Sepuluh E

39 3 0
                                    

..Balenggang pata pata
Ngana pegoyang pica pica
Ngana pebody poco poco
Cuma ngana yang kita cinta
Cuma ngana yang kita sayang
Cuma ngana suka bikin pusing
Balenggang pata pata
Ngana pegoyang pica pica
Ngana pebody poco poco...

Terdengar samar2 lantunan lagu poco-poco yg diputar dilapangan sekolah, ikuti irama lagu yg difungsikan sebagai rutinitas senam pagi dan diakhiri dengan arahan dari guru guru dan kepala sekolah, setelah itu bubar dan masuk kekelas masing-masing untuk belajar. Namun, tidak berlaku bagi yg terlambat -,-

"Baru lagi kelas satu, sudah terlambat!, sekali terlambat bakalan terus terlambat!" ucap bu hutapea.

Bu hutapea bisa dibilang "mother of teacher" di SMA Ratu. Pandangan tajam dan pedasnya kalimat saat dia memarahi bahkan menyampaikan arahan, namun kata kakak kelas yg bisa dibilang terdekat dengan beliau menampik pernyataan kalau beliau killer. Yah semoga saja bisa dekat agar tak terlalu di"killer-in" oleh beliau. Dan ya, beliau akhirnya dekat ke arahku.

"Buka kaos dalam mu, sekarang ! Tidak ada yg boleh pakai kaos dalam ! Warna hijau pula kenapa tidak pink saja sekalian! Buka sekarang!"

"I..iya buk" Aku gugup.
What ? Hanya itu kalimat yg keluar ? Seberapa tebal aura killer guru satu ini hingga menatap nya saja tak mampu.

"Sudah buk" ujarku

"Mana bajunya, letak dikardus itu, baju kamu saya sita!" tegas dia.

Putus ! Hari pertama sekolah, telat, berhadapan guru killer secara "live" dan pakaian disita -_-

"Buk, siswa senam sudah bubar" kata satpam sekolah dengan raut serius seperti merencanakan sesuatu yg jahat -_-

"Oke, baris sesuai kelas, kelas 12 duluan jalan ke lapangan dan baris menghadap tiang bendera!"  arahan bu hutapea yg sepertinya adalah arahan memasuki area survival, ya survival, siapa gesit, bisa kabur dari lingkaran panas yg disebut "SETRAP".

Setelah barisan jadi, semua langsung terkejut dengan teriakan bu hutapea.

"KUNCUUUUUUUP!!!! Tri, ambilkan gunting di ruangan saya" suruh bu hutapea

"Aaaaahhhhhh" serentak teriak kakak kelas hampir seperti harmoni paduan suara mendadak. Ada apa ? Ada apa yg terjadi ?

"Gara2 kau lah ini kampret! Kenak semua yg kuncup celananya" kata salah satu senior disebelah barisanku

"Yaudahlah, jadi anggota soneta rhoma irama kita semuanya hahahaha" ujar kakak kelas yg memang terlihat seperti ketua geng dikalangan kelas 12.

Selang menerima arahan untuk hukuman, nama nama siswa yg telah selesai dicatat untuk mengklarifikasi bahwa dia telah selesai menjalani kerja rodi.

"Theo, namamu theo kan ?" panggil seseorang kepadaku

"Iya, ada apa ?"

"Kelas sepuluh e juga kan ?"

"Iya"

"Oh samalah, aku juga kelas sepuluh e, masuknya sama sama kawan kawan yg lain aja, biar ga dipermalukan sama guru dikelas" ujarnya

"Oh iya ya, oke oke lah" sahutku

"Zul, ayok lah" temannya memanggil dia

"Ayok fir, gerak kita" sahut si zul, sepertinya namanya itu sih.

"Ini firma namanya bro" zul mengenalkan temannya

"Firma"

"Theo" balasku

"Yodah masuk lah, selak ga dikasih masuk nanti" arah zul

"Oke2 ayok" kami bergegas.

Kami memasuki kelas dengan rasa gugup karna untuk pertama kali sekolah tapi malah telat

"Lah, itu si anton pratowo ngapain didepan papan tulis ?" zul bertanya

"Disetrap ? Baru lagi mulai belajar" kata firma

"Yoda masuk aja dulu, ketuk pintu trus ucap permisi" kataku

"Kau lah duluan ya hehehe, mukak mu mukak mukak orang baek theo" zul cengengesan

"Ha iya kau aja duluan teman" firma mendukung

"Yodah sama sama dibelakangku lah kalian" terpaksa juga -_-

"Permisi buk, kami telat, baru disetrap, sekarang mau masuk" ujarku

"Cepat cepat, kita mau adakan pemilihan ketua kelas, si anton lagi pidato agar dia terpilih"

"Haaaaah??"
"Baik bu" kami masuk

Sembari masuk, pandangan kami bertiga tidak lepas kepada anton pratiwi yg notabene nya terlihat seperti preman tapi malah mencalonkan sebagai ketua kelas. Hari ini hari apa ? Aneh aneh aja kejadiannya -_-.


*bersambung

Masa Kan DatangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang