■
■
■
■Hari pun terus berlalu, hari Sabtu dan Minggu yang dinantikan pun tiba. Alisya terbangun dari tidurnya begitu pun dengan Vaniya dan Gisela, tentunya di rumah mereka masing-masing.
Gisela menelepon Alisya dan Vaniya, tujuannya adalah berencana untuk pergi bersama-sama ke Bukit Wide--- tempat mereka persami nanti.
"Alisya?" panggil Gisela kepada Alisya lewat telepon.
"Iya? Kenapa, Gisela?" tanya Alisya dengan cepat.
"Begini, rencananya nanti aku pengin jemput kamu sama Vaniya ke Bukit Wide. Kita pergi bertiga bareng, boleh kan?" tanya Gisela yang langsung disetujui oleh Alisya.
"Oh iya, boleh banget, lah. Btw, makasih, ya? Kamu baik banget." ucap Alisya dari telepon yang membuat dirinya tersenyum.
"Oh iya, nanti kamu beritahu Vaniya sekalian, ya? Soalnya aku gak sempat kasih tau dia. Pulsa aku sekarat. Hehehe," cengir Alisya yang membuat Gisela tertawa cekikikan.
"Iya, tenang aja. Udah dulu, ya? Aku mau siap-siap, nih!" ucap Gisela.
"Oke," ucap Alisya. Alisya langsung mematikan telepon dari Gisela. Selanjutnya, Gisela langsung menelepon Vaniya untuk mengkonfirmasi bahwa mereka akan pergi bertiga dengan menaiki mobil Gisela.
Setelah mematikan telepon dari Gisela, di samping itu juga Alisya pun bersiap-siap membawa keperluan untuk persami dan langsung menuju ke rumah Gisela.
***
"Alisya!" panggil Vaniya sambil mengetuk pintu rumah Alisya.
"Iya, silakan masuk!" teriak Alisya dari dalam rumah. Vaniya pun mulai membuka pintu utama rumahnya Alisya yang tidak terkunci itu.
Setelah itu, Vaniya duduk di sofa seraya membawa ransel untuk persiapan persami nanti.
Setelah beberapa menit kemudian, Alisya pun muncul dari luar kamarnya dan berjalan ke arah ruang tamu seraya membawa ransel juga seperti Vaniya.
Alisya pun juga ikutan duduk menemani Vaniya di sofa untuk menunggu kedatangan Gisela.
"Maaf ya kalau lama nunggu, Vaniya!" ucap Alisya.
"Iya, gak papa, kok," balas Vaniya yang sama sekali tidak lama menunggu di ruang tamu, "Oh iya, kita tinggal nunggu Gisela aja, kan?" tanya Vaniya kepada Alisya.
"Iya," jawab Alisya sambil memasang wajah gelisah sekaligus khawatir sehingga Vaniya, yang ada di dekatnya merasa bingung atas ekspresi si Alisya.
"Kamu kenapa? Kamu gak papa, kan, Alisya?" Alisya langsung menoleh ke arah Vaniya.
"Aku masih takut sama Kakaknya Giseli dan temannya itu." Alisya menunduk dan Vaniya teringat dengan wajah-wajah sinis mereka saat di sekolah kemarin.
"Hmm ... aku juga takut, Alisya," ungkap Vaniya, "Tapi, bukannya Gisela bilang kalau semua bakal baik-baik aja? Kan Gisela pasti ngejagain kita juga," ucap Vaniya yang berusaha meyakinkan Alisya.
"Aku tau. Tapi, dibalik semua itu---" Perkataan Alisya terpotong.
"Aku juga tau mereka tetap nekat untuk berbuat jahat sama kita walaupun Gisela akan berusaha juga untuk ngejagain kita." Alisya langsung terdiam dan memandang wajah temannya itu.
"Tapi, disini bukan kita aja yang dalam bahaya," ujar Vaniya yang membuat Alisya semakin bingung dengan perkataan Vaniya barusan.
"Maksud kamu?"
"Aku berfirasat kalau Gisela juga dalam bahaya."
"APA?!" teriak Alisya langsung di depan wajah Vaniya sehingga Vaniya sedikit tersentak.
KAMU SEDANG MEMBACA
STORY THREE FRIENDS✔ || COMPLETE (TAHAP REVISI)
Teen Fiction[KISAH 3 SAHABAT] Yaitu Gisela, Vaniya,dan Alisya. Kisah mereka tentunya ada rintangan. Rintangan itu adalah apakah Gisela harus meninggalkan cintanya demi keselamatan sahabatnya ataukah dia lebih memilih cintanya yang justru akan membahayakan sahab...