Potret Pertama

124 7 2
                                    

"Itu hanya sebuah foto, dan kita belum dipertemukan. Tapi aku tau bahwa, dari sanalah pertama kalinya aku melihatmu.."

🍁🍁🍁

Pukul 06.30

Sesuai janjiku pada mamah, akupun mempersiapkan diri untuk menemani mamah bertemu dengan temannya yang katanya memesan kue buatan mamah.

Sebenernya mamah bisa saja menyuruhku mengantarnya sendirian. Tapi berhubung yang memesan adalah teman baik mamah, akan sangat tidak baik kalau bukan mamah sendiri yang mengantar.

Mungkin sekalian melepas kangen, karena kata mamah. Temannya itu baru pulang dari Singapura selama beberapa hari, menginap disana untuk menjemput anaknya yang pulang ke Tanah Air.

Aku menatap kembali diriku di pantulan cermin, mataku sedikit bengkak.

"Efek menangis di sepertiga malam karena sebuah puisi."

Ku poles sedikit dengan bedak untuk menutupi nya.

Selesai membenahi diri, aku turun ke bawah dan melihat mamah yang ternyata sudah siap dengan ghamis dan khimar berwarna pastel senada, tengah menata beberapa kue ke dalam bungkusan plastik.

"Udah siap mah?" tanyaku

Mamah menoleh padaku, "Iya, tinggal berangkat.. yuk Lil!"

Kamipun langsung keluar rumah lalu menaiki kendaraan maticku, aku yang akan membonceng mamah.

Kurang lebih 20 menit perjalanan untuk kami akhirnya bisa sampai.

"Ini rumahnya kan mah?"

Mamah menganguk, "Bantuin mamah bawain kue nya ya Lil."

Aku menurut lalu mengambil beberapa plastik kue yang mamah letakkan di keranjang kendaraan, kemudian berjalan mengiringi mamah di belakang sambil menenteng beberapa bungkus plastik.

"Assalamualaikum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Assalamualaikum.." Salam mamah, sambil menekan bel di samping pintu.

"Walaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh" sahut sang empu rumah..

Tak lama setelahnya pintu terbuka, menampakkan sosok wanita seumuran mamah yang masih terlihat sangat cantik diusianya, dengan ghamis hitam dan khimar merah yang ia kenakan.

"Eh.. Nurul udah dateng kamu." sapa wanita ini pada mamah dengan senyuman.

"Iya nih Evhie, di anter sama Alila. Soalnya mas Ilham nganter si Khalisa sekolah jadi ga bisa nganterin kesini deh." sahut mamah.

Dalam Doa Dan DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang