1. ◀Awal Mengenal Kevin▶

397 84 40
                                    




Suara adzan terdengar merdu di kota Jakarta, secara cepat pun aku bangun untuk segera salat.

Aku mengambil air wudhu dan juga segera membangunkan kakakku, Giseli. Tetapi, tetap saja kakakku itu tidak mau bangun, kakakku memang sangat malas salat, aku pun sedih melihat perilakunya.

Kata orang, adik selalu mengikuti perilaku dari kakak-kakaknya, tetapi tidak denganku. Walaupun kakakku sangat malas salat, aku tetap akan salat.

Setelah aku salat subuh, aku segera menyemangati diri untuk pergi ke sekolah, tentunya dengan Giseli.

Kelasku dan kelasnya kakakku, Giseli tidak sama. Jika kita ingin ke kelas masing-masing selalu saja berpisah jalur.

"Dek? Nanti pas pulang kamu tunggu kakak di luar sini, ya!" perintah Giseli.

Tentu saja, aku pun mengangguk pelan. "Iya, Kak!"

***

TENG! TENG! TENG!

Setelah bel berbunyi, semua masuk ke kelas masing-masing. Di kelas, Bu Guru tampaknya membawa satu murid dan memperkenalkannya. Semua teman-temanku pun memperhatikan murid baru tersebut dan menghargainya saat dia berbicara---mengenalkan diri.

Tetapi, respon sahabatku, Vaniya tampak berbeda. Vaniya kaget melihatnya.

"Kamu kenapa, Van?" tanyaku sambil mengernyitkan alis, tanda heran.

"Dia kakakku," jawab Vaniya histeris.

"Apa?!" ucapku.

Setelah memperkenalkan dirinya dan aku bertanya banyak ke Vaniya, ternyata murid baru itu adalah Kakaknya Vaniya yang bernama Kevin--- berasal dari Kota Bandung dan datang kesini menjadi kelas 12 SMA karena dulu di Bandung ia tidak naik kelas.

Setelah memperkenalkan diri, kulihat, Kevin duduk dan termenung saja di bangkunya. Melihat Kevin termenung, temanku, David pun mengajaknya berbicara.

"Hai! Namaku David Mahesa Putra. Kamu bisa panggil aku David." David berjabat tangan dengan Kevin.

"Oke, deh." Kevin tersenyum. Aku pun bisa melihatnya dari jauh sambil tersenyum juga walaupun dia tidak melihat senyuman yang kuberikan kepadanya.

"Kamu mau gak ngajak aku keliling sekolah? Tapi, nanti pas istirahat," tanyanya lagi pada David.

"Oke, siap." David memasang wajah hormat seperti menghormati bendera kepada Kevin. "Tapi, aku juga akan mengajak temanku yang bernama Stevan, ya? Boleh, kan?" tanya David dan Kevin pun mengangguk setuju.

Aku masih saja tertawa dan tersenyum melihatnya, bukan David, tapi Kevin.

"Iya, boleh banget," jawab Kevin.

***

Beberapa jam kemudian....

"Akhirnya, istirahat juga. Aku daritadi menantikan waktu ini," kata salah satu temanku. Aku pun hanya menggelengkan kepalaku.

Memangnya kenapa kalau tidak istirahat? Dan memangnya kenapa kalau jam belajarnya terasa lama? Mereka bisa mati? Tidak, kan?

Aku juga kadang merasa heran terhadap mereka.

Seperti biasa, istirahat bisa melakukan apa saja yang kita mau, yang penting kegiatan positif.

Ada yang membaca buku di dalam kelas, ada yang bergosip dengan temannya, ada yang berpacaran duduk berdua di teras depan kelas, ada yang bermain-main di lapangan.

Sedangkan aku, aku cuma bisa berkumpul dengan sahabatku lalu kami berkeliling sekolah.

***

"Stevan!" panggil David.

"Ada apa?" tanya Stevan yang masih sibuk melihat layar handphone.

"Hei! Bisa gak kamu taruh handphone mu dulu? Kita ada teman baru, loh," ucap David. Tiba-tiba, pandangan Stevan beralih kepada orang yang belum dikenalnya, yaitu Kevin.

"Eh, iya. Maaf." Stevan langsung menaruh handpone nya ke dalam saku celananya.

"Ini. Kenalin, namanya Kevin. Kuharap kamu bisa menerima dia sebagai teman kita," ucap David.

"Baiklah," ucap Stevan dengan sangat ramah kepada Kevin.

"Oke. Gimana kalau kita keliling-keliling di sekitar sekolah? Sekalian buat ajak si Kevin, mungkin dia belum tahu sebagian tentang letak sekolah kita," ujar David kepada Stevan.

"Ya boleh, dong," ucap Stevan tersenyum.

"Okelah," balas David.

Mereka pun berkeliling sekolah selama setengah jam. Dari kelas, koridor sekolah, perpustakaan, kantin, tempat beribadah, kelas-kelas lain, ruang guru, lab, dan lain-lain. Mereka menikmati saat-saat mereka berkeliling.

Tak terasa saat mereka berkeliling, tiba-tiba bel masuk sudah berbunyi yang mengharuskan mereka untuk segera masuk ke kelas.

"Makasih, ya!" ucap Kevin kepada Stevan dan David.

"Iya. Santai aja. Kita kan udah jadi teman." David tersenyum.

"Iya, gak usah bilang makasih. Nanti aku sama David gak enakan, loh," ujar Stevan kepada Kevin. David pun ikut tersenyum juga melihat pertemanan mereka yang mulai berjalan hari ini juga.


~TBC~

STORY THREE FRIENDS✔ || COMPLETE (TAHAP REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang