Kembar?

34 3 0
                                    

Semoga suka ya:) hwappy reading guys!!

Part 4.

Bel pulang sekolah Naufal telah berbunyi. Hari ini jadwal pulang sekolahnya sedikit lebih awal dari sebelumnya. Naufal keluar kelas dengan menenteng tas nya disebelah pundaknya disusul dengan Fadhil dibelakangnya.

Naufal menunggu teman-temannya lagi diatas motor miliknya. Saat keluar kelas tadi Fadhil langsung pergi ke kantin dengan berucap,

"Gue ke kantin dulu,haus banget, minum gue habis."

Dan hanya dijawab dengan anggukan olehnya. Sedangkan kedua temannya yang lain yaitu Bian dan Nath masih juga belum terlihat.

Sampai akhirnya mereka semua muncul dari satu arah yang sama, berjalan kearah dirinya.

"Sorry lama, panggilan dadakan dulu dari Bu tari." Ujar Nath.

"Hm. Langsung balik atau kemana dulu?" Jawab sekaligus tanya dirinya.

"Rumah gue aja mumpung belom sore amat ples ada waktu." Usul Fadhil.

"Ok,gue setuju,lo Lo ikut? Mumpung ada waktu, ga biasanya kita bisa ngumpul dadakan kek gini." Ujar sekaligus tanya Bian sambil menunjuk ke arah Nath dan Naufal.

Naufal mengangguk tanda setuju sedangkan Nath menjawab sambil melenggang menghampiri motor miliknya.

"Kelamaan, mending langsung otw aja."

Jawaban Nath itu membuat Bian berdecak dan menggelengkan kepalanya.

"Si kampret kebiasaan jawabnya suka gak ditempat."

Namun setelah itu bian menghampiri mobil miliknya dan Fadhil menaiki motornya.

Beberapa saat kemudian mereka berempat pun pergi meninggalkan tempat tersebut dengan kendaraannya masing-masing.

--0-0--

Kali ini mereka berempat berkumpul dirumah Fadhil. Ah mungkin lebih tepatnya adalah didalam kamarnya.

Mereka semua duduk dibawah karpet dengan stik PS digenggaman mereka. Kurang lebih satu jam mereka seperti ini, karena setibanya dirumah Fadhil tadi, mereka langsung melenggang masuk ke kamar fadhil dan mencari stik ps untuk mereka bertiga. Diikuti dengan naufal yang berada dibelakang mereka, ia hanya berjalan santai sambil mengikuti ketiga teman-teman.

Naufal hanya memperhatikan ketiga temannya yang sedang asyik bermain itu. Dirinya hanya memperhatikan layar televisi yang menyala sambil memakan beberapa cemilan yang sudah disediakan oleh Fadhil.

Sampai akhirnya ketiga temannya itu meletakkan stik pc tersebut dan mematikannya.

"Ohiya gue lupa." Ujar Fadhil.

Naufal hanya mengangkat alisnya sebagai maksud 'apa'

"Al, Lo sejak kapan punya kembaran?"
Tanya fadhil sambil menunjuk Nath.

Pertanyaan tersebut membuat Naufal tertarik sehingga ia membenarkan cara duduknya menjadi lebih tegak.

"Hooh bener, padahal kita kan sering main ke rumah Lo, tapi kenapa kita kagak pernah liat kembaran Lo itu?" Sambung Bian.

"Ya kembar sejak lahir lah bege Lo. Hal segampang itu aja Lo tanyain dasar bege." Ujar nath sambil menoyor kepala Fadhil. Fadhil pun hanya cengengesan tak jelas pada akhirnya.

"Dan soal kenapa kalian semua kagak pernah liat dia di rumah gue itu, emang sengaja gue suruh dia biar gak keluar kamarnya, jadi otomatis pas kalian ke rumah gue itu dia lagi diem dikamar sampai kalian akhirnya balik ples kagak ada dirumah gue." Sambung nath lagi.

"Si anjir, Lo ngelakuin itu biar kembaran Lo itu kagak dikeceng sama gue kan? Karena secara otomatis gue kan mapan gini." Ujar Bian percaya diri.

"Najis anying, kembaran gue itu limited edition jadi ga se level sama lo." Jawab nath.

"Hiuh!" Bian memutar bola matanya malas.

"Siapa?" Tanya Naufal penasaran.

"Itu si monyet ternyata punya kembaran anjir." Ujar fadhil.

"Cewek/cowok?" Tanya Naufal lagi.

"Cewek, anjir fall kalo lo tadi liat ceweknya cantik beuh, gue aja sampe gak nyangka ternyata dia kembarannya sikunyuk." Ujar Fadhil.

"Oh."

"Anying dan Lo sesingkat itu menjawab perkataan gue yang udah panjang lebar? Najis deh, gue gamau ngejelasin lagi." Ujar Fadhil protes.

"Serah."

"Yeu monyet." Sewot Fadhil sambil melempar bantal ke arah Naufal.

Namun Naufal sudah terlebih dahulu bangkit dari duduknya, dan melenggang pergi.

"Eh anjiss, Lo mau kemana?" Tanya fadhil.

"Ngambil minum kebawah." Jawab Naufal sambil berlalu menuju pintu keluar kamar fadhil.

"Si geblek serasa tuan rumah! Kan gue yang punya rumahnya juga!" Protes Fadhil namun tak dihiraukan oleh naufal.

Nath menepuk pundak Fadhil dan berkata,

"Sabar, kan Lo bilang anggap aja rumah sendiri. Jadi kita semua anggap rumah Lo ini sebagai rumah kita juga. Dan satu lagi, Lo bilang ini rumah Lo? Sorry ini kan bukan Lo yang beli, ini rumah yang beli bokap nyokap Lo." Ujar Nath tenang lalu melenggang pergi meninggalkan fadhil, disusul dengan Bian dibelakangnya. Fadhil terdiam setelah mendengar perkataan sahabatnya itu, namun beberapa saat kemudian ia pun sadar,--

"Yeu monyet bonbin! Lagi kumat semua! Terus aja nistain cogan terus aja!" Renggut Fadhil.

--0-0--

Yuhu l'm come back!!
Gimana nih, lanjut jangan?
Comment aja ya okke.
Jangan lupa vote nya juga yang banyak;))
See you next part!!
Semoga makin suka yah kelanjutan ceritanya:))

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 22, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Perfect GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang