Cemburu

18 3 4
                                    






"Hiyat...kakak lo emang hebat Nja, uwuuuu"

Histeris sesosok pemuda dengan pipi gembul ketika dia melihat sebuah buku berjudul Tentang Senja. Sebuah buku novel yang baru saja terbit hari ini namun sudah habis terjual disemua toko buku, sebuah buku yang mengisahkan tentang keinginan seorang gadis untuk bisa menulis sebuah cerita. Dan terkenal karna buku yang ia tulis.

Senja, begitu sapaan gadis yang tadi diajak ngobrol oleh pemuda tersebut. Hanya diam memperhatikan tingkah pemuda yang kini tengah asik membaca satu persatu halaman buku novel Tentang Senja.

"Menurut lo, ini buku menceritakan tentang elo nggak sih Nja? Secara judulnya kan ada nama lo, udah gitu. Disini si cewek bernama Fellys ini tuh punya keinginan yang sama kayak elo. Pengen nulis cerita, dan juga pengen terkenal. Ya walaupun disini pada akhirnya si Fellys beneran bisa terkenal dan sukses sama buku karangannya, dan elo enggak. Tapi gue ngerasa kalau buku ini tuh ten---"

"Bisa diem nggak?"

Pemuda itu langsung bungkam ketika Senja menggebrak meja sembari bangkit dari duduknya.

"Itu buku cuma buku sampah, nggak ada sangkut pautnya sama gue. Dan kalo disitu Fellas atau siapa lah itu bisa sukses sama bukunya, gue juga bisa. Jangan anggap gue nggak bisa, gue bakalan buktiin sama elo. Kalau gue bakalan lebih terkenal dari si Fellas ataupun Jingga. Ngerti"

Selesai menyudahi ucapannya, Senja lantas melenggang pergi meninggalkan pemuda tadi dengan mulut menganga dan tatapan heran.

"Kayaknya dia salah makan? Kenapa jadi ngamuk ke gue? Kan gue minta pendapat? Dia malah sewot? Lagi ini, namanya Fellys woii bukan Fellas" teriak pemuda tadi yang jelas sudah tidak mungkin didengar oleh Senja tentunya.

Senja mendudukkan dirinya dibangku taman, raut wajahnya masih menunjukkan kekesalan. Cemburu, itu yang dia rasakan sekarang. Tidak lama kemudian seseorang juga ikut mendudukkan dirinya dibangku yang sama dengan Senja, sesosok pemuda tampan kini berada disamping Senja.

"Kamu udah ngasih selamat ke kakak kamu belum? Kan hari ini buku dia terbit? Terus udah sold out, padahal belum ada 24 jam loh. Hebat ya"

"Jadi kamu lebih ngedukung dia daripada aku?" Senja malah sewot mendengar pertanyaan pemuda tadi.

"Bukan mendukung atau enggak, tapi harusnya sebagai saudara kamu seneng dong. Besok pasti ada acara fansign mau dateng nggak?"

"Kamu aja, aku malas"

"Kamu kenapa?"

"Nggak papa"

"Nggak mungkin kamu nggak papa, kamu cemburu sama kakak kamu?"

"Haha aku? Cemburu?"

Senja tertawa getir, karena pemuda disampingnya selalu bisa mengetahui apa yang ia rasakan.

Cemburu?

Benar, Senja cemburu dengan Jingga. Kakak perempuannya yang lebih dulu terjun kedunia writing dan sukses disana. Senja juga ingin demikian, namun sayang. Usahanya selama hampir tiga tahun selalu gagal dan gagal. Semua tulisan atau karangan hasil karyanya tak pernah dilirik oleh penerbit, jangankan penerbit, pembaca saja masih sangat sedikit.

Padahal Senja juga menggunakan metode yang sama dengan yang digunakan Jingga. Ia enggan bertanya bagaimana caranya menarik hati pembaca pada sang kakak, karna Senja tak ingin dianggap ingin jadi saingan kakaknya. Meski sebenarnya selama ini ia ingin sekali bersaing, namun Senja juga sadar. Jingga lebih dulu dikenal banyak orang lewat beberapa judul buku yang sudah pernah ia terbitkan.

Senja & JinggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang