Tampan.
Itulah gambaran Seokjin saat pertama kali melihatnya. Badannya yang tinggi,tegap dan atletis,membuat semua wanita disini termasuk dirinya ngiler di buatnya. Dalam balutan jas hitamnya,serta dihiasi dasi merah pekat membuat tampilannya lebih sexy.
Tatapannya yang dingin,serta cuek membuatnya semakin keren. Oh ya tuhan. Terimakasih Seokjin diterima magang disini. Lihat lah itu. Surai hitamnya yang berantakan,membuatnya semakin liar.
Benar-benar sempurna. Tuhan memang pandai membuat makhluk seindah ini. Ditambah lagi bahu lebarnya yang kekar. Oh astaga. Beruntungnya wanita yang dinikahinya.
Seokjin berpikir. Mungkin dibalik balutan jas gagahnya,tersembunyi otot-otot jantan yang menggugah selera. Astaga. Kenapa Seokjin mesum sekali. Lupakan-lupakan. Disini dirinya magang. Bukan untuk cuci mata. Harus fokus.
"Hey."
Suara seseorang yang berat dan terkesan cuek,membuat Seokjin langsung tersadar. Dilihat nya sekeliling. Semua mata tertuju pada Seokjin. Seokjin yang tak tahu apa-apa,hanya memandang kebingungan.
'Ada apa ini? Kenapa suasananya menjadi sunyi? Apa aku melakukan sesuatu?'
"Hey! Kau tuli?"
Seokjin segera mengalihkan pandangannya ke asal suara. Ah. Rupanya si Tampan yang memanggil Seokjin
"Y-ya?" ucap Seokjin gugup.
Oke ini hari pertama Seokjin magang. Dia tak ingin di hari yang paling ia nanti,menjadi hancur.
"Kau pegawai baru?" tanya si Tampan lagi.
'Oh ya tuhan. Kenapa tatapannya begitu memabukkan.' batik Seokjin.
"Ah em itu,saya pegawai magang." balas Seokjin sambil tersenyum canggung.
"Pegawai magang? Kalau begitu ikut saya."
Setelahnya,si Tampan meninggalkan Seokjin. Seokjin yang bingung,memandang ke pegawai lain. Dan mereka menyuruhnya untuk mengikuti si Tampan.
Oke. Kesan pertama itu sangat penting.
'Aku tidak ingin kesan pertama ku buruk.' batin Seokjin berharap.
CEKLEK
"Masuklah." ucap si Tampan mempersilan Seokjin masuk.
Seokjin memandang ruangannya penuh takjub. Tidak seperti kantor-kantor biasanya yang serba putih dan modern,ruangan ini sangat artistik. Memiliki jiwa seni yang kuat.
Dengan tema abad ke-19,ruangan ini sangat bergaya khas eropa sekali. Dinding coklat tuanya,serta perabotan-perabotan serba kayu. Di lengkapi dengan tempat perapian. Dan lukisan besar di sebelah barat pintu masuk,membuat siapapun langsung tertuju pada lukisan itu. Tipikal bos mewah.
"Sudah lihat-lihatnya?" ujar si Tampan sambil memandang Seokjin datar.
Seokjin hanya tersenyum kikuk.
"Maaf,pak." jawabnya sambil menunduk bersalah. Ini memang salah Seokjin. Tak sopan.
"Hm,tak apa. Silahkan duduk. Mau berapa lama kau berdiri?"
Seokjin menatapnya lekat,lalu tersenyum kikuk dan mendudukkan dirinya di kursi yang telah disediakan.
'Sumpah. Tampan sih,tapi kejam. Huft.' batin Seokjin lelah.
"Jadi,kau karyawan magang?" tanya si Tampan pada Seokjin,sambil membuka berkas-berkas yang tak ia ketahui.
"Iya ,pak."
"Dari?"
"Maksudnya?"
"Dari universitas apa,bodoh."
"Ah,Seoul University pak."
"Jurusan?"
"Management."
"Hm. Kau jadilah asistenku. Kebetulan asistenku sedang cuti hamil."
Seokjin memandang bengong dirinya. What the hell. Apa-apaan coba. Seokjin magang di bagian marketing. Dia tahu itu. Karena sebelumnya,dia di beritahu Nona Song.
"Tapi pak,saya sudah dibagian marketing." ujar Seokjin sambil menggenggam erat celananya.
"Akan ku katakan kepada Sora untuk menjadikanmu asistenku."
Seokjin hanya diam. Tak membalas. Antara senang,gembira dan jengkel.
Senang akan sering bersamanya,jengkel karena sifatnya.
"Kau tak mau,eoh?"
Seokjin terkejut,dan menggeleng kan kepalanya cepat.
"Tidak-tidak. Saya bersedia,pak."
Dia memandang Seokjin dingin,lalu mengangguk pelan.
"Bagus. Sekarang pindahkan barang-barang mu ke meja di depan ruangan ku. Karena kau asistenku,kau harus siap setiap saat di tempatmu. Kau harus siap dan melakukan apapun tugas yang kuberikan. Mengerti?"Seokjin mengangguk seraya berkata, "Mengerti,pak."
"Sekarang pergilah."
Dia bangkit dari tempat duduk,dan pamit undur diri kepada si Tampan.
Eh,tunggu.
Seokjin belum tahu namanya. Astaga.
Seokjin segera membalikkan badannya,dan melihat papan panjang yang tergeletak di atas meja kerjanya.
"Ada apa?" tanya si Tampan tanpa merubah ekspresinya.
Seokjin memandang lekat si Tampan,dan papan nama bergantian.
'Kim Taehyung'
Ah,itu namanya.
Seokjin tersenyum dan berkata, "Tidak,pak. Permisi."
Seokjin segera berlalu dari hadapannya. Setelah menutup pintu ruangannya,dia bersandar lemah.
Kim Taehyung
Seokjin bisa merasakan pipinya menghangat.
Nama yang bagus. Sesuai dengan tampilannya.Dia bersemu merah,
'Apakah ini yang dinamakan cinta pandangan pertama?'
TBC
Ini udh lama di draft,mungkin udh setahun nganggur di draft. Pernah sempat up tp saya apus lagi.
Kali Ini saya coba up lagi,ada yang mau lagi gak. Klo gk ada bakal saya tarik lagi wkwkKayaknya sedikit sih yang suka tema kantoran gini wkwk
Okedeh pendapat kalian sangat saya butuhkan disini
Vote and comment jgn lupa~
Pinkypingky
KAMU SEDANG MEMBACA
MY BELOVED CEO
Fanfiction[COMPLETE] Diam-diam Kim Seokjin memiliki rasa khusus kepada atasannya sendiri,Kim Taehyung. Sedangkan Kim Taehyung,seorang CEO muda atasan Seokjin,memiliki sifat yang jauh dari kata 'ramah'. Seperti apakah jalan cerita Seokjin? Mampukah Seokjin men...