daddy dan aunty-nya," katanya yang sarat akan sindiran.
"Mas...." Tegur Diandra dengan nada menggeluh melihat Dariel.
"Ya, Cath aku sudah-"
Dariel melihat heran Diandra yang tidak melanjutkan ucapannya dan malah terpaku di tempat. "Diandra, ada apa?"
Tidak ada respon dari Diandra, entah apa yang diucapkan Catherine hingga membuat wajah gadis itu menjadi pucat pasi seolah darah telah surut dari wajahnya.
"Aunty-aunty kenapa?" Nara mengguncang lengan Diandra, tapi aunty-nya itu hanya diam. Ponselnya jatuh terlepas dari genggamannya.
Merasa ada yang tidak beres, Dariel langsung meminggirkan mobilnya dan mengambil ponsel itu yang masih tersambung.
Terdengar suara seorang pria dari seberang dan bukannya Catherine. "Bonjour... bonjour!"
"Qui est-ce?"
***
Dariel mengebut seperti orang kesetanan menuju rumah sakit, dia seolah tidak sadar jika tengah membawa Nara bersamanya. Pikirannya benar-benar kacau setelah mendengar Catherine mengalami kecelakaan. Bisa sampai dengan selamat di rumah sakit adalah sebuah keberuntungan.Tepat di saat mereka tiba di rumah sakit, ambulance yang membawa Catherine juga tiba di sana. Dariel bergegas menghampiri tempat itu dan membantu petugas membawa keluar istrinya.
Darah hampir memenuhi seluruh tubuh Catherine, tapi wanita itu masih memiliki kesadarannya hingga membalas genggaman Dariel dengan wajah penuh kesakitannya.
Diandra hendak mendekat bersama Nara dalam gendongannya tapi Dariel mencegahnya dengan menggelengkan kepala, tidak ingin jika putrinya melihat Catherine dalam keadaan seperti ini. Itu pasti akan menjadi mimpi buruk bagi Nara.
"Aunty, kenapa berhenti? Aku ingin melihat mom," regek Nara.
Diandra tidak bisa menghentikan air matanya dan semakin memeluk erat Nara. "Tenang, sayang! Biarkan mereka menangani mom dulu."
"Mom...." Tangisan Nara semakin menjadi saat Catherine dibawa pergi menjauhinya masuk ke dalam rumah sakit.
Tbc....
>>>>>
∞Arti Kata Asing∞
• Bonjour : Hallo
• Qui est-ce? : Siapa ini?
***
Kamis, 29 November 2018|19:14 (23/10/18. 04:40)Ada yang masih setia nungguin TS-TNAC nggak di sini??? Kalo ada, mana suaranya???
Coret-coret di kolom komentar please....
Makasih....
Love you all....
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Sides : The Necessity And Choice
ChickLitJalan kehidupan telah membawa Diandra pada keharusan untuk menikah dengan kakak iparnya sendiri dan menjadi ibu dari gadis kecil yang tak lain adalah keponakannya, sesuai dengan permintaan kakak yang menjadi segalanya baginya sebelum ia terbaring ko...