Sepenggal kisahku

90 7 6
                                    

Hawa dingin itu membuatku enggan beranjak dari kasurku yang empuk. Udara yang teramat dingin menambah rasa malasku. Ingin rasanya ku meneruskan tidurku,tapi suara sayup terdengar menelisik tajam di telingaku.

Dengan jantungku yang berdetak kencang aku membuka mataku lebar-lebar. Suara teriakan ibu mampu membuat rasa kantuk ku sirna.

"Rio bergegaslah ke sekolah, jangan terlamabat di hari pertama kau sekolah!" Teriak ibu dengan suara yang keras.

Dengan cepat aku menyiapkan diriku,dan parahnya karena sangking terlambat aku melewatkan jam sarapan pagiku. Tanpa basa basi aku melesat dengan kencang keluar dari rumah menuju sekolah. Untunglah jarak dari sekolahku yang baru, tidaklah terlalu jauh.

Kalian tahu?,tiba-tiba saja tanpa sengaja saat aku berlari saat itu juga aku menabrak seorang gadis yang cantik menawan. Sampai-sampai buku anak perempuan itu berhamburan kesana kemari. Betapa bodohnya aku, disaat begini aku malah bisa-bisanya berdiam mematung sambil menatap bola mata anak perempuan itu.

"Maaf kamu kenapa menatap ku dengan aneh begitu?" Tanya perempuan dengan nada suara yang heran.

Sejujurnya aku sangat gugup untuk menjawab pertanyaan nya. Tapi dengan memberanikan diri aku menjawabnya

"Maaf aku tidak sengaja menabrakmu" jelasku.

Dari raut wajahnya ia masih tampak kebingungan tapi aku tidak terlalu ambil pusing tentang hal ini. Tidak terasa bel sekolahku telah berbunyi pertanda aku harus segara menuju ruangan khusus untuk para anak murid baru.

***

Dengan rasa kaget bercampur takjub aku memalingkan wajahku ke setiap sudut ruangan ini. Ternyata sekolah baruku tidak terlalu buruk. Setelah mendengar pengarahan yang membuatku bosan aku memilih untuk peegi dari jalur barisan murid baru.

Dan aku segera menjebolkan aksiku,untuk segera bergegas ke kantin. Sekali lagi,aku memang cukup naif. Sangking naifnya uang jajanku bisa sampai kelupaan dibawa. Dalam hatiku aku ingin marah tapi sayangnya aku tidak bisa melakukan itu.

Lemas kaku rasanya menyadari kalau uang jajanku tertinggal di atas meja makan. Betapa malangnya aku hari ini. Tapi tanpa ku sadari seseorang sedang mengintaiku. Memang sih saat aku kabur dari barisan aku merasakan ada hal aneh yang sedang mengikutiku dengan cepat aku memalingkan wajah ku.

Dan ternyata memang ada orang yang sedang mengintai ku. Ya,lelaki dengan potongan rambut yang gaya abis dan topi warna jeans itu serta giginya yang jarang. Melengkapi kegilaan yang terjadi pada ku.

Tanpa berpikir panjang aku meminta agar ia mau meminjamkan aku uang. Dan anehnya belum kenalan belum ngobrol eh dianya udah main ngasih uang sama aku. Ternyata dia lumayan baik juga.

"Makasi ya lo sudah ngebantuiin gue ntar tenang saja uang mu tadi akan aku ganti deh" ucapku sambil melahap bakso.

Dia tersenyum lebar membuatku merasa takut melihatnya tersenyum.

"Nggak usah digganti anggap saja itu tanda pertemanan kita. Oh iye sampai lupa,nama aku Jono kalau elo siapa?"tanyanya dengan gaya khasnya.

"Aku Rio,lo murid baru juga ya. Wow asik dong kalau lo murid baru. " kataku dengan nada bicara yang mulai tidak teratur.

"Aku memang murid baru tapi lebih tepatnya murid baru stok lama " jawabnya dengan simple.

Tunggu,kalau ini anak murid baru stok lama berarti dia juga tahu tentang anak cewek yang cantik itu.


"Terima Kasih Untuk Yang Sudah membaca. Aku tunggu kritik dan sarannya. Juga jangan lupa beri Votenya ya.😄😍"

Jingga Yang Kunanti Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang